Thursday 27 August 2015

Asuhan keperawatan Stroke non hemoragic (SNH)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
Tanggal masuk                        : 19 Mei 2013
Tanggal pengkajian                 : 20 Mei 213
1.      Biodata
Nama                                : Tn. H
Usia                                  : 54 tahun
Jenis kelamin                    : Laki-laki
Alamat lengkap                : Tambakboyo, Mantingan, Ngawi, Jatim
Suku/bangsa                     : Jawa/Indonesia
Status pernikahan             : Menikah
Agama/keyakinan                        : Islam
Pekerjaan                          : Swasta
Diagnosa medik               : Stroke Non Hemoragi
No. medical record          : 01196652
2.      Penanggung jawab
Nama                                : Tn. A
Usia                                  : 25 tahun
Jenis kelamin                    : Laki-laki
Pekerjaan                          : Swasta
Hubungan dengan klien   : Anak

3.      Keluhan Utama
Anggota gerak kiri lemah
4.      Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluhkan anggota gerak kirinya tiba-tiba mengalami kelemahan. Sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kelemahan tiba-tiba terjadi ketika klien bangun tidur. Bicaranya menjadi pelo, wajah terasa kaku dan wajahnya kelihatan merot.  Klien mengatakan tidak merasakan mual maupun muntah. Tidak ada nyeri kepala, BAB dan BAK tidak ada gangguan.
5.      Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien mengatakan, bahwa Tn. H tidak pernah mempunyai riwayat penyakit stroke sebelumnya, namun keluarga klien mengatakan bahwa Tn H mempunyai riwayat DM dan Hipertensi selama 4 tahun, namun jarang kontrol. Keluarga klien juga mengatakan bahwa Tn. H tidak mempunyai riwayat sakit jantung. Keluarga klien menambahkan jika klien baru pertama kali ini masuk RS.
6.      Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan, keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien.
Genogram:





















7.      Pemeriksaan Fisik
a.     Keadaan Umum: Klien tampak lemah
 Kesadaran Compos mentis dengan nilai GCS: 15
b.    Tanda-tanda vital
Tanggal / jam
20 Mei 2013
TD (mmHg)
150/90 mmHg
HR :  Frekuensi
Irama
76 x/menit
reguler
RR :  Frekuensi
Irama
16 x/menit

Suhu ( oC )
36, 5 0C

c.    Kepala sampai Leher
Hal yang dikaji
Keterangan
Kepala
mesosephal, tidak ada massa abnormal
Rambut

rambut berwarna hitam beruban, penyebaran merata, kulit kepala cukup bersih. Rambut tampak kusut dan lembab
Mata

simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tampak anemis, pupil isokor, tidak terdapat benjolan pada mata, penghilatan sedikit kabur
Telinga

simetris, tidak ada serumen yang keluar, tidak terdapat deformitas pada telinga, tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan
Hidung

simetris, tidak ada sekret, tidak ada pengeluaran darah, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mulut
tidak terdapat sariawan, gigi cukup bersih, bibir tidak pecah-pecah, beberapa gigi sudah tanggal.
Leher
Trakea posisi di garis tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.

d.   Jantung
Inspeksi
Ictus cordis tak tampak
Palpasi
Ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi
Pekak
Auskultasi
BJ I-II reguler, gallop (-)

e.    Paru-paru
Inspeksi
Pengembangan paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Palpasi
Taktil fremitus sama antara kanan dan kiri
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Ronki (-), wheezing (-), gurgling (-).

f.     Abdomen
Inspeksi
Tampak datar
Auskultasi
Bising usus : 20x/menit
Palpasi
Nyeri tekan (-)
Perkusi
Timpani

g.    Ekstremitas
Ektremitas atas
Kanan (terpasang infuse NaCl 0,9% 20 tpm)
Kiri
Kesemutan
Edema
Baal
Nyeri
Kesemutan
Edema
Baal
Nyeri
tidak
tidak
tidak
Tidak
tidak
tidak
tidak
Tidak

     Ekstremitas bawah
Kanan
Kiri
Kesemutan
Edema
Baal
Nyeri
Kesemutan
Edema
Baal
Nyeri
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
Tidak

h.    Sistem Integumen
Warna kulit
Turgor
Mukosa bibir
Capilary refill
Decubitus
Gatal kulit
Luka
coklat
elastis
kering
<2 detik
tidak
tidak
tidak
coklat
elastis
lembab
<2detik
tidak
tidak
tidak

i.      Motorik
Tanggal
Kekuatan Otot
kanan/kiri
20 Mei 2013
Atas : 5/2
Bawah : 5/2

Skala kekuatan otot:
Nilai 0: bila tidak terlihat kontrkasi, keadaan lumpuh total.
Nilai 1: bila terlihat sedikit pergerakan, tidak ada pergerakan.
Nilai 2: ada pergerakan pada sendi tetapi tidak mampu melawan gravitasi.
Nilai 3: terdapat pergerakan dan mampu melawan gravitasi.
Nilai 4: mampu melawan gravitasi dan melawan sedikit tahanan.
Nilai 5: dapat melawan gravitasi dan tahanan dengan kekuatan maksimal.




j.      Sistem Persyarafan
Saraf cranial
Pemeriksaan
Hasil (20/5/2013)
Nervus I (Olfactorius)
Hidung kanan


Hidung kiri

Baik, bisa mencium bau minyak kayu putih

Baik, bisa mencium bau minyak kayu putih
Nervus II (Opticus)
Mata kanan


Mata kiri
Ketajaman penglihatan: baik
Lapang pandang baik
Melihat warna: baik
Ketajaman penglihatan: baik
Lapang pandang: baik
Melihat warna: baik
Nervus III (Okulomotoris)
Mata kanan

Mata kiri

Nistagmus
Pupil bulat, isokor,  besar 3mm
Reflek cahaya +
Pupil bulat, isokor, besar 3 mm
Reflek cayaha +
Nistagmus +
Nervus IV (Trochlearis)
Mata kanan

Mata kiri

Pergerakan bola mata ke atas dan ke bawah: baik
Pergerakan bola mata ke atas dan ke bawah: baik
Nervus V (Trigeminus)
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Membuka lebar
Mampu gerakan mengunyah
Mampu gerakan menggigit
Nervus VI (Abduscen)
Mata kanan
Mata kiri
Pergerakan mata lateral: baik
Pergerakan mata lateral: baik
Nervus VII (Facial)
Motorik
Mengernyitkan kening

Tersenyum


Bersiul

Mengangkat alis

Menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya
Sensorik
Daya pengecap pada 2/3 anterior lidah
Otonom
Lakrimasi
Salivasi

Mampu mengernyitkan kening pada kedua sisi wajah, tapi sisi kiri sedikit tertinggal
Mampu mengangkat sudut mulut sebelah kanan, sedang yang kiri tertinggal.
Mulut mampu membentuk bersiul tapi tidak keluar suara siulan.
Mampu mengangkat alis kanan, alis kiri sedikit tertinggal.
Mampu menutup kedua mata dengan rapat dan ketika berusaha dibuka oleh pemeriksa kedua mata mampu menahan posisi tertutup.

Tidak dikaji



Produksi air mata tak berlebih
Produksi saliva berlebih.
Nervus VIII (Vestibulochloclearis)
Telinga kanan



Telinga kiri

Dengan suara bisikan; tidak terlalu jelas
Dengan detik aroji: tidak terlalu jelas
Dengan suara bisikan; tidak terlalu jelas
Dengan detik aroji: tidak jelas
Nervus IX (Glossopharingeus)
Stimulasi dengan tong spatel pada pharing dan palatum mole
Reflek faring menghilang
Nervus X
(Vagus)
Menelan
Bicara
Tidak mampu menelan ludah
Pelo, tidak jelas.
Nervus XI (Accesorius)
Mengangkat bahu
Menoleh melawan tahanan
Mampu mengangkat bah kanan namun yang kiri susah
Mampu menoleh ke dua arah
Nervus XII (Hypoglosus)
Menjulurkan lidah

Menggerakkan lidah ke kanan-kiri
Mendorongkkan lidah ke pipinya
Lidah terjulur agak pendek ke arah kanan
Mampu menggerakkan dengan baik pada kedua arah
Mampu dengan baik


8.      Pengkajian Fungsional
a.       Oksigenasi
Klien mampu bernafas spontan tanpa alat bantu maupun otot bantu pernafasan, jalan napas paten, tidak terdapat pernafasan cuping hidung. Klien bernafas secara regular dan normal dengan RR klien 16x/menit, HR: 76 x/menit, TD:150/90 mmHg, capillary refill <2 detik.
b.      Nutrisi dan Cairan
Klien mengatakan bahwa ia sering tidak  menghabiskan satu porsi makanan yang diberikan biasanya tersisa ¼ porsi. Selera nafsu makan klien menurun, keluarga klien mengatakan, klien sulit utuk menelan. Klien mengatakan klien minum sebanyak 1 botol air mineral (± 660 cc) dalam satu hari satu malam.
c.       Eliminasi
Sejak masuk rumah sakit pola BAK klien dibantu menggunakan  kateter. Haluaran urin per ± 1200 cc/hari, berwarna kuning keruh. Pasien BAB 1 x/hari berwarna kuning kecoklatan konsistensi lembek.
d.      Termoregulasi
Pasien tidak mengalami masalah termoregulasi. Suhu tubuh pasien cenderung dalam batas normal. Suhu saat pengkajian 36, 5oC.

e.       Aktifitas Latihan/ Mobilisasi
Keluarga klien mengatakan jika kegiatan klien sehari-hari adalah bertani. Bertani dari pagi jam 6 sampai jam 10-11 siang. Klien tidak mempunyai kesulitan pergerakan tubuh sebelum sakit ini.
f.       Seksualitas
Klien berjenis kelamin laki-laki seorang kakek yang sudah memiliki 4 cucu serta memiliki keluarga yang erat dan hangat. Selama di rumah sakit klien mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian dan kesediaan anggota keluarga bergantian untuk menjaga klien.
g.      Psikososial
Konsep Diri:
                                             1.      Citra tubuh : klien menerima kondisi fisiknya yang sedang sakit tetapi klien merasa malu bahwa dirinya bau karena di rumah sakit hanya sibin, dan klien tidak bisa keramas setiap hari seperti dulu pada saat belum sakit
                                             2.      Harga diri: Klien  merasa berharga karena punya keluarga yang mengasihinya walaupun kondisi fisiknya menurun.
                                             3.      Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh agar  dapat menjalankan kembali aktifitasnya.
                                             4.      Peran: Saat ini pasien tidak bekerja lagi karena fisiknya yang melemah. Sebelum sakit, klien sehari-hari bertani, namun setelah sakit, klien tidak bisa lagi bertani.
Stress dan koping:
Klien mengatakan tidak betah menjalani perawatan di rumah sakit dan selalu ingin segera sembuh dan pulang. Klien ingin jalan-jalan sendri tanpa bantuan, dan ingin kembali bertani seperti biasanya. Koping klien bila mengalami stres adalah dengan beribadah, istigfar dan ngobrol dengan keluarganya.



h.      Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit klien sangat merasa nyaman berada di rumahnya karena dapat berinteraksi dengan keluarga dan tetangga. Selama sakit klien mengatakan merasa tidak nyaman berada di rumah sakit dan ingin segera sembuh agar cepat pulang dan dapat berkumpul lagi dengan keluarganya serta bersosialisasi dengan tetangganya.
i.        Spiritual
Sebelum sakit, klien menjalankan ibadah sholat lima waktu, sholat tahajud, mengaji, dan puasa sunnah. Namun sejak sakit, klien terbatas dalam melakukan ibadah (sholat, dll).
j.        Higiene
Sebelum sakit klien mandi 2 x/hari, sikat gigi 1 x/hari, keramas setiap mandi, memotong kuku 1 x/minggu tanpa dibantu. Selama sakit klien dibantu untuk sibin oleh keluarganya dan membutuhkan bantuan saat mengenakan dan melepas pakaiannya 1 x/hari. Sejak dirawat di rumah sakit klien tidak pernah gosok gigi, keramas, potong kuku dan menyisir rambut. Rambut tampak kusut dan berminyak
k.      Istirahat Tidur
Keluarga mengatakan sebelum masuk RS : Klien tidur malam kira – kira 7 – 6 jam dan pada siang hari dapat tidur kurang lebih 2 jam-3 jam. Saat pengkajian, keluarga klien mengatakan klien susah untuk tidur.
l.        Rekreasi
Kebutuhan rekreasi klien selama dirumah sakit sangatlah terganggu. Banyak hal yang tidak dapat dilakukan di rumah sakit setelah sakit. Klien hanya bisa tiduran, bahkan untu kekamar mandi sendiri saja klien tidak mampu. Hiburan klien hanyalah keluarga dan tetangga ketika sedang dijenguk.



9.      Pemeriksaan Penunjang
a.         Hasil pemeriksaan laboratorium klinik pada tanggal 20 Mei 2013
Pemeriksaan
Nilai
Satuan
Normal
Keterangan
Hematologi

Hemoglobin
17, 1
gr/dL
12,0-15,6
High
Hematokrit
53
%
33-45
High
Leukosit
13, 0
ribu/ul
4,5-11,0
High
Trombosit
191
ribu/ul
150-400
Normal
Eritrosit
5, 41
juta/ul
4,10-5,10
High
Index eritrosit

GDS
341
mg/dL
60-140
High
SGOT
15
u/l
0-35
Normal
SGPT
13
u/l
0-45
Normal
Creatinin
0, 6
mg/dl
0,6-1,2
Normal
Ureum
38
mg/dl
<50
Normal
PT
13, 3
detik
10, 0-15, 0
Normal
APTT
25, 5
detik
20, 0-40, 0
Normal














10.  TERAPI
Jenis terapi
Dosis
Rute
Indikasi & Cara kerja
Kontra Indikasi
Efek Samping
Infus NaCl
500 ml/8 jam (20 tpm)
Intra vena
Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga homeostasis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu ureum dan kreatinin serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pemberian normal saline dan glukosa menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit.
hipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan. Digunakan dengan pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer dan edema paru
edema jaringan pada penggunaan volume besar (biasanya paru-paru), penggunaan dalam jumlah besar menyebabkan akumulasi natrium.
Sohobion
1 amp/12 jam
Intra vena
Untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karena kekurangan vitamin B1, B6 dan B12 seperti beri-beri, neuritis perifer dan neuralgia
SIFAT:
Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto dan berperan dalam metabolisme karbohidrat.
Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino.
Vitamin B12 berperan dalam sintesis asam nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf.
Hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Penggunaan vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan sindroma neuropati.
Ceftriaxone
2 x 1 gr
Intra vena
Indikasi
Indiksi ceftriaxone adalah infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh bakteri gram positif maupun gram negatif yang resisten atau kebal terhadap antibiotika lain:
·         Infeksi saluran pernapasan
·         Infeksi saluran kemih
·         Infeksi gonore
·         Sepsis
·         Meningitis
·         Infeksi tulang dan jaringan lunak
·         Infeksi kulit.



Cara Kerja:
Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai spekturum luas dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif  terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.
             
Hipersensitif terhadap ceftriaxone atau sefalosporin lainnya.
Gangguan pencernaan: diare, mual, muntah, stomatitis, glositis. Reaksi kulit: dermatitis, pruritus, urtikaria, edema multiforma, dan reaksi anafilaktik. Hematologi: eosinofil, anemia hemolitik, trombositosis, leukopenia, granulositopeia. Gangguan sistem syaraf pusat: sakit kepala. Efek samping lokal: iritasi akibat dari peradangan dan nyeri pada tempat yang diinjeksi. Gangguan fungsi ginjal: untuk sementara terjadi peningkatan BUN. Gangguan fungsi hati: untuk sementara terjadi peningkatan SGOT atau SGPT.
Ranitidine
2 x 50 mg
Intra vena
Indikasi dan Cara Kerja
1.      Pengobatan jangka pendek
tukak usus 12 jari aktif,
tukak lambung aktif,
mengurangi gejala
refluks esofagitis.
2.      Terapi pemeliharaan
setelah penyembuhan tukak
usus 12 jari, tukak lambung.
3.      Pengobatan keadaan
hipersekresi patologis
(misal : sindroma
Zollinger Ellison dan
mastositosis sistemik).
4.      Ranitidine injeksi di
indikasikan untuk pasien
rawat inap di rumah sakit
dengan keadaan
hipersekresi patologis atau
ulkus 12 jari yang sulit diatasi
atau sebagai pengobatan
alternatif jangka
pendek pemberian oral
pada pasien yang tidak bisa
diberi Ranitidine oral.

Penderita yang
hipersensitif
terhadap Ranitidine.
Sakit kepala
Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaie, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.

Kardiovaskuler, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block, premature ventricular beats.

Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jarang dilaporkan : pankreatitis.

Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia.

Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, trombositopenia (pada beberapa penderita). Kasus jarang terjadi seperti agranulositopenia, trombositopenia, anemia, aplastik pernah dilaporkan.

Lain- lain, kasusu hipersensitivitas yang jarang (contoh : bronkospasme, demam, eosinofilia), anafilaksis, edema angioneurotik, sedikit peningkatan kadar dalam kreatinin serum.
Citicolin
250 mg/12 jam
Intra vena
·         Keadaan akut
Kehilangan kesadaran akibat trauma serebral atau kecelakaan lalu lintas dan operasi otak.
·         Keadaan kronik
Gangguan psikiatrik atau saraf akibat apopleksia, trauma kepala dan operasi otak.
·         Memperbaiki sirkulasi darah otak sehingga termasuk stroke iskemik.

Hipersensitivitas
terhadap citicoline.
syok







11.  ANALISA DATA
Nama pasien                     : Tn. H
No. Rekam medik            : 01196652
Ruang rawat                     : Anggrek 2
NO.
DATA FOKUS
MASALAH
ETIOLOGI
1.
DS:
1.        Bicara pelo, dan mengeluh wajah terasa kaku.
2.        Klien mengatakan tidak mampu untuk berjalan dan menopang badan sendiri
3.        Klien megeluh sulit menelan
4.        Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.
DO:
1.        Klien bebicara pelo, tidak jelas.
2.        Kelemahan pada tubuh sebelah kiri, kaki, dan wajah.
3.      Tanda-tanda vital:
TD= 150/90 mmHg
Nadi=76 x/menit
RR= 16 x/menit
T= 36, 5°C
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
Suplai darah dan O2 ke otak menurun
2.
DS:
1.   Klien mengatakan lemah pada tubuh sebelah kiri.
2.   Klien mengatakan tidak mampu untuk berjalan dan menopang badan sendiri
3.   Istri klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
DO:
1.   Klien tampak hanya terbaring ditempat tidur
2.   Penurunan tonus otot pada anggota gerak kanan
3.   Kekuatan otot
 




Hambatan mobilitas fisik
Deficit motorik gerakan inkoordinasi karena terdapat gangguan pada cerebellum.
3.
DS:
Klien bebicara pelo, tidak jelas
Wajah terasa kaku
DO:
Saraf X: bicara klien pelo, tidak jelas.
Gangguan komunikasi verbal
Gangguan pada serebrum

12.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan b.d suplai darah dan O2 ke otak menurun
2.      Hambatan mobilitas fisik b.d deficit motorik gerakan inkoordinasi karena terdapat gangguan pada cerebellum
3.      Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pada serebrum














13.  RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien                       : Tn. H
No. Rekam medik            : 01196652
Ruang rawat                     : Anggrek 2
TGL
NO. DX
TUJUAN
RENCANA TINDAKAN
TTD
20/05/2013
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  3x24 jam klien mampu mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/ membaik dengan kriteria hasil:
1.    Tidak ada tanda perburukan
2.    Tanda-tanda vital dalam batas normal
·      TD= 120/80- 140/100 mmHg
·      Nadi =60-100 x/menit
·      Pernafasan= 18- 24 x/menit
·      Suhu= 36,5- 37,5 °C
1.   Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi  individu/penyebab koma/penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
2.   Monitor dan catat status neurologis secara  teratur
3.   Monitor tanda tanda vital
4.   Evaluasi pupil (ukuran, bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya).
5.   Catat perubahan dalam penglihatan, misalnya pandangan kabur, perubahan lapang pandang/persepsi lapang pandang
6.   Bantu meningkatkan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami gangguan fungsi
7.   Pertahankan posisi head up pada posisi anatomis atau posisi kepala tempat tidur 300
8.   Pertahankan tirah baring, sediakan lingkungan yang tenang, atur kunjungan sesuai indikasi

Kolaborasi
1.      Dengan dokter untuk pemberian terapi obat. NaCl 20 tpm, injeksi ranitidine 30 gr/12 jam, injeksi citicolin 125 mg/12 jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam
Belinda
20/05/2013
2
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu meningkatkan kemampuan mobilitas fisik dengan kriteria hasil:
1.      Mempertahankan posisi optimal dibuktikan tak ada kontraktur
2.      Mendemonstrasikan rentang gerak sendi (ROM).
3.      Mempertahankan integritas kulit.
1.      Ubah posisi minimal setiap 2 jam (terlentang, miring).
2.      Ajarkan latihan rentang gerak (ROM) pasif/aktif pada semua ekstremitas.
3.      Pantau tingkat kemampuan mobilisasi klien
4.      Pantau kekuatan otot
5.      Awasi bagian kulit di atas tonjolan tulang.

Kolaborasi:
1.      Konsul dengan ahli fisioterapi
Belinda
20/05/2013
3
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien mampu berkomunikasi verbal secara efektif dengan kriteria hasil:
1.      Menentukan metode komunikasi untuk berekspresi.
2.      Menggunakan sumber bantuan dengan tepat.
1.      Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk mengulangi permintaan
2.       Sediakan metode komunikasi alternatif seperti menulis di kertas.
3.       Antisipasi dan sediakan kebutuhan pasien.
4.       Bicara langsung kepada pasien dengan perlahan dan jelas.
5.       Anjurkan pengunjung/orang terdekat mempertahankan usahanya untuk berkomunikasi dengan pasien.
Kolaborasi :
1.      Konsul  dengan ahli terapi wicara
Belinda








14.  IMPLEMENTASI
No. Dx
Hari, tanggal, jam
Implementasi
Respon
TTD
1
Senin, 20/5/2013
08.00



Memberikan injeksi ranitidine 30 gr/12 jam, injeksi citicolin 125 mg/12 jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam


Monitor status neurologis




Memeriksa lapang pandang, pandangan kabur





Mempertahankan posisi head up atau posisi kepala tempat tidur 30o



Menilai reaksi pupil terhadap cahaya




Mengukur tanda-tanda vital


S: pasien mengatakan terasa “kemeng” ketika obat dimasukan
O: klien tampak mengelus-elus tangan.

S:-
O: kesadaran composmentis, GCS 15, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang baik


S: klien mengatakan pandangan tidak kabur, masih mampu melihat pada kedua mata.
O: lapang pandang klien masih bagus.



S: klien mengatakan iya bersedia untuk peninggian posisi karena merasa tidak nyaman dengan posisi sebelumnya
O: klien tampak kooperatif

S:-
O: klien kooperatif
Pupil bulat, isokor, 
besar 3mm

S: -
O: TD: 150/90 mmHg, nadi: 76 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu: 36,5oC
Belinda
2

Menganjurkan alih baring setiap 2 jam sekali (terlentang, miring kanan, miring kiri)




Memantau tingkat kemampuan mobilisasi klien




Mengajarkan ROM pada pasien dan keluarga




Mengobservasi kulit pada tonjolan tulang


S: Istri klien mengatakan bersedia membantu suaminya untuk miring ke kanan maupun ke kiri
O: keluarga kooperatif


S: klien mengatakan kaki yang sebelah kiri masih terasa berat dan kaku
O: klien terlihat belum bisa miring kiri maupun miring kenan secara mandiri

S: klien mengatakan anggota gerak kiri masih lemah, tapi bisa digerakan ke kiri dn ke kanan namun dengan bantuan
O: klien mengikuti gerakan dengan baik.

S: klien mengatakan sering miring kanan-miring kiri.
O: tidak ada luka atau kulit kemerahan pada tonjolan tulang.
Belinda
3

Memotivasi klien untuk selalu berlatih berbicara, menyebutkan huruf-huruf vokal dan huruf “R”



Anjurkan orang terdekat mempertahankan usahanya untuk berkomunikasi


Menganjurkan cara alternatif untuk berkomunikasi supaya lebih mudah difahami orang lain yaitu dengan menulis di kertas.

S: klien mengatakan semangat untuk sembuh.
Klien mengatakan “uler melingker lingker”, klien menyebutkan huruf A, I, U, E, O
O : klien kooperatif, klien tampak mengikuti apa yang diajarkan.
S : keluarga klien akan mengajak klien berbicara
O : klien kooperatif

S : istri klien mengatakan kadang bicara Tn. S susah difahami
O: tersedia kertas dan bolpoin.


Belinda
1
Selasa, 21/5/2013
Memberikan injeksi ranitidine 30 gr/12 jam, injeksi citicolin 125 mg/12 jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam



Monitor status neurologis




Memeriksa lapang pandang, pandangan kabur




Mempertahankan posisi head up atau posisi kepala tempat tidur 30o



Menilai reaksi pupil terhadap cahaya




Mengukur tanda-tanda vital



S: pasien mengatakan terasa “kemeng” ketika obat dimasukan
O: obat sudah masuk, klien tampak mengelus-elus tangan

S:-
O: kesadaran composmentis, GCS 15, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang baik


S:
klien mengatakan pandangan tidak kabur, masih mampu melihat pada kedua mata.
O: lapang pandang klien masih bagus.

S: klien mengatakan iya bersedia untuk peninggian posisi karena merasa tidak nyaman dengan posisi sebelumnya
O: klien tampak kooperatif

S:-
O: klien kooperatif
Pupil bulat, isokor, 
besar 3mm

S: -
O: TD: 150/90 mmHg, nadi: 80 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36,3oC
Belinda
2

Menganjurkan alih baring setiap 2 jam sekali (terlentang, miring kanan, miring kiri)



Memantau tingkat kemampuan mobilisasi klien





Mengajarkan ROM pada pasien dan keluarga




Mengobservasi kulit pada tonjolan tulang

S: Istri klien mengatakan bersedia membantu suaminya untuk miring ke kanan maupun ke kiri
O: keluarga kooperatif


S: klien mengatakan kaki yang sebelah kiri masih terasa berat dan kaku
O: klien terlihat belum bisa miring kiri maupun miring kenan secara mandiri

S: klien mengatakan anggota gerak kiri masih lemah, tapi bisa digerakan ke kiri dn ke kanan namun dengan bantuan
O: klien mengikuti gerakan dengan baik.

S: klien mengatakan sering miring kanan-miring kiri.
O: tidak ada luka atau kulit kemerahan pada tonjolan tulang.
Belinda
3

Memotivasi klien untuk selalu berlatih berbicara, menyebutkan huruf-huruf vokal dan huruf “R”




Anjurkan orang terdekat mempertahankan usahanya untuk berkomunikasi
S: klien mengatakan semangat untuk sembuh.
Klien mengatakan “uler melingker lingker”, klien menyebutkan huruf A, I, U, E, O
O : klien kooperatif, klien tampak mengikuti apa yang diajarkan.

S : keluarga klien akan mengajak klien berbicara
O : klien kooperatif
Belinda
1
Rabu, 22/5/2013
Memberikan injeksi ranitidine 30 gr/12 jam, injeksi citicolin 125 mg/12 jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam


Monitor status neurologis




Memeriksa lapang pandang, pandangan kabur




Mempertahankan posisi head up atau posisi kepala tempat tidur 30o



Menilai reaksi pupil terhadap cahaya




Mengukur tanda-tanda vital



S: klien mengatakan bersedia disunti, klien mengatakan tidak kesakitan
O: obat masuk, klien kooperatif

S:-
O: kesadaran composmentis, GCS 15, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang baik


S:
klien mengatakan pandangan tidak kabur, masih mampu melihat pada kedua mata.
O: lapang pandang klien masih bagus.

S: klien mengatakan iya bersedia untuk peninggian posisi karena merasa tidak nyaman dengan posisi sebelumnya
O: klien tampak kooperatif

S:-
O: klien kooperatif
Pupil bulat, isokor, 
besar 3mm

S: -
O: TD: 140/90 mmHg, nadi: 79 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36oC
Belinda
2

Menganjurkan alih baring setiap 2 jam sekali (terlentang, miring kanan, miring kiri)



Memantau tingkat kemampuan mobilisasi klien




Mengajarkan ROM pada pasien dan keluarga




Mengobservasi kulit pada tonjolan tulang

S: Istri klien mengatakan bersedia membantu suaminya untuk miring ke kanan maupun ke kiri
O: keluarga kooperatif

S: klien mengatakan kaki yang sebelah kiri masih terasa berat dan kaku
O: klien terlihat belum bisa miring kiri maupun miring kenan secara mandiri

S: klien mengatakan anggota gerak kiri masih lemah, tapi bisa digerakan ke kiri dn ke kanan namun dengan bantuan
O: klien mengikuti gerakan dengan baik.

S: klien mengatakan sering miring kanan-miring kiri.
O: tidak ada luka atau kulit kemerahan pada tonjolan tulang.
Belinda
3

Memotivasi klien untuk selalu berlatih berbicara, menyebutkan huruf-huruf vokal dan huruf “R”




Anjurkan orang terdekat mempertahankan usahanya untuk berkomunikasi


Mengevaluasi cara komunikasi efektif sesuai kondisi klien.
S: klien mengatakan semangat untuk sembuh.
Klien mengatakan “uler melingker lingker”, klien menyebutkan huruf A, I, U, E, O
O : klien kooperatif, klien tampak mengikuti apa yang diajarkan.

S : keluarga klien akan mengajak klien berbicara
O : klien kooperatif

S : istri Tn H mengatakan kadang bicara Tn H susah dipahami, tetapi sudah leBih baik dari pertama masuk
O : Tn H tampak pelo ketika berbicara.
Belinda





15.  EVALUASI
TGL/ JAM
KODE DX
EVALUASI SOAP
TTD
22/05/2013
13.30
1
S :
Keluarga klien mengatakan masih sulit bicara, bicara pelo.
O:
Klien mengalami kelemahan tubuh bagian kiri.
Parese nervus VII,VIII, IX, X.
Kesadaran composmentis, GCS=15
Tanda-tanda vital:
TD 140/90 mmHg, nadi: 79 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36oC
A: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan b.d suplai darah dan O2 ke otak menurun belum teratasi
P : lanjutkan intervensi.
Pantau status neurologi.
Pantau tanda-tanda vital.
Head up 300
Berikan O2 sesuai advis (3 L/menit).(jika perlu)
Berikan obat sesuai advice
Belinda
22/05/2013

2
S : klien mengatakan lemah anggota gerak kiri, belum bisa berjalan karena kaki tidak bisa menopang tubuh.
klien mengatakan sering alih baring (miring kanan dan miring kiri)
Klien mengatakan tidak ada yang lecet ataupaun rasa sakit pada kulit di bagian tulang yang menonjol
O: Klien tampak hanya terbaring ditempat tidur.
Penurunan tonus otot pada anggota gerak kanan tidak ada luka atau kulit kemerahan pada tonjolan tulang.
Klien mengikuti gerakan ROM pasif dengan baik
A: Hambatan mobilitas fisik b.d deficit motorik gerakan inkoordinasi karena terdapat gangguan pada cerebellum belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Ubah posisi klien setiap 2 jam
ROM pasif terhdap klien
Observasi bagian kulit di atas tulang yang menonjol 




Belinda
22/05/2013
3
S: istri klien mengatakan kemarin menggunakan kertas dan bolpoin untuk menulis sehingga lebih cepat faham.
Istri klien mengatakan sekarang bicara klien sudah lebih baik dari hari sebelumnya, sudah lebih jelas dari hari sebelumnya
O: bicara klien sudah lebih jelas.
A: Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pada serebrum teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Selalu memotivasi klien untuk selalu berlatih berbicara, menyebutkan huruf-huruf vokal dan huruf “R”
Mengingatkan kepada keluarga termasuk istri klien untuk mengajak klien untuk sering berkomunikasi.
Belinda










No comments:

Post a Comment

iklan perawatan luka

iklan