Ulkus
vena (ulkus stasis)
1. Definisi
Ulkus
vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena, biasanya
terjadi di kaki.
2. Patofisiologi
Terdapat
dua hipotesis yang menjelaskan terjadinya ulkus vena. Pertama terjadi distensi
pada kapiler karena stasis vena. Hal ini menyebabkan pemecahan fibrinogen dalam
lapisan dermis. Seiring berjalannya waktu akan terbentuk jendalan fibrin
perikapiler yang akan mengganggu pengiriman oksigen, nutrient, atau faktor
pertumbuhan ke jaringan yang terkena.
Hasilnya,terjadi
hipoksia yang berakhir dengan fibrosis dan kemudian ulkus. Hipotesis lain
beranggapan bahwa endothelium
dirusak selama terjadinya
peningkatan tekanan vena dan terjadi aktivasi leukosit. Enzim
proteolitik dan radikal bebas dibebaskan keluar melalui dinding pembuluh darah
yang rusak, kemudian merusak jaringan sekitar,hingga menyebabkan injuri dan
ulkus.
3. Faktor risiko ulkus vena:
a.
Varises vena
b.
Thrombosis vena dalam
c.
Insufisiensi vena kronis
d.
Fungsi pompa otot yang buruk
e.
Fistula arteri-vena
f.
Obesitas
g.
Riwayat fraktur kaki
4.
Gejala dan tanda
ulkus venaa.
a. Nyeri
ringan hingga berat yang berkurang dengan elevasi kaki
b. Biasanya
berlokasi pada proksimal dari maleolus medial
c. Dasar
luka terdiri dari jaringan granulasi, bayangan kekuningan atau material
fibrinyang berwarna keputihan.
d. Kulit
sekitar luka mengalami pigmentasi, maserasi karena eksudat yang banyak,dan
dermatitis.
e. Varises
vena
f. Edema
g. Pulsasi
arteri teraba (membedakan dengan ulkus arteri)
5. Penilaian
ulkus
Penilaian
ulkus vena dapat dilakukan
dengan metode Doppler Ankle
Brachial Pressure Index (ABPI)
yang merupakan penilaian objektif untuk mengidentifikasi penyakit arterial.
a. ABPI
0.92-1.30: normal
b. ABPI
> 1.30: mengindikasikan kalsifikasi arteri yang non compressible.
c. ABPI
0.5-0.92: klasifikasi ringan hingga sedang
d. ABPI 0.00-0.5:
mengindikasikan penyakit arteri
perifer. Terapi kompresi dikontraindikasikan pada pasien
ini.
6. Penatalaksanaan
Pembersihan
luka
Pembersihan
luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni irigasi dengan normal
salin.
Pemakaian
dressing
Pemakaian
dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat mencegah infeksi
silang.Dressing dipilih yang tidak menimbulkan alergi dan tidak merusak dasar
luka. Pada kasus ulkus yang memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai dressing
yang bersifat absorpsi. Pada luka
yang terinfeksi apabila gejala
dan tanda infeksi
sistemik muncul dapat digunakan antibiotik
sistemik dan bila hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal
lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis dengan infeksiaktif
dan terlokalisasi.
Terapi
kompresi
Terapi
kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang tidak terkomplikasi (ABPI>0.8).
Terapi ini dapat mengurangi hipertensi vena superfisial, mengurangi edema serta
memperbaiki aliran balik vena dengan meningkatkan kecepatan aliran vena dalam.Pada kebanyakan
kasus ulkus vena
dapat sembuh dengan
cara tersebut. Namun
pada beberapa kasus terapi kompresi tidak adekuat dalam penyembuhan
ulkus vena, sehingga diperlukan terapi operasi. Terapi bedahTerapi bedah yang
dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena yakni revaskularisasi, ligasivena
yang mengalami perforasi, amputasi dan rehabilitasi. Ligasi vena superficial
terbuktidapat mengurangi angka rekurensi ulkus vena, dimana angka rekurensi
sebesar 56% terjadi pada ulkus vena yang diterapi dengan kompresi saja yang
menurun hingga 31% bila diterapidengan kompresi dan bedah.
7. Klasifikasi Venous Ulcer
0
: Tidak ada luka sama sekali
1
: Adanya edema pada kaki.
2
: Adanya luka pada sub kulit dan ligament.
3
: Luka sampai tulang.
4
: Adanya gangrene
No comments:
Post a Comment