Wednesday 19 August 2015

TUMBUH KEMBANG

A. KONSEP TUMBUH KEMBANG
Merupakan pemberi pelayanan keperawatan, perawat memeberikan pelayanan dari mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang:
1. faktor herediter
2. faktor lingkungan.
Manusia dalam tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kondisi:
1. fisik
2. kogniti
3. psikologis
4. moral
5. spiritual
Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.
Prinsip tumbuh kembang
1. tumbuh kembang terus menerus dan komplek
2. tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
3. tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
4. setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan dapat dimodifikasi
5. tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang
Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb
1. manusia tumbuh secara terus menerus
2. manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan perkembangan
3. manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses pembelajaran dan kematangan
4. masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik tertentu
5. selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.
Tumbuh kembang adalah Orderly (tertib) dan sequential tetapi juga terus menerus dan komplek.
1. Setiap orang memiliki pengalam yang sama bentuknya
2. Setiap bentuk dan tingkat perkembangan adalah khas
Tumbuh kembang memiliki pola teratur dan dapat diprediksi;
1. Cephalocaudal (head to tail)
2. Proximaldistal
3. Symetrical
Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
Contoh syaraf tumbuh khas atau berbeda karena berespon terhadap rangsangan yang berbeda.
Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena beda tahap, jumlah dan dapat dimodifikasi.
1. tulang tumbuh cepat pada tahun pertama, selama tahun sebelum sekolah pertumbuhan tulang melambat
2. bicara berkembang cepat pada usia 3 – 5 tahun
Tahapan tumbuh kembangspesifik untuk setiap orang
Keterampilan dan kematangan fisik dan psikologis berbeda dan khusus dari setiap orang
Teori tumbuh kembang
1. Psychoanalisa dari Sigmund Freud
1). Oral (0-18 bulan), kesenangan berpusat pada mulut
2). Anal (8 bulan – 4 tahun), kesenangan pada anal
3). Phallic (3 tahun – 7 tahun), tertarik pada perbedaan jenis kelamin
4). Latency (5 tahun – 12 tahun)
a. meningkat peran sex
b. proses identifikasi pada orang tua
c. persiapan berperan sebagai orang dewasa dan menjalin hubungan
5). Genital (12 tahun – 20 tahun)
a. Menjalin hubungan dengan hetero seksual
b. Sexual pressures

2. Psichososial dari Erik Erikson
Berdasarkan pada 4 konsep utama
1. tahapan perkembangan
2. tujuan dan tugas perkembangan
3. krisis psikososial
4. proses koping
Tahapan perkembangan
1. basic trust vs mistrust
2. autonomy vs shame & doubt
3. initiative vs guilt (kesalahan)
4. industri vs inferiority
5. identity vs role confusion
6. intimacy vc isolation
7. generativity vs stagnation
8. ego integrity vs despair (putus asa)
Basic Trust vs Mistrust, (Infancy, 0-1 tahun)
Pada tahap ini bayi mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang lain dengan keyakinan bahwa setiap dia membutuhkan pasti ada orang yang akan memberikan maka tumbuh pada dirinya sendiri kepercayaan (trust). Mistrust disebabkan karena inkonsistensi, ianadequate atau unsafe care.
Perilaku positif
1. Kasih sayang
2. Gratification (kegembiraan, kegiarangan)
3. Recognition (pengakuan/penghargaan)
Autonomy Vs Shame & Doubt (Toddler, 1-3 tahun)
motorik dan bahasa berkembang
mulai belajar makan, berpakaian dan toilet
orang tua yang overprotec atau terlalu tinggi pengaharapan terhadap anak akan menyebabkan anak Shame & Doubt (malu dan ragu)
Perilaku positif: tergantung kepada orang tua tetapi memmandang diri sendiri sebagai seseorang yang merupakan bagain dari orang tua
Initiative Vs Guilt, (Preschool, 4 – 5 tahun)
kepercayaan diri tumbuh maka anak akan memiliki isisiatif
pengekangan menyebabkan perasaan berdosa
Perilaku positif: menunjukan imajinasi, imitasi orang dewasa, mengetes realitas, anticipates roles (mengharapkan peran)
Industry Vs Inferiority (School age, 6 – 11 tahun)
anak senang menyelesaikan ssesuatu dan menerima pujian
anak tidak berhasil menyelesaikan tugasnya akan menjadi inferior
perilaku positif: memiliki perasaan untuk bekerja atau melaksanakan tugas, mengembangkan kompetisi sosial dan sekolah, melakukan tugas yang nyata.
Identity Vs Role Confusion (Adolesence, 12 – 20 tahun)
banyak perubahan yang terjadi pada fisik
mencoba berperan dan apabila berhasil maka identitas akan terbangun akan tetapi apabila tidak akan terjadi kebingungan confusion
perilaku positif: percaya pada diri sendiri (self certain), memiliki pengalaman sexual, comitmen terhadap ideologi/kepercayaan
Intimacy Vs Isolation ( Young adulthood 20 – 40 tahun)
dewasa muda, membangun komitmen sehingga timbulah keintiman
apabila tidak mampu membangun komitmen anak akan mengalami isolasi
perilaku positif: menunjukan kemampuan untuk komitmen terhdap diri sendiri dan orang lain, memmiliki kemampuan untu mencintai dan bekerja
Generativity Vs Stagnantion ( Midle adulthood, 41 – 65 tahun)
memikirkan keturunan (generasi)
stagnasi disebabkan karena hanya memikirkan diri sendiri
Perilaku positif: produktif dan kreatif untuk diri sendiri dan orang lain
Ego Integrity Vs Despair (Late adulthood, 65 tahun – lebih)
apabila orang dewasa tua tidak mampu membangun integritas egonya maka ia akan mengalami putus asa
Perilaku positif; menghargai kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang, menerima siklus hidup dan gaya hidup, menerima kematian


3. Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget
Jean Piaget lebih menekankan kepada perkembangan kognitif atau intelektual. Piaget menyatakan perkembangan kognitif berkembang dengan proses yang teratur dengan 4 urutan/tahapan melalui proses ini:
1. Assimilasi, adalah proses pada saat manusia ketemu dan berekasi dengan situasi baru dengan mengunakan mekanisme yang sudah ada. Pada tahap ini manusia mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru termasuk cara pandang terhadap dirinya dan duania disekitarnya
2. Akomodasi, merupakan proses kematangan kognitive untuk memecahkan masalah yang sebelumnya tidak dapat dipecahkan. Tahap ini dapat tercapai karena ada pengetahuan baru yang menyatu.
3. Adaptasi, merupakan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan
Tahapan Perkembangan Piaget
Tahap Usia Tingkah laku yang signifikan
Sensorimotor 0 – 2 tahun Perilaku preverbal, kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dapat mempersepsikan perasaan yang berbeda
Preoperasional 3 – 7 tahun Egoscentrism: dapat menghubungkan konsep suatu benda dengan kenyataan, konsep elaborate (rumit/panjang), mengajukan pertanyaan
Concrete operation 7 – 11 atau 12 tahun Pemecahan masalah: mulai mengerti hubungan seperti ukuran, mengetahuai kiri dan kanan, mempunyai penda[at atau sudut pandang
Formal operation 11 – 15 atau 16 tahun Hidup dalam sekarang/nyata dan bukan sekarang/ tidak nyata, lebih mempokuskan kepada sesuatu yang mungkin, dapat menggunakan alasan ilmiah, dapat menggunakan logika
Robert J. Havighurst
Havighurst meyakini ada 6 periode atau tahap dari perkembangan.
1. Infancy dan early childhood
2. Middle childhood
3. Adolesence
4. Early Adulthood
5. Middle Age
6. Later maturity
6 Periode Havighurst dari Tugas Perkembangan
Periode Tugas
Infancy dan childhood Belajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan makanan cair, belajar mengontrol eleiminasi kotoran dari tubuh, belajar membedakan kelamin, menerima kestabilan psikologi, membentuk konsep sosial dan fisik yang sederhana, belajar berhubungan emosi dengan orang tua, saudara (sibling), dan orang lain, belajar membedakan benar dan salah, mengembangkan nurani
Middle childhood Belajar keterampilan fisik yang penting dalam permainan, membangun perilaku yang menunjukan diri sendiri sebagai organisme yang berkembang. Belajar mendapatkan teman sebaya, belajar menilai peran feminim dan maskulin, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan menghitung, mengembangkan konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan nilai perasaan, moral, dan skala, mendapatkan kebebasan individu, mempertahankan perilaku dalam kelompok dan institusi.
Adolesence Menerrima keadaan fisik dan menerima peran maskulin atau feminim, mengembangkan hebungan dengan jenis kelamin yang berbeda, memiliki ketidak tergantungan emosid engan orang tua dan orang dewasa lain, memiliki jaminan ekonomi sendiri, memilih dan mempersiapkan pekerjaan sendiri, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep dalam kehidupan sipil, mempersiapkan perkawinan, dan kehidupan berkeluarga, mendapatkan nilai dan sistem etik yang harmoni dalam memandang dunia, memiliki keinginan dan menerima tanggung jawab perilaku sosial.
Early adulthood Memilih teman hidup, belajar hidup dengan pasangan perkawinan, memulai berkeluarga, memiliki anak, mengatur rumah, mulai mendapatkan pekerjaan, memikirkan kepentingan umum, menemukan grup hobies
Midle age Menerima peran sivil dan tanggung jawab sosial, membangun dan mempertahankan standar ekonomi kehidupan, membantu remaja memmiliki tanggung jawab, menggunakan waktu luang untuk mengembangkan kedewasaan, menerima dan menilai perubahan psikologis usia pertengahan, mengatur waktu sebagai orang tua
Late maturity Menerima penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menerima pensiun dan penurunan pendapatan, menerima kematian pasangan, membangun hubungan ekplisit dengan kelompok seusia, kegiatan sosial dan melakukan kewajiban sipil, membangun kepuasan kehidupan fisik


4. Perkembangan Moral dari Lawrence Kohlberg dan Carol Gilligan
a. Fase Preconvensional
Anak belajar baik dan buruk,atau benar dan salah melalui budaya sebagai dasar dalam pelatakan nilai moral.
b. Fase convensional
Pada tahap convensional,anak beroriantasi pada mutrualisasi hubungan interpersoanal dengan kelompok.
B. Jenis-jenis Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gangguan keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh untuk menjaga kesehatan. Ini dapat disebabkan oleh asupan makanan yang terlalu sedikit maupun yang berlebihan, ketidakseimbangan asupan komponen dasar makanan (karbohidrat, protein, lemak), dan penyakit. Berdasarkan tingkat keparahannya, malnutrisi dapat dibagi tiga tipe yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor.
Berikut ciri-cirinya:
1. Marasmus
Ini disebabkan karena kekurangan karbohidrat atau kalori.
a. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
b. Wajah seperti orangtua
c. Mudah menangis atau rewel
d. Kulit keriput (kendor)
e. Rambut kusam dan mudah rontok
f. Perut cekung dan iga terlihat
g. Sering disertai penyakit infeksi
h. Otot-otot mengecil, sehingga tulang-tulang terlihat jelas
2. Kwashiorkor
Ini disebabkan karena kekurangan protein.
a. Terjadi edema (pembengkakan). Umumnya seluruh tubuh, terutama punggung, kaki, dan wajah         itu membulat.
b. Pandangan mata sayu
c. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok
d.  Penurunan kesadaran
e. Gangguan kulit berupa bercak merah yang dapat  meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas.
3. Perpaduan marasmus dan kwasiorkor
Perpaduan antara marasmus dan kwasiorkor adalah busung lapar, dengan ciri-ciri yang lebih menyedihkan, yakni nyaris tak berdaging.
C. Perubahan metabolism nutrisi pada anak malnutrisi
Akibat pasokan asam amino yang tidak memadai dari protein, sintesis protein dalam hati pun terganggu, sehingga menyebabkan perlemakan hati. Selain itu, tekanan osmotik dalam plasma darah pun menjadi sangat rendah, sehingga mengakibatkan terbentuknya edema. Penyakit ini terjadi setelah anak disapih dari pemberian ASI dan terpajan pada makanan kaya karbohidrat tetapi rendah protein.
Intoleransi laktosa merupakan gangguan spesifik akibat defek pada enzim pencernaan karbohidrat. Tanda dan gejala intoleransi laktosa yaitu : kram perut, diare, dan flatulensi, yang terjadi akibat penumpukan laktosa yang tidak tercerna, dan akibat kerja fermentasi bakteri usus terhadap gula yang menghasilkan gas serta produk- produk lain yang merupakan zat- zat iritan bagi usus. (Murray, et.al., 2003).
D. Kondisi – kondisi dan penyakit yang menyebabkan Malnutrisi
Malnutrisi disebabkan oleh defisiensi konsumsi zat gizi oleh sel-sel tubuh, dan hal ini biasanya dipicu oleh suatu kombinasi dua faktor: (1) kurang mengkonsumsi protein, kalori, vitamin, dan mineral serta (2) infeksi yang sering terjadi. Penyakit seperti diare, campak, malaria, dan penyakit pernapasan sangat melelahkan tubuh dan menyebabkan hilangnya zat gizi. Penyakit-penyakit ini mengurangi selera dan konsumsi makan, sehingga turut menyebabkan malnutrisi. Sementara itu, anak yang kurang gizi lebih mudah terinfeksi. Dengan demikian membentuk semacam lingkaran setan yang menambah tingkat kematian akibat malnutrisi protein-energi (PEM).
Mengapa anak-anak lebih berisiko menderita malnutrisi? Mereka ada dalam periode pertumbuhan pesat yang menambah tuntutan akan kalori dan protein. Untuk alasan yang serupa, kaum wanita yang hamil dan menyusui rentan terhadap malnutrisi.
Sering kali, problem si bayi dimulai bahkan sebelum kelahiran. Jika seorang ibu kekurangan gizi sebelum dan selama kehamilan, berat si bayi akan ringan pada waktu lahir. Kemudian, terlalu cepat disapih, kebiasaan menyusui yang buruk, dan kurangnya higiene dapat mendatangkan malnutrisi.
Kurangnya zat gizi yang diperlukan menyebabkan si anak berhenti bertumbuh dan berkembang secara wajar. Anak itu sering menangis dan rentan terhadap penyakit. Seraya kondisinya memburuk, hilangnya berat badan semakin nyata, mata dan ubun-ubun (bagian lembut di puncak kepala) menjadi cekung, kulit dan jaringan kehilangan kelenturannya, dan kesanggupan untuk mempertahankan temperatur tubuh berkurang.
Kekurangan gizi dapat muncul dalam bentuk-bentuk lain. Hal-hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan pada anak-anak. Misalnya, kurang mengkonsumsi mineral—terutama besi, yodium, dan seng—serta vitamin—khususnya vitamin A—dapat menimbulkan dampak demikian. Dana Anak-Anak Internasional PBB (UNICEF) mengomentari bahwa kekurangan vitamin A mempengaruhi sekitar 100 juta anak kecil di dunia dan mengakibatkan kebutaan. Hal itu juga memperlemah sistem kekebalan, mengurangi daya tahan anak terhadap infeksi.
Dampak Jangka Panjang
Malnutrisi menimbulkan kerusakan besar pada tubuh, khususnya tubuh seorang anak. Setiap organ dan sistem—termasuk jantung, ginjal, lambung, usus, paru-paru, dan otak—mungkin semuanya terimbas.
Berbagai penelitian telah memperlihatkan bahwa pertumbuhan yang lamban pada seorang anak dikaitkan dengan rusaknya perkembangan mental serta buruknya kinerja skolastik dan intelektual. Sebuah laporan dari PBB menyebut dampak ini sebagai akibat jangka panjang malnutrisi yang paling serius.
Bagi anak-anak yang pernah menderita malnutrisi, dampak lanjutan ini bisa tetap ada sampai masa dewasa. Itulah sebabnya UNICEF menyatakan keprihatinan, ”Menurunnya kecerdasan manusia pada skala besar—karena alasan-alasan yang hampir seluruhnya dapat dicegah—adalah pemborosan, bahkan kriminal, penyia-nyiaan.” Jadi, konsekuensi jangka panjang malnutrisi merupakan keprihatinan yang besar. Penelitian belum lama ini mengaitkan kekurangan gizi pada masa bayi dengan kecenderungan terhadap penyakit-penyakit kronis pada masa dewasa seperti sakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Akan tetapi, malnutrisi serius bukanlah problem yang paling luas, sebagaimana yang diakui UNICEF, ”Lebih dari tiga perempat semua kematian yang turut diakibatkan malnutrisi tidak berkaitan dengan malnutrisi yang parah tetapi dengan bentuk-bentuknya yang ringan dan sedang.” (Cetak miring red.) Anak-anak yang menderita malnutrisi ringan atau sedang bisa jadi menghadapi konsekuensi kesehatan jangka panjang. Dengan demikian, sangatlah penting agar gejala kekurangan gizi pada anak-anak diidentifikasi agar perawatan yang patut dapat diberikan.—Lihat judul di bawah "Apakah Anak Anda Kurang Gizi?"
Penyebab yang Berakar Dalam
Selain penyakit,ada pula Faktor-faktor lain yang menyebabkan malnutrisi
1. Kemiskinan
yang mengimbas jutaan orang, khususnya di negara berkembang. Akan tetapi, selain menjadi penyebab, kemiskinan juga merupakan konsekuensi, karena kekurangan gizi memperlemah produktivitas orang - orang, sehingga memperhebat kemiskinan.
2. Kurangnya pengetahuan
menyebabkan kebiasaan makan yang buruk. Infeksi, seperti yang telah kita lihat, turut berperan.
3. Pendistribusian pangan yang tidak merata dan diskriminasi kaum wanita
Kaum wanita sering kali makan ”terakhir dan tersedikit”—yaitu setelah kaum pria dan lebih sedikit daripada kaum pria. Kaum wanita juga tidak diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang akan membantu mereka untuk merawat anak-anak mereka dengan lebih baik.
4. Faktor lingkungan
menyebabkan penurunan dalam produksi pangan. Di antaranya ialah bencana alam dan perang. Menurut The State of Food Insecurity in the World 2001, dari bulan Oktober 1999 hingga Juni 2001 saja, 22 negeri terimbas oleh kekeringan, 17 negeri oleh badai atau banjir, dan 14 oleh perang sipil atau pertikaian, 3 oleh musim dingin yang sangat membekukan, dan 2 oleh gempa bumi.

Pengobatan dan Pencegahan
Bagaimana seorang anak penderita malnutrisi dapat diobati? Jika si anak menderita kekurangan gizi yang serius, merumahsakitkan si anak mungkin adalah yang terbaik untuk pengobatan awal. Menurut sebuah buku pedoman bagi para dokter yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, para dokter akan mengevaluasi kondisi anak itu dan mengobati setiap infeksi atau dehidrasi. Pemberian makanan mungkin dimulai secara bertahap, sering kali dimulai dengan makanan yang disalurkan lewat hidung. Fase awal ini mungkin memakan waktu seminggu.
Selanjutnya tahap rehabilitasi. Anak itu diberi kembali ASI dan didorong untuk makan sebanyak mungkin. Dorongan emosi dan fisik penting selama tahap ini. Perhatian dan kasih sayang dapat memiliki pengaruh baik yang mengejutkan pada perkembangan anak itu. Inilah saat sang ibu bisa diberikan pendidikan tentang cara merawat anaknya dengan menu makanan yang tepat dan higienis, untuk menghindari kekambuhan. Kemudian, si anak diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Penting agar anak itu secara berkala dibawa ke rumah sakit atau klinik untuk menindaklanjuti perawatan.
Akan tetapi, pastilah, pencegahan merupakan haluan yang terbaik. Itulah sebabnya di banyak negeri, organisasi pemerintah dan swasta telah menetapkan program penyediaan pangan tambahan atau program-program untuk memperkaya pangan bagi konsumsi umum. Masyarakat juga turut membantu pencegahan malnutrisi dalam banyak cara, seperti menyediakan program pendidikan tentang gizi, melindungi persediaan air minum, membangun jamban, mensponsori kampanye vaksinasi, dan mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Tetapi, apa yang dapat dilakukan secara individu untuk mencegah malnutrisi? Kotak di halaman 8 menyediakan beberapa saran berguna. Bersama hal ini, ahli gizi kesehatan anak Georgina Toussaint merekomendasikan agar sang ibu berkunjung ke dokter anak atau klinik kesehatan tujuh hari setelah kelahiran anaknya, pada waktu si bayi berusia satu bulan, dan setiap bulan setelahnya. Sang ibu juga hendaknya mengupayakan perawatan kesehatan profesional jika si bayi memperlihatkan gejala-gejala dehidrasi, diare yang parah, atau demam.
Meskipun rekomendasi ini membantu dalam memperbaiki menu makanan anak, haruslah diakui bahwa malnutrisi adalah problem yang besar—begitu besar sehingga di luar jangkauan upaya manusia untuk mengatasinya. Encyclopædia Britannica mengakui, ”Akan tetapi, pengadaan pasokan makanan dan pendidikan gizi yang memadai untuk semua orang masih merupakan problem yang krusial.” Oleh karena itu, adakah harapan bahwa ”kemelut yang tak disadari” ini akan berakhir?
E. Malnutrisi pada anak
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan
Gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.
Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:
1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu:
a. pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
b. selama kehamilan
c. selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

PENILAIAN STATUS GIZI
Untuk menilai status gizi seseorang, ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin).
Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari. Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.

Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:
1. Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
2. Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
3. Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
a. beri-beri
b. kegemukan (obesitas)
c. makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
d. makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi

4. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alcohol
5. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
6. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
7. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
8. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.

Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).
Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit. Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.
Pada malnutrisi yang berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea. Pemeriksaan kulit juga bisa dilakukan untuk menilai jenis-jenis tertentu dari kekebalan.
F. ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI  eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, airt teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur,susu,biskuit,buburnasi dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
 Para ahli menemukan bahwa mamfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. peningkatan ini sesuai dengan pemberian ASI ekslusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan,(peningkatan mamfaat menyusui/ASI seiring dengan lamanya pemberian ASI.Red.)berdasarkan hal-hal diatas,WHO-UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi innocenti (innocenti Declaration). Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan dan memberi dukunan pada pemberian ASI. deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia ini memuat hal-hal berikut”sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejah lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberi makanan pendamping/padat yang benar dan tepat. sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif”.A
G. Perbedaan ASI dan formula
Memang pilihan berat ketika harus memutuskan apakah memilih ASI atau susu formula sebagai susu utama bayi kita.Memang sebagai orang tua kita wajib memberikan ASI terbaik kepada bayi kita, namun memang tidak selalu bisa memberikan ASI ekslusif hingga 2 tahun dikarenakan beberapa alasan baik karena pekerjaan atau alasan fisik atau terhentinya produksi ASI.Uuntuk memahami perbedaan ASI dan susu formula tentu kita harus melihat kandungan dari masing-masing susu agar diketahui manakah yang terbaik untuk bayi kita. Kandungan di dalam ASI
1. Lemak
Lemak sangat penting dalam memberikan asupan energy kepada bayi, dan juga membantu bayi dalam mengatur suhu tubuhnya.
Ada dua macam lemak yang terkandung di dalam ASI yaitu lemak linoleat dan asam alda linoleat yang nantinya akan diproses oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang dominan membantu pertumbuhan otak bayi.
2. Laktosa
Laktosa berperan dalam membangun system syaraf dan juga asupan energy bagi bayi untuk beraktifitas. Laktosa akan dioleh oleh tubuh menjadi galaktosa dan glukosa sebagai bahan utama pertumbuhan syaraf.
3. Oligosakarida
Oligosakarida adalah bahan bioaktif yang terkandung di dalam ASI yang memiliki fungsi sebagai prebiotik, zat ini dapat meningkatkan jumlah bakteri baik yang hidup di dalam pencernaan bayi secara alami.
4. Protein
Protein adalah zat utama dalam pembentukan struktur otak bayi sehingga dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Di dalam susu formula mungkin anda akan menemukan zat-zat serupa, namun tidak semua dapat anda jumpai seperti oligosakarida yang hanya terkandung di dalam ASI. Susu formula tidak dapat menggantikan ASI secara sempurna karena beberapa kandungan ASI tidak dapat digantikan oleh susu formula.Perbedaan lain dilihat dari kacamata ekonomi jelas, dengan ASI kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula dan botol susu bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Supartini,Yupi.2002.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:EGC
Journal Bogor

No comments:

Post a Comment

iklan perawatan luka

iklan