Monday 4 January 2016

Laporan pendahuluan / Konsep ulkus vena (venous ulcer)

Ulkus vena (ulkus stasis)
1.     Definisi
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena, biasanya terjadi di kaki.

2.     Patofisiologi
Terdapat dua hipotesis yang menjelaskan terjadinya ulkus vena. Pertama terjadi distensi pada kapiler karena stasis vena. Hal ini menyebabkan pemecahan fibrinogen dalam lapisan dermis. Seiring berjalannya waktu akan terbentuk jendalan fibrin perikapiler yang akan mengganggu pengiriman oksigen, nutrient, atau faktor pertumbuhan ke jaringan yang terkena.
Hasilnya,terjadi hipoksia yang berakhir dengan fibrosis dan kemudian ulkus. Hipotesis   lain   beranggapan   bahwa   endothelium   dirusak   selama   terjadinya   peningkatan tekanan vena dan terjadi aktivasi leukosit. Enzim proteolitik dan radikal bebas dibebaskan keluar melalui dinding pembuluh darah yang rusak, kemudian merusak jaringan sekitar,hingga menyebabkan injuri dan ulkus.

3.     Faktor risiko ulkus vena:
a. Varises vena
b. Thrombosis vena dalam
c. Insufisiensi vena kronis
d. Fungsi pompa otot yang buruk
e. Fistula arteri-vena
f. Obesitas
g. Riwayat fraktur kaki


4.    Gejala dan tanda ulkus venaa.
a.       Nyeri ringan hingga berat yang berkurang dengan elevasi kaki
b.      Biasanya berlokasi pada proksimal dari maleolus medial
c.       Dasar luka terdiri dari jaringan granulasi, bayangan kekuningan atau material fibrinyang berwarna keputihan.
d.      Kulit sekitar luka mengalami pigmentasi, maserasi karena eksudat yang banyak,dan dermatitis.
e.       Varises vena
f.       Edema
g.      Pulsasi arteri teraba (membedakan dengan ulkus arteri)



5.     Penilaian   ulkus
Penilaian ulkus vena   dapat   dilakukan   dengan   metode Doppler   Ankle   Brachial   Pressure Index (ABPI) yang merupakan penilaian objektif untuk mengidentifikasi penyakit arterial.
a.       ABPI 0.92-1.30: normal
b.      ABPI > 1.30: mengindikasikan kalsifikasi arteri yang non compressible.
c.       ABPI 0.5-0.92: klasifikasi ringan hingga sedang
d.      ABPI   0.00-0.5:   mengindikasikan   penyakit   arteri   perifer.   Terapi   kompresi dikontraindikasikan pada pasien ini.

6.     Penatalaksanaan
Pembersihan luka
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni irigasi dengan normal salin.
Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat mencegah infeksi silang.Dressing dipilih yang tidak menimbulkan alergi dan tidak merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai dressing yang bersifat absorpsi. Pada luka  yang  terinfeksi apabila gejala dan  tanda  infeksi  sistemik muncul  dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis dengan infeksiaktif dan terlokalisasi.
Terapi kompresi
Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang tidak terkomplikasi (ABPI>0.8). Terapi ini dapat mengurangi hipertensi vena superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki aliran balik vena dengan meningkatkan kecepatan aliran vena dalam.Pada   kebanyakan   kasus   ulkus   vena   dapat   sembuh   dengan   cara   tersebut.   Namun   pada beberapa kasus terapi kompresi tidak adekuat dalam penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan terapi operasi. Terapi bedahTerapi bedah yang dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena yakni revaskularisasi, ligasivena yang mengalami perforasi, amputasi dan rehabilitasi. Ligasi vena superficial terbuktidapat mengurangi angka rekurensi ulkus vena, dimana angka rekurensi sebesar 56% terjadi pada ulkus vena yang diterapi dengan kompresi saja yang menurun hingga 31% bila diterapidengan kompresi dan bedah.

7.     Klasifikasi Venous Ulcer
0 : Tidak ada luka sama sekali
1 : Adanya edema pada kaki.
2 : Adanya luka pada sub kulit dan ligament.
3 : Luka sampai tulang.

4 : Adanya gangrene

No comments:

Post a Comment

iklan perawatan luka

iklan