Wednesday 6 January 2016

PENGUMUMAN REKRUTMEN PEGAWAI NON PNS RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 2016

PENGUMUMAN REKRUTMEN PEGAWAI NON PNS  RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 2016
Bersama ini diberitahukan bahwa RSUP Dr. Kariadi akan menyelenggarakan Rekrutmen Pegawai Non PNS dengan ketentuan sebagai berikut  
I. PERSYARATAN  UMUM 1. Warga Negara Republik Indonesia 2. Pada tanggal 1 Januari 2016 usia :   Pendidikan D3 minimum 20 tahun maksimum 35 tahun  Pendidikan Ners minimum 23 tahun maksimum 35 tahun 3. Memiliki ijazah yang dikeluarkan oleh Institusi Pendidikan Negeri atau Swasta yang terakreditasi minimal B 4. Bersedia mengikuti jadwal dinas shift 5. Bersedia berdomisili di Semarang 6. Indeks Prestasi Kumulatif ( IPK) : ≥ 3.00 7. Kriteria Performance : a. Formasi Perawat, Radiografer dan Pelaksana Sterilisasi : Tinggi badan minimum 155 cm (wanita) dan 160 cm (pria)  b. Formasi Tenaga Teknik Kefarmasian : Tinggi badan minimum 150 cm (wanita) dan 155 cm (pria)  c. Berat Badan ideal/proporsional serta berpenampilan menarik 8. Bagi pelamar wanita yang sudah menikah, pada saat melamar tidak dalam keadaan hamil dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium 9. Lulus dalam semua tahapan seleksi meliputi seleksi administrasi, seleksi performance, ujian tulis, psikotest, ujian ketrampilan dan wawancara dan uji kesehatan 10. Sehat jasmani dan rohani. 11. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena suatu tindakan pidana kejahatan. 12. Tidak pernah terlibat dalam suatu kegiatan/gerakan yang menentang Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.
 
13. Bersedia mematuhi segala peraturan yang ada di RSUP Dr. Kariadi, dan sanggup tidak merokok selama bekerja dan berada di lingkungan rumah sakit umum pusat Dr. Kariadi
II. FORMASI YANG DIBUTUHKAN DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN Penerimaan pegawai non PNS melalui jalur umum tahun 2016 dengan rincian sebagai berikut :
NO
KODE FORMASI
JENIS PENDIDIKAN FORMASI JUMLAH
1 SDM.01 S1 Ners Perawat 95 2 SDM.02 D3 Perawat Perawat 64 3 SDM.03 D3 Perawat Pelaksana Sterilisasi 5 4 SDM.04 D3 Farmasi Tenaga Teknis Kefarmasian 27
5 SDM.05
D3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Radiografer 10
JUMLAH 201    
III. TATA CARA PENDAFTARAN DAN KELENGKAPAN PERSYARATAN.  1. Calon pelamar melakukan registrasi online melalui website RSUP Dr. Kariadi dari tanggal 7 sd 16 Januari 2016  2. Setelah melakukan pendaftaran online dan mendapatkan bukti registrasi online, calon pelamar membuat lamaran kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi  3. Berkas lamaran dikirim melalui Kantor Pos atau Jasa Pengiriman Lainnya 4. Batas waktu pengiriman berkas paling lambat tanggal 17 Januari 2016 per Cap POS serta berkas harus dapat diterima oleh Panitia paling lambat tanggal 18 Januari 2016 jam 12.00 WIB. 5. Bagi pendaftar yang mengirimkan lamaran secara langsung/tidak memakai jasa pengiriman surat serta mengirimkan lamaran sebelum dan sesudah tanggal ditetapkan dinyatakan tidak berlaku/tidak sah/gugur.  
 
6. Lamaran ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi, dengan melampirkan :  
a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir b. Fotokopi transkrip nilai yang dilegalisir c. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) d. Surat Keterangan Sehat dari Dokter ( Keterangan dokter dari instansi pemerintah) e. Bagi pelamar wanita yang sudah menikah wajib melampirkan hasil tes kehamilan dari Laboratorium. f. Print Out Formulir Biodata Pelamar online g. Fotokopi STR (Formasi Perawat, Radiografer, dan TTK) h. Foto ukuran postcard 1 badan berwarna sebanyak 1 lb (di sebaliknya ditulis nama dan alamat pelamar) terbaru, tampak depan i. Sertifikat atau Surat Keterangan Akreditasi  
7. Formulir biodata harus diisi lengkap terlebih dahulu secara online kemudian di cetak dan dikirimkan bersama dengan berkas lamaran (di cetak dua, satu dikirim bersama berkas lamaran dan satu dibawa saat mengikuti seleksi performance jika dinyatakan lolos seleksi administrasi)
8. Berkas lamaran tersebut dimasukkan dalam amplop tertutup. Pada pojok kiri atas ditulis formasi dan jenis pendidikan yang dilamar sesuai dengan pengumuman (Contoh : sebagaimana tercantum dalam lampiran II).  
9. Pengajuan lamaran berdasarkan pada yang dibutuhkan/dibuka dan kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan pada jabatan.  
10.   Setiap peserta pendaftar/pelamar hanya diperbolehkan mengajukan 1 (satu) jenis formasi yang dilamar.
IV. PENGUMUMAN HASIL SELEKSI  Pengumuman proses penerimaan  akan disampaikan oleh Panitia melalui papan pengumuman & website RSUP Dr Kariadi dengan rincian sbb : o Lulus seleksi administrasi tanggal 19 Januari 2016
 
o Seleksi Performance  tanggal  21 Januari 2016 o Ujian Tulis   tanggal  22 Januari 2016 o Lulus ujian tulis    tanggal  23 Januari 2016 o Ujian Psikotest   tanggal           25 Januari 2016 o Ujian Ketrampilan & Wawancara tanggal   28 Januari 2016 o Pengumuman akhir              tanggal              30 Januari 2016 ( Jadwal dapat berubah sewaktu waktu apabila diperlukan)  
V. LAIN-LAIN 1. Seluruh proses rekrutmen pegawai non PNS mulai dari proses pendaftaran/pelamaran, pelaksanaan seleksi sampai dengan penentuan kelulusan TIDAK DIPUNGUT BIAYA (kecuali pengiriman surat lamaran oleh masing-masing pelamar melalui jasa pengiriman surat) dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, nepotisme serta pemalsuan dokumen.  
2. Bagi pelamar yang terbukti melakukan perjokian atau memberikan Keterangan PALSU dinyatakan Tidak LULUS / GUGUR dan akan dikenakan sanksi hukum yang berlaku.  
3. Selama pelaksanaan rekrutmen pegawai non PNS, panitia tidak menerima/melayani berkas lamaran yang dikirimkan secara langsung.  
4. Seluruh dokumen yang telah diserahkan, menjadi milik Panitia dan tidak dapat diminta kembali.  
5. Saat mengikuti tahapan seleksi,  peserta wajib berpakaian rapi, baju ber krah dan memakai sepatu (tidak boleh mengenakan kaos dan sandal jepit)
6. Pengumuman kelulusan tiap tahapan seleksi dapat dilihat di papan pengumuman  &  website sesuai tanggal yang sudah terjadwal ( Point IV. Pengumuman Hasil Seleksi)
7. Keputusan Panitia Rekrutmen Pegawai Non PNS RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2016 tidak dapat diganggu gugat.    
 
Lampiran I :  Warna Stopmap
No Pendidikan Warna Stopmap 1 Ners BIRU 2 D 3 Perawat (Formasi Perawat) MERAH 3 D 3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi KUNING  4 D 3 Farmasi HIJAU 5 D3 Perawat (Formasi Pelaksana Sterilisasi) ORANGE
Lampiran

Monday 4 January 2016

konsep/ LP Arterial ulcer (ulkus arteri)

Arteri Ulcer

A.     Definisi
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke extrimitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.
B.     Tanda dan Gejala
a.       Full-thickness
b.      Tampilan menekan keluar
c.       Tepi luka halus
d.      Nyeri meskipun tanpa infeksi; nyeri dapat dikurangi dengan menurunkan kaki dibawah permukaan jantung (menggantung kaki di tepi tempat tidur).
e.       Klien lebih suka tidur di kursi yang berdampak negatif pada penyembuhan potensial
f.        Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja pada tungkai bawah atau kaki
g.       Ekstremitas bawah dingin
h.       Kulitpucat, mengkilap, kencang, dan tipis
i.         Periwound kulit pucat
j.        Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/ tidak ada
k.      Drainase minimal
l.         Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang
m.     Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer


C.     Faktor resiko
a.       Insufisiensi vaskular
b.      Diabetes Mellitus dengan kontrol glikemik yang buruk
c.       Mobilitas sendi terbatas
d.      Alas kaki tidak memadai
e.       Kelainan struktural kaki.
f.        Retinopati
g.       Penyakit ginjal
h.       Riwayat ulkus
i.         Peningkatan usia
D.    Prognosis
Arterial ulcer termasuk jenis luka kronis yang sulit sembuh (hard to heal wound), sebab penyembuhan luka bergantung pada suplay oksigen ke jaringan. Pada arterial ulcer apabila proses penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan maka perlu dilakukan pengkajian ulang dan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab dan memastikan patofisiologi luka. Beberapa kondisi yang mungkin mempersulit yaitu:
a.       Infeksi.
b.      Benda asing.
c.       Diabetes mellitus.
d.      Blood dyscrasias.
e.       Deep venous thrombosis.
f.        Progressive arterial disease.
g.       Lymphoedema.
h.       Osteoarthritis.
i.         Rheumatoid arthritis.
j.        Gout.
k.      Oateomyelitis.
l.         Atrophie blanche.
m.     Vasculitis.
n.       Pyoderma gangrenosum.
o.      Neoplasma, benigna atau maligna.
p.      Fictitious wounding


E.     Pengkajian
Pada pengkajian mungkin ditemukan nyeri saat berjalan dan hilang saat istirahat, hal ini dikenal sebagai intermittent claudication. Nyeri juga bisa terjadi di malam hari ketika pasien berbaring dan hilang bila kaki ditinggikan. Riwayat kesehatan masa lalu perlu dikaji adanya peripheral vascular disease atau arterial surgery. Riwayat merokok juga perlu untuk diperhatikan.
Kaki mungkin teraba dingin saat palpasi, dan nampak mengkilap serta bulu-bulu kaki mungkin berkurang sampai menghilang. Kaki nampak pucat bila ditinggikan dan kemerahan/kebiruan bila direndahkan. Nadi dorsal pedis mungkin menurun bahkan menghilang. Apabila terjadi ischemic maka pemeriksaan ABPI dibawah 0.9. Bila pasien telah terkena intermittent claudication maka nilai ABPI antara 0.5-0.9. Adanya nyeri saat istirahat dengan nilai ABPI dibawah 0.5 menunjukkan adanya critical ischemia sehingga pasien perlu dirujuk ke bedah vascular


F.      Patofisiologi
Ulserasi arteri (atau ulserasi iskemik)  dapat disebabkan oleh salah satu aterosklerosis progresif atau embolisasi arteri. Keduanya menyebabkan iskemia dan ulserasi pada kulit. Ulserasi arteri muncul akibat berkurangnya pasokan darah arteri keekstremitas bawah. Penyebab paling  umum adalah penyakit aterosklerosis pada arteri berukuran sedang atau besar. Penyebab lainnya termasuk diabetes, thromboangitis, vaskulitis, pioderma gangren osum, thalassemia, dan penyakit selsabit, beberapa di antaranya mungkin predisposisi pembentukan ateroma. Kerusakan lebih lanjut pada sistem arteri terjadi pada hipertensi bersamaan dengan kerusakan lapisan tunika intima arteri. Penurunan suplai darah berakibat pada hipoksia dan kerusakan jaringan. Episode trombotik dan athero embolic dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan pembentukan ulkus.
G.    Menejemen Ulserasi Arteri
Manajemen ulkus arteri salah satunya dilakukan dengan meningkatkan suplai darah kedaerah yang terpengaruh. Memposisikan ekstremitas dalam posisi tergantung dapat memfasilitasi aliran darah oleh gravitasi melalui pembuluh kolateral. Debridement jaringan yang rusak tidak harus dilakukan dengan adanya iskemia karena aliran darah tidak cukup untuk menyembuhkan luka yang baru. Luka tanpa aliran arteri yang memadai harus tetap kering-kontras dengan prinsip penyembuhan luka lembab untuk ulkus dengan suplai darah yang cukup. Kelembaban menyediakan tempat pertumbuhan bakteri jika terdapat eschar, slough, atau gangren pada luka.
Luka dengan suplai darah yang memadai dan yang memungkinkan untuk sembuh harus menggunakan dressing dengan produk yang mendukung prinsip-prinsip penyembuhan luka lembab. Dressing ini termasuk hydrokoloid, film tipis, foam dan, jika tidak tersedia, kasa saline lembab dapat digunakan. Jaringan sekitarnya yang utuh harus dilindungi dari akumulasi cairan, yang dapat membasahi kulit yang sehat di tepiluka.
1.    Manajemen Pencegahan.
·      Hindari paparan suhu panas atau dingin atau perubahan temperature secara tiba-tiba.
·      Hindari penggunaan celana yang ketat dan sepatu yang sempit.2
·      Perawatan kaki secara teratur.
·      Duduk dengan kaki dalam posisi netral atau menggantung (dependent).
·      Tinggikan sisi kepala tempat tidur.
·      Gunakan celana yang bisa menyerap keringat.
2.    Manajenen Debridement.
·      Surgical atau Conservative sharp wound debridement (dengan mengunakan gunting dan scalpel).
·      Autolytic debridement; dengan menggunakan: Hydrogels, Hydrocolloid paste/powder, atau Hydrocolloid dressing.
·      Mechanical Debridement, dengan menggunakan kompressi normal saline.
·      Enzymatic Debridement, dengan menggunakan varidase atau elase.
·      Manajemen Infeksi.
·      Perawatan kaki secara umum.
·      Cuci kaki dengan air hangat atau bersihkan dengan normal saline.
·      Penggunaan antibiotic sistemik apabila ata tanda-tanda klinis infeksi.
·      Tulle gras (bila dengan antiseptic gunakan dalam waktu yang tidak lama).
·      Calcium alginate.
·      Kompressi dengan normal saline (untuk intensive cleaning).
·      Foam dressing.
·      Manajemen Dermatitis/Eczema
·      Perawatan kaki secara umum.
·      Cuci dengan air hangat atau bilas dengan normal saline
·      Test lergi.
·      Hindari penggunaan allergen.
·      Kortikosteroid topical.
·      Pemilihan balutan yang tepat sesuai dengan jenis luka (hindarkan balutan sintetik).
·      Balutan yang dianjurkan; Cotton tulle gras, hydrogel, hydrocolloid, calcium alginate, atau foam dressing.
Luka arteri termasuk luka yang sulit sembuh sehingga intervensi pembedahan artery menjadi satu-satunya pilihan untuk memperbaiki aliran darah. Percutaneous transluminal angioplasty sangat efektif untuk mendukung penyembuhan arterial ulcer (Ray, et al 1995) dimana standar prosedur pembedahan adalah bypass graft.
Bila pasien mengalami nyeri hebat, pain control merupakan esensi utama dalam manajemen arterial ulcer. Pasien sebaiknya dianjurkan berhenti merokok. Latihan ringan pada tungkai bisa mendukung pembentukan collateral pembuluh darah sehingga bisa meningkatkan perfusi jaringan. Tungkai juga dipertahankan tetap hangat sebab dingin dapat menstimulasi nyeri.
Tujuan utama manajemen arterial ulcer adalah melepaskan jaringan nekrotik dan mencegah infeksi (dealey). Pemilihan balutan yang tepat bergantung pada penampakan luka, jumlah eksudat dan posisi ulcer. Yang perlu diperhatikan bahwa apapun balutan yang digunakan harus dipastikan bahwa balutan tersebut tidak mengganggu aliran darah, oleh karena itu penggunaan terapi kompressi (compression bandage) sebaiknya tidak digunakan.


1.      u terbuka atau berjalan tanpa alas kaki.

Laporan pendahuluan / Konsep ulkus vena (venous ulcer)

Ulkus vena (ulkus stasis)
1.     Definisi
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena, biasanya terjadi di kaki.

2.     Patofisiologi
Terdapat dua hipotesis yang menjelaskan terjadinya ulkus vena. Pertama terjadi distensi pada kapiler karena stasis vena. Hal ini menyebabkan pemecahan fibrinogen dalam lapisan dermis. Seiring berjalannya waktu akan terbentuk jendalan fibrin perikapiler yang akan mengganggu pengiriman oksigen, nutrient, atau faktor pertumbuhan ke jaringan yang terkena.
Hasilnya,terjadi hipoksia yang berakhir dengan fibrosis dan kemudian ulkus. Hipotesis   lain   beranggapan   bahwa   endothelium   dirusak   selama   terjadinya   peningkatan tekanan vena dan terjadi aktivasi leukosit. Enzim proteolitik dan radikal bebas dibebaskan keluar melalui dinding pembuluh darah yang rusak, kemudian merusak jaringan sekitar,hingga menyebabkan injuri dan ulkus.

3.     Faktor risiko ulkus vena:
a. Varises vena
b. Thrombosis vena dalam
c. Insufisiensi vena kronis
d. Fungsi pompa otot yang buruk
e. Fistula arteri-vena
f. Obesitas
g. Riwayat fraktur kaki


4.    Gejala dan tanda ulkus venaa.
a.       Nyeri ringan hingga berat yang berkurang dengan elevasi kaki
b.      Biasanya berlokasi pada proksimal dari maleolus medial
c.       Dasar luka terdiri dari jaringan granulasi, bayangan kekuningan atau material fibrinyang berwarna keputihan.
d.      Kulit sekitar luka mengalami pigmentasi, maserasi karena eksudat yang banyak,dan dermatitis.
e.       Varises vena
f.       Edema
g.      Pulsasi arteri teraba (membedakan dengan ulkus arteri)



5.     Penilaian   ulkus
Penilaian ulkus vena   dapat   dilakukan   dengan   metode Doppler   Ankle   Brachial   Pressure Index (ABPI) yang merupakan penilaian objektif untuk mengidentifikasi penyakit arterial.
a.       ABPI 0.92-1.30: normal
b.      ABPI > 1.30: mengindikasikan kalsifikasi arteri yang non compressible.
c.       ABPI 0.5-0.92: klasifikasi ringan hingga sedang
d.      ABPI   0.00-0.5:   mengindikasikan   penyakit   arteri   perifer.   Terapi   kompresi dikontraindikasikan pada pasien ini.

6.     Penatalaksanaan
Pembersihan luka
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni irigasi dengan normal salin.
Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat mencegah infeksi silang.Dressing dipilih yang tidak menimbulkan alergi dan tidak merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai dressing yang bersifat absorpsi. Pada luka  yang  terinfeksi apabila gejala dan  tanda  infeksi  sistemik muncul  dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis dengan infeksiaktif dan terlokalisasi.
Terapi kompresi
Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang tidak terkomplikasi (ABPI>0.8). Terapi ini dapat mengurangi hipertensi vena superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki aliran balik vena dengan meningkatkan kecepatan aliran vena dalam.Pada   kebanyakan   kasus   ulkus   vena   dapat   sembuh   dengan   cara   tersebut.   Namun   pada beberapa kasus terapi kompresi tidak adekuat dalam penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan terapi operasi. Terapi bedahTerapi bedah yang dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena yakni revaskularisasi, ligasivena yang mengalami perforasi, amputasi dan rehabilitasi. Ligasi vena superficial terbuktidapat mengurangi angka rekurensi ulkus vena, dimana angka rekurensi sebesar 56% terjadi pada ulkus vena yang diterapi dengan kompresi saja yang menurun hingga 31% bila diterapidengan kompresi dan bedah.

7.     Klasifikasi Venous Ulcer
0 : Tidak ada luka sama sekali
1 : Adanya edema pada kaki.
2 : Adanya luka pada sub kulit dan ligament.
3 : Luka sampai tulang.

4 : Adanya gangrene

Friday 1 January 2016

Kandungan Gizi & Manfaat Sari Ikan Gabus / Kutuk untuk Kesehatan Keluarga.

Kandungan dan Khasiat Sari Ikan Gabus / Ikan Kutuk. Ikan gabus/ ikan kutuk (bahasa Jawa) memiliki nama latin Channa striata adalah ikan predator yang bisa ditemui di danau atau sungai yang berarus tenang. Ikan gabus atau ikan kutuk ini memiliki kepala seperti ular, sehingga diluar negeri biasa disebut dengan snike fish.

Ikan gabus / ikan kutuk adalah ikan yang banyak dijumpai di Indonesia, yang sudah dikenal oleh orang-orang tua dulu digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka khitan, luka sehabis melahirkan, luka bakar, dan luka-luka lainnya.

Selain itu bayi atau anak kecil juga sudah sering diberikan ikan gabus ini oleh orang-orang tua dulu. Tetapi jarang dari orang tua dulu mengetahui apa saja yang terkandung dalam ikan gabus/ ikan kutuk ini. Mengapa ikan gabus / ikan kutuk ini bisa berkhasiat. Hal ini belum diketahui sampai ada penelitian dari Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang yang mengungkapkan kehebatan dari kandungan gizi dan khasiat ikan gabus ini bagi kesehatan.

Kandungan Gizi Ikan Gabus / Ikan Kutuk
Diungkapkan dalam penelitian Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, bahwa ikan gabus / ikan kutuk memiliki kandungan protein albumin tertinggi dibandingkan dengan sumber protein albumin dari ikan-ikan yang lain, seperti: ikan lele, ikan bandeng, ikan mas, ikan nila, dan lain-lain. Termasuk kadar protein ikan gabus / ikan kutuk juga tertinggi dibandingkan dengan bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti: telur, daging ayam, dan daging sapi.

Per 100 gram, kadar protein telur hanya 12,8 gram, daging ayam 18,2 gram, daging sapi 18,8 gram sedangkan ikan gabus / ikan kutuk mencapai 25,2 gram. Sangat jauh terpautnya. Nilai plus ikan gabus / ikan kutuk yang lain ialah ikan ini memiliki nilai cerna yang sangat baik yakni mencapai lebih dari 90%. Selain itu protein kalogen ikan gabus / ikan kutuk juga lebih rendah dibanding dengan daging ternak, yang menyebabkan tekstur daging ikan gabus/ ikan kutuk lebih empuk dibanding dengan yang lain.

Inilah yang menyebabkan kenapa orang tua dulu memberikan ikan gabus / ikan kutuk ini kepada anak-anak, orang tua, atau orang sakit, tak lain dikarenakan protein yang dikandung oleh ikan gabus / ikan kutuk sangat mudah dicerna oleh bayi, anak-anak, manula/lansia, serta pasien-pasien penyakit berat yang mengalami kekurangan albumin.

Keunggulan protein yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk lainnya menurut penelitian Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno  adalah sangat kaya akan albumin. Albumin adalah salah satu jenis protein yang mencapai 60% dari total plasma protein dalam darah manusia. Kadar albumin dalam ikan gabus / ikan kutuk sangat tinggi yakni 62,24 g/kg, sementara telur hanya 9,34 g/kg

Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu membantu pembentukan dan perbaikan jaringan sel dalam tubuh manusia.


Manfaat dan Khasiat Albumin Ikan Gabus / Ikan Kutuk
Didalam Ilmu kedokteran barat, albumin digunakan untuk mempercepat penyembuhan jaringan sel yang terbelah, seperti luka operasi atau pembedahan. Selain itu Albumin juga berguna untuk membangun dan memperbaiki jaringan sel yang mati, termasuk pada luka diabetes mellitus, luka bakar, jaringan kulit yang mati, organ tubuh yang luka seperti maag pada lambung dll. Untuk anak-anak dapat digunakan untuk membangun jaringan tubuhnya agar perkembangan dan pertumbuhan badannya optimal, untuk lansia agar memperbaiki jaringan sel organ yang telah aus.

Fungsi lain albumin adalah sebagai anti oedema / pembengkakan pada kaki akibat kekurangan albumin dalam tubuh. Hal ini biasa dialami oleh pasien penyakit gagal ginjal, diabetes mellitus, stroke, TBC, dan kanker sirosis. Karena albumin berfungsi untuk mengatur tekanan osmotic dalam darah. Albumin menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat mempertahankan volume darah dalam tubuh agar tidak terjadi pembengkakan / oedema.

Dalam konteks anak-anak , bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal.


Penelitian Khasiat Albumin Ikan Gabus / Ikan Kutuk
Untuk memperjelas bukti empiris maupun klinis akan Manfaat dan Khasiat ikan gabus atau ikan kutuk, kami berikan beberapa bukti penelitian ilmiahnya dari beberapa peneliti, berikut ringkasannya:

Penelitian dilakukan oleh bagian bedah RS Umum, Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien pascaoperasi dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl) menjadi normal.

Penelitian juga dilakukan oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari Universitas Hasanudin, Makassar, menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan, meningkat tajam setelah beberapa kali mengonsumsi ikan gabus. Hal tersebut mempercepat kesehatan pasien.

Selain itu ada penelitian yang telah dilakukan di Universitas Hasanudin juga menunjukkan pemberian ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari dapat meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat meningkatkan kadar albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik secara perlahan dan ketahanan tubuhnya meningkat.

Dan yang paling sering dijadikan rujukan atas penelitian albumin ikan gabus atau ikan kutuk adalah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang, telah membuktikan kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus untuk menggantikan serum albumin impor. Harga serum albumin impor mencapai jutaan rupiah per 10 milimeter. Padahal, dalam satu kali operasi paling tidak dibutuhkan 30 milimeter. Penggunaan ekstrak ikan gabus ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasi pembedahan yang selama ini dikenal sangat mahal. Karena tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Albumin inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka.

Lantas Adakah Efek Samping Jika Kelebihan Albumin?
Tidak ada! Jika mengkonsumsi berlebihan albumin ini tidak akan menyebabkan kelebihan albumin (hiper albumin). Ketika pasokan albumin berlebih, tubuh akan menyimpannya sebagai massa otot, sehingga orang sehat pun aman mengkonsumsi albumin sebagai suplemen.

Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, akan mengganggu metabolisme tubuh. Orang tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak bugar.

Itulah sebabnya, bagi semua orang baik yang sehat maupun yang sakit, usahakan untuk selalu mengkonsumsi Protein Albumin Ikan Gabus / Kutuk secara rutin untuk  meningkatkan kadar albumin dalam darah.


Kesimpulan
Jadi Ikan gabus atau ikan kutuk ternyata sangat  kaya akan protein albumin, jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Sebagai pendamping obat TBC. Selain itu zat gizi yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk diperlukan untuk memperkuat imunitas (sistem kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Konsumsi ikan gabus / ikan kutuk sebanyak 2 kg per hari dalam waktu 8 hari bisa meningkatkan kadar albumin agar mencapai standar ideal yakni 3,5-5 g/dl. Cara lainnya adalah dengan membuat jus ikan gabus yang sudah dikukus terlebih dahulu.

IMPLIKASI PADA PERAWAT LUKA

Perawat merupakan profesi kesehatan yang paling sering bahkan hampir selalu melakukan perawatan luka, akan tetapi keterbatasan wewenang perawat untuk memberikan terapi farmakologis bagi pasien kadang-kadang menjadi hambatan perawat untuk membantu pasien mencapai kesembuhannya secara optimal. Pemberian albumin dari ikan gabus dapat digolongkan tidak melanggar kode etik yang ada sehingga perawat dapat menganjurkan klien untuk memberikan albumin dari ikan gabus dalam bentuk langsung maupun dalam bentuk kapsul

Perawat khususnya perawat luka, akan sangat banyak menemui pasien dengan kondisi yang tepat untuk pemberian albumin ini. jadi OBAT APAKAH YANG BISA DIBERIKAN OLEH PERAWAT? Jawabannya @ALbumin!! bagi saudara perawat yang berbahagia, berjuanglah secara optimal mulai sekarangdalam menangani pasien khususnya dengan luka.



Pro albumin isi 60 kapsul
Harga 50 rb,,
Kenapa murah? produk ini ditawarkan untuk perawat umum/ luka yang menganjurkan pasiennya konsumsi albumin ini, harga jual albumin ini dipasaran mencapat 150 rb. bukan niat untuk mengambil keuntungan dari pasien tetapiapa salahnya jika kita mulai menghargai profesi kita sendiri?
sms/wa 085641705560
bbm 5229CC5D
Ns. Abi sufyan Harits., S.Kep, CWCCA

iklan perawatan luka

iklan