ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DENGAN MASALAH HIPERTENSI
DAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK
DI RW VII
KELURAHAN PUDAK
PAYUNG KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG
I.
PENGKAJIAN
A.
MASALAH
HIPERTENSI
1.
DATA
SOSIAL
Nama
wilayah : RW VII Kelurahan Pudak Payung
Banyumanik Semarang
Luas
wilayah : ± 5 hektar
Batas
Wilayah
Utara : RW 5 Kelurahan Pudak Payung
Banyumanik Semarang
Selatan : RW 4 Kelurahan Pudak Payung
Banyumanik Semarang
Timur : RW 15 Kelurahan Pudak Payung
Banyumanik Semarang
Barat : RW 4 Kelurahan Pudak Payung
Banyumanik Semarang
a.
Umur
1) Hasil
Angket
Diagram 1
Disitribusi Frekuensi Usia Penderita Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 20014 (n=48)
Diagram 1 menunjukkan
bahwa usia penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung,paling banyak pada
kategori lansia sebanyak 31 orang (65%), penderita pra lansia sebanyak 16 orang
(33%), dan dewasa sebanyak 1 orang (2%).
b.
Jenis
Kelamin
1) Data
Angket
Diagram 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Penderita
Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 2menunjukkan
bahwajenis kelamin penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung, sebanyak 38
orang (79%) berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 10 orang (21%) berjenis
kelamin laki-laki.
c.
Agama
1) Data
angket
Diagram 3
Distribusi Frekuensi Agama Penderita Hipetensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 3menunjukkan
bahwa agama yang dianut penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung,sebanyak 47
orang (98%) beragama Islam, sedangkan yang beragama kristen hanya 1 orang (2%).
d.
Status
Perkawinan
Diagram 4
Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Penderita
Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 4 menunjukan
bahwastatus pernikahan penderita hipertensi RW VII Pudak Payung, sebanyak 34 orang (71%) berstatus menikah dan
14 orang (29%) janda/duda.
e.
Pekerjaan
1) Hasil
Wawancara
Ibu RW VII mengatakan,
“Kalo warga sini itu kebanyakan kerjanya di rumah mbak, ada yang jualan,
bukin-bikin snack nanti dijual, jarang ada yang pegawai.”
2) Hasil
Angket
Diagram 5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Penderita Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 5 menunjukkan
bahwa jenis pekerjaanpenderita hipertensi di RW VII Pudak Payung,sebanyak 13
orang (27%) bekerja di sektor swasta, 13 orang (27%) menjawab pekerjaan lainnya
yang diantaranya buruh/petani, 10 orang (21%) tidak bekerja, 7 orang (15%)
bekerja sebagai wiraswasta, dan 5 orang (10%) bekerja sebagai ibu rumah tangga.
f.
Pendidikan
Terakhir
Diagram 6
Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Penderita
Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 6 menunjukkan
bahwapendidikan terakhir penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung sebanyak
22 orang (46%) berpendidikan tamat SD, 21 orang (44%) tidak tamat SD, 4 orang
(8%) tamat SMP, dan 1 orang (2%) tamat sarjana/diploma.
g.
Penghasilan
Diagram 7
Distribusi Frekuensi Penghasilan Penderita
Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 7 menunjukkan
bahwa penghasilan penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung,sebanyak 29 orang
(60%) memiliki penghasilan yang tidak tentu, 13 orang (27%) memiliki
penghasilan kurang dari Rp. 1.423.000, dan 6 orang (13%) memiliki penghasilan
lebih Rp. 1.423.000.
h.
Tipe
Keluarga
Diagram 8
Distribusi Frekuensi Tipe Keluarga Penderita
Hipertensi
Di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram
8 menunjukkan bahwatipe keluarga penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung,
sebanyak 18 orang (38%) berada dalam kategori keluarga inti, 11 orang (23%)
berada dalam kategori keluarga besar, 10 orang (21%) berada dalam kategori
lainnya diantaranya yaitu aging couple, dan 9 orang (19%) berada dalam kategori
keluarga multipel.
2.
EPIDEMIOLOGI
Diagram 9
Distribusi Frekuensi tentang Insiden Hipertensi
& Pra hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=164)
Diagram 9 menunjukkan
bahwa hasil screening keseluruhan dari warga RW VII Pudak Payung sebanyak 102
orang (62%) tidak mengalami hipertensi, sebanyak 48 orang (29%) mengalami
hipertensi, dan sebanyak 14 orang (9%) mengalami pra-hipertensi.
a.
Data
berdasarkan wawancara
1) Kejadian
hipertensi di RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang, beliau
mengatakan bahwa penyakit yang paling menonjol adalah hipertensi dan kebanyakan
menyerang lansia.
2) Penyebaran
hipertensi di RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang, beliau
mengatakan bahwa kebanyakan penderita hipertensi berumur sekitar 50 tahun keatas.
Wilayah yang paling banyak terdapat penderita hipertensi adalah RT 05.
3)
Waktu Penyebaran dan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu Kader RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang,
beliau mengatakan bahwa warga yang berusia lanjut di RW VII rata-rata masih
produktif. Sebagian besar warga menbuat snack dan menjadi buruh pembuat
makanan. Jam kerja pembuat snack kebanyakan dimulai sejak sebelum subuh hingga
siang atau sore hari.
b.
Data
berdasarkan angket
1)
Lama
Terdiagnosa Hipertensi
Diagram 10
Distribusi Frekuensi Data tentang Lamanya Penderita
Terdiagnosa Hipertensi
Di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 10 menunjukkan
bahwalamanya penderita terdiagnosa hipertensi di RW VII Pudak Payung,sebanyak
19 orang (40%) berada dalam rentang 1 – 5 tahun yang lalu, 10 orang (21%)
berada dalam rentang 6 – 10 Tahun, 10 orang (21%) dalam rentang kurang dari 1
tahun, 6 orang (12%) tidak ingat, dan 3 orang (6%) berada dalam rentang lebih
dari 10 tahun..
2)
Adanya
Anggota Keluarga yang Memiliki Riwayat Hipertensi
Diagram 11
Distribusi Frekuensi data tentang Adanya Anggota
Keluarga dari Penderita yang Memiliki Riwayat Hipertensi di RW VII Pudak Payung
Bulan September 2014 (n=48)
Diagram 11 menunjukkan
bahwakeluarga penderita yang memiliki riwayat hipertensi
di RW VII Pudak Payung,sebanyak 25 orang (52%) menjawab tidak ada keluarga yang
memiliki riwayat hipertensi, 13 orang (27%) menjawab tidak tahu keluarganya
memiliki riwayat hipertensi atau tidak, dan 10 orang (21%) menjawab ada
keluarga yang memiliki riwayat hipertensi.
3)
Keluhan
Selama 6 Bulan Terakhir
Gambar 1.12
Distribusi Frekuensi data tentang Keluhan yang
Muncul Dala 6 Bulan Terakhir pada Penderita Hipertensi di RW VII Pudak Payung
Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.12 menunjukkan
bahwadata yang didapatkan mengenai keluhan yang muncul dalam 6 bulan terakhir
pada penderita hipertensi RW VII Pudak Payung,sebanyak 14 orang (30%) merasakan
tengkuk berat, sebanyak 10 orang (22%) merasakan jantung berdebar-debar,
sebanyak 10 orang (21%) merasakan pusing, sebanyak 4 orang (9%) merasakan tidak
ada keluhan, sebanyak 2 orang (4%) merasakan kaki sakit, sebanyak 2 orang (4%)
merasakan lainnya bukan yang ada dalam kategori, sebanyak 1 orang (2%) masing-masing
merasakan sakit punggung, 1 orang (2%) merasakan lutut nyeri, 1 orang (2%)
merasakan pegal-pegal, 1 orang (2%) merasakan perut panas, dan 1 orang (2%)
mata berkunang kunang.
4)
Waktu
Kemunculan Keluhan
Gambar 1.12
Distribusi Frekuensi tentang Waktu Kemunculan
Keluhan pada Penderita Hipertensi di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014
(n=48)
Gambar 1.12 menunjukkan
bahwadata yang didapatkan mengenai waktu kemunculan keluhan pada penderita hipertensi
RW VII Pudak Payung, sebanyak 22 orang (46%) menjawab bahwa keluhan muncul saat
bekerja, sebanyak 11 orang (23%) menjawab ketika istirahat, sebanyak 9 orang
(19%) menjawab ketika sehabis bekerja, sebanyak 4 orang (8%) menjawab waktu ada
masalah, dan 2 orang (4%) menjawab tidak ada.
5)
Penyakit
Lain
Gambar 1.13
Distribusi Frekuensi tentang Penyakit Lain yang
dialami Penderita Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.13 menunjukkan
bahwa data mengenai penyakit lain yang dialami penderita hipertensi di RW VII
Pudak Payung sebanyak 27 orang (56%) mengalami lainnya yang tidak disebutkan,sebanyak
9 orang (19%) mengalami sesak nafas, sebanya 5 orang (11%) tidak ada penyakit
lain, sebanyak 2 orang (4%) mengalami diabetes melitus, 2 orang (4%) mengalami
stroke, 2 orang (4%) mengalami magh, dan 1 orang (2%) mengamali penyakit
jantung.
6)
Tempat
Pertama Kali Terdiagnosa Hipertensi
Gambar 1.14
Distribusi Frekuensi tentang Tempat Penderita
Pertama Kali Terdiagnosa Hipertensi di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014
(n=48)
Gambar 1.14 menunjukkan
bahwadata mengenai tempat penderita hipertensi di RW VII Pudak Payung pertama
kali terdiagnosa hipertensi, sebanyak 22 orang (46%) terdiagnosis hipertensi
pertama kali di posyandu lansia, sebanyak 7 orang (15%) terdiagnosa hipertensi
pertama kali di praktik dokter, sebanyak 7 orang (15%) terdiagnosa hipertensi
pertama kali menjwab lainnya yang terdiri dari kategori mahasiswa dan
pengobatan gratis, sebanyak 5 orang (10%) terdiagnosa pertama kali di rumah
sakit, sebanyak 5 orang (10%) terdiagnosa hipertensi pertama kali di puskesmas,
sebanyak 2 orang (4%) tediagnosa pertama kali di bidan.
3.
PERILAKU
DAN LINGKUNGAN
a.
Data
berdasarkan angket
1)
Perilaku
Pencegahan
Gambar 1.15
Distribusi Frekuensi tentang Perilaku Pencegahan
Penderita Hipertensi
Di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.15 menunjukkan
bahwadata mengenai perilaku pencegahan hipertensi, sebanyak 20 orang penderita
hipertensi (41%) di RW VII Pudak Payung memiliki perilaku pencegahan yang
kurang baik dan sebanyak 28 orang penderita hipertensi (58%) memiliki perilaku
pencegahan yang baik.
2)
Perilaku
Minum Obat
Gambar 1.16
Distribusi Frekuensi tentang Perilaku Minum Obat
Penderita Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.16 menunjukkan
bahwa data mengenai perilak warga di RW VII Pudak Payung tentang minum obat
hipertensi, sebanyak 12 orang penderita hipertensi (25%) tidak teratur minum
obat, sebanyak 12 orang penderita hipertensi (25%) tidak pernah minum obat, dan
sebanyak 24 penderita hipertensi (50%) teratur sesuai aturan.
3)
Alasan
Penderita Tidak Teratur / Tidak Pernah Minum Obat
Gambar 1.17
Distribusi Frekuensitentang Alasan Ketidakteraturan
Minum Obat Penderita Hipertensi di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014
(n=48)
Gambar
1.17 menunjukkan bahwadata mengenai alasan warga di RW VII Pudak Payung tentang
ketidakteraturan minum obat hipertensi, sebanyak 9 orang penderita hipertensi
(45%) merasa bosan, sebanyak 4 orang penderita hipertensi (20%) menjawab
lainnya yang tidak disebutkan, 2 orang penderita hipertensi (10%) merasa harga
obat mahal, sebanyak 2 orang penderita hipertensi (10%) merasa nanti akan
sembuh sendiri, 1 orang penderita (5%) merasa malas untuk minum obat, 1 orang
penderita hipertensi (5%) merasa wajar jika sudah tua hipertensi, dan 1 orang
penderita hipertensi (5%) merasa jarak yang jauh untuk membeli obat.
4.
PENDIDIKAN
DAN ORGANISASI
a.
Data
berdasarkan angket
1)
Pengetahuan
Penderita Hipertensi
Gambar 1.18
Distribusi Frekuensi tentang Pengetahuan Penderita
Hipertensi
di RW VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.18 menujukkan
bahwadata mengenai pengetahuan tentang hipertensi, sebanyak 22 orang penderita
hipertensi (46%)memiliki pengetahuan yang kurang baik, dan sebanyak 26 orang
penderita hipertensi (54%)di RW VII Pudak Payung memiliki pengetahuan baik.
2) Kepercayaan
Penderita Hipertensi
Gambar 1.19
Distribusi Frekuensi
tentang Kepercayaan Pennderita Hipertensi
Di RW VII Pudak Payung
Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.19 menunjukkan
bahwadata mengenai kepercayaan, sebanyak 13 orang penderita hipertensi (27%)
memiliki kepercayaan yang tidak sesuai, dan sebanyak 35 orang penderita
hipertensi (73%) di RW VII Pudak Payung memiliki kepercayaan yang sesuai.
3) Dukungan
dan Sarana
Gambar 1.20
Distribusi Frekuensi
tentang Dukungan dan Saran Penderita Hipertensi
Di RW VII Pudak Payung
Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.20 menunjukkan
bahwa data mengenai dukungan dan sarana kesehatan, sebanyak 24 orang penderita
hipertensi (50%) mendapat dukungan dan sarana yang tidak baik, sedangkan
sebanyak orang penderita hipertensi (50%) mendapat dukungan dan sarana yang
baik.
4) Tempat
Pelayanan Kesehatan yang Dikunjungi Penderita Hipertensi
Gambar 1.21
Distribusi Frekuensi
tentang Tempat Pelayanan Kesehatan yang dikunjungi Penderita Hipertensi di RW
VII Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.21 menunjukkan
bahwadata mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi, sebanyak 25
orang penderita hipertensi (52%) memilih posyandu lansia sebagai tempat
pelayanan kesehatan yang dikunjungi, 12 orang penderita hipertensi (25%)
memilih puskesmas sebagai temapat pelayanan kesehatan yang dikunjungi, 9 orang
penderita hipertensi (19%) memili praktik dokter sebagai tempat pelayanan
kesehatan yang dikunjungi, dan 2 orang penderita hipertensi (4%) di RW VII
Pudak Payung memilih bidan sebagai tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi.
5) Asuransi
Kesehatan Penderita Hipertensi
Gambar 1.22
Distribusi Frekuensi tentang Jenis Asuransi
Kesehatan yang digunakan Penderita Hipertensi RW VII Pudak Payung Bulan
September 2014 (n=48)
Gambar 1.22 menunjukkan
bahwadata mengenai penggunaan jenis asuransi kesehatan, sebanyak 16 orang
penderita hipertensi (33%) tidak menggunakan asuransi kesehatan sebanyak 6
orang penderita hipertensi (13%) menggunakan asuransi lain yang berasal dari
persahaan tempat bekerja, sedangkan sebanyak 26 orang penderita hipertensi
(54%) di RW VII Pudak Payung menggunakan BPJS.
6) Kemudahan
Akses Ke Pelayanan Kesehatan
Gambar 1.23
Distribusi Frekuensi
tentang Kemudahan ke Tempat Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi RW VII
Pudak Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.23 menunjukkan
bahwadata mengenai kemudahan ke tempat pelayanan kesehatan, sebanyak 6 orang
penderita hipertensi (13%) tidak mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan,
sedangkan sebanyak 42 orang penderita hipertensi (87%) di RW VII Pudak Payung
mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan.
7) Kepuasan
Terhadap Pelayanan Kesehatan
Gambar 1.24
Distribusi Frekuensi
tentang Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi RW VII Pudak
Payung Bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.24 menunjukkan bahwa data
mengenai kepuasan terhadap pelayanan kesehatan, sebanyak 8 orang penderita
hipertensi (16%) tidak puas dengan pelayanan kesehatan, sedangkan sebanyak 40
orang penderita hipertensi (83%) di RW VII Pudak Payung merasa puas dengan
pelayanan kesehatan.
5.
ADMINISTRASI
DAN KEBIJAKAN
a.
Data
berdasarkan wawancara
1)
Wawancara
dengan Ibu RW VII
·
Ibu RW mengatakan bahwa
di RW VII rutin diadakan posyandu untuk balita dan lansia yang pelaksanannya digabung
setiap jumat ke dua setiap bulan. Beliau menambahkan terdapat pula pemberian
pendidikan kesehatan tentang hipertensi danbagaimana cara ngatasinya. Selain
itu, terdapat kegiatan rutin senam RW satu minggu sekali, namun terhenti sejak
setelah lebaran karena tidak ada yang mengurus.
·
Ibu RW mengatakan bahwa
kegiatan senam yang dilakukan di RW VII bukan senam lansia ataupun senam
hipertensi, jenisnya hanya senam kebugaran biasa.
·
Ibu RW mengatakan bahwa
di puskesmas juga dahulu pernah ada senam lanisa setiap pagi satu minggu sekali,
namun beliau mengatakan bahwatidak tahu apakahkegiatan tersebut sekarang masih masih
berjalan atau tidak. Jarak puskesmas yang cukup jauh dan harus menyeberangi
jalan besar membuat para lansia malas untuk mengikuti kegiatan senam lansia di
puskesmas secara rutin.
b.
Data
Berdasarkan Angket
1)
Pengalaman
Penderita dalam Memperoleh Informasi
Gambar 1.25
Distribusi Frekuensi tentang Pengalaman Penderita
Hipertensi dalam Memperoleh Informasi tentang Hipertensi di RW VII Pudak Payung
bulan September 2014 (n=48)
Gambar 1.25 menunjukkan
bahwadata warga di RW VII Pudak Payung mengenai pengalaman memperoleh informasi
tentang hipertensi, sebanyak 19 orang penderita hipertensi (40%) tidak pernah
mendapatkan informasi tentang hipertensi, sedangkan 28 orang penderita
hipertensi (58%) mendapat informasi dari petugas kesehatan, dan 1 orang
penderita hipertensi (2%) mendapat informasi dari media.
2)
Pengalaman
Pengobatan Gratis Hipertensi
Gambar 1.26
Distribusi Frekuensi tentang Pengalaman Penderita
Mendapatkan Pengobatan Gratis Hipertensi di RW VII Pudak Payung Bulan September
2014 (n=48)
Gambar 1.26 menunjukkan
bahwadata warga di RW VII Pudak Payung yang diperoleh mengenai pengalaman
mendapatkan pengobatan gratis hipertensi, sebanyak 14 orang (29%) penderita
hipertensi tidak mendapatkan pengobatan gratis, sedangkan sebanyak 34 orang
penderita hipertensi (71%) mendapatkan pengobatan gratis.
c.
Data
Berdasarkan Survey
1)
Berdasarkan
hasil observasi pada saat kegiatan posyandu lansia, penyuluhan kesehatan
mengenai hipertensi hanya dilakukan pada peserta yang hipertensi. Penyuluhan
tersebut dilakukan perseorangan, dan kontennya hanya terkait makanan pantangan
dan anjuran untuk rutin melakukan
pengecekan tekanan darah.
B.
MASALAH
ISPA
1. SOSIAL
a.
Usia Anak
Diagram.27
Usia Anak yang Mengalami ISPA di RW 07 Pudak
Payung
Semarang
( n = 52 )
|
|
|
Diagram.27 menunjukkan bahwa terdapat 6 anak
(9,2 %) berumur > 7 tahun, 12 anak (18,5%) berumur < 2 tahun serta 34
anak(52,3%) berumur 3- 6 tahun yang mengalami ISPA di RW 07 Pudak Payung
Semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak.
b.
Jenis Kelamin Anak
Diagram.28
Jenis Kelamin Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
Diagram.28 menunjukkan bahwa terdapat 27 anak
(51,9 %) berjenis kelamin perempuan, 25 anak (48,1%) berjenis kelamin laki-laki
yang mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan jumlah keseluruhan
yaitu 52 anak.
c.
Usia Ayah
Diagram.29
Usia Ayah Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
Diagram.29 menunjukkan bahwa terdapat 6 orang
(11,5 %) berusia 46 – 55 tahun, 12 orang (23,1 %) berusia 36 – 45 tahun, serta
34 orang (65,4 %) berusia 25 – 35 tahun pada ayah yang anak nya mengalami ispa
di rw 07 pudak payung semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak.
d.
Pekerjaan Ayah
Diagram.30
Pekerjaan Ayah Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
|
Diagram.30 menunjukkan bahwa terdapat 31 orang
(59,6 %) bekerja sebagai karyawan, 15 orang (28,8 %) bekerja sebagai
wiraswasta, 5 orang (9,1 %) bekerja sebagai PNS, dan 1 orang (1,9%) bekerja
sebagai buruh pada ayah yang anak nya mengalami ispa di rw 07 pudak payung
semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak
e.
Pendidikan Ayah
Diagram.31
Pendidikan Ayah Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
|
|
|
Diagram.31 menunjukkan bahwa terdapat 16 orang
(30,8 %) berpendidikan SMA, 6 orang (11,5 %) berpendidikan SLTA, 15 orang (28,8
%) berpendidikan SMP, 10 orang (19,2 %) berpendidikan SD , 4 orang (7,7 %) berpendidikan S1 dan 1 orang
(1,9%) berpendidikan SMK pada ayah yang anak nya mengalami ispa di rw 07 pudak
payung semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak
f.
Usia Ibu
Diagram.32
Usia Ibu Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
Diagram.32 menunjukkan bahwa terdapat 3 orang
(5,8 %) berusia 46 – 55 tahun, 7 orang (13,5 %) berusia 36 – 45 tahun, serta 42
orang (80,8 %) berusia 20 – 35 tahun pada ibu yang anak nya mengalami ispa di
rw 07 pudak payung semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak.
g.
Pekerjaan Ibu
Diagram.33
Pekerjaan Ibu Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
|
Diagram.33 menunjukkan bahwa terdapat 33 orang
(63,5 %) bekerja sebagai IRT, 9 orang (17,3 %) bekerja sebagai wiraswasta, 9
orang (17,3 %) bekerja sebagai karyawan, dan 1 orang (1,9%) bekerja sebagai PNS
pada ibu yang anak nya mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan
jumlah keseluruhan yaitu 52 ana
h.
Pendidikan Ibu
Diagram.34
Pendidikan Ibu Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
|
|
|
|
Diagram.34 menunjukkan bahwa terdapat 21 orang
(40,4 %) berpendidikan SMA, 13 orang (25%) berpendidikan SMP, 12 orang (23,1 %)
berpendidikan SD , 3 orang (5,8 %) Tidak
tamat SD, 2 orang (3,8%) berpendidikan D3 dan 1 orang (1,9%) berpendidikan S1
pada ibu yang anak nya mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan
jumlah keseluruhan yaitu 52 anak
i.
Pendapatan Keluarga
Diagram.35
Pendapatan Keluarga Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
Diagram.35 menunjukkan bahwa terdapat 31 anak
(59,6 %) berpendapatan >UMR, 21 anak (40,4 %) berpendapatan <UMR pada
orang tua yang anaknya mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan
jumlah keseluruhan yaitu 52 anak.
2. EPIDEMIOLOGI
a.
Prevalensi Batuk-Pilek
Diagram.36
Prevalensi Batuk - Pilek Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
Diagram.36
menunjukkan bahwa 50% anak dan balita di RW VII pernah mengalami batuk pilek.
Data ini didukung dengan pernyataan Bu RW yang mengatakan bahwa penyakit batuk
pilek sering dialami anak-anak di RW VII ketika musim pancaroba.
b.
Insiden Batuk-Pilek
Diagram.37
Insiden Batuk- Pilek Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
Diagram.37
menunjukkan bahwa pada saat pengkajian 56% anak/balita sedang mengalami pilek
dan 44% anak/balita sedang mengalami pilek.
3. PERILAKU
DAN LINGKUNGAN
Diagram.38
Prilaku Anak
yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
Diagram.38 menunjukkan bahwa terdapat 30 orang
(57,7 %) berperilaku Baik, 22 orang (42,3 %) berperilaku Buruk pada orang tua
yang anaknya mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan jumlah
keseluruhan yaitu 52 anak. Menurut Bu RW batuk pilek yang sering dialami oleh
anak-anak di RW VII karena kebiasaan jajan sembarang dan kebiasaan bermain
dengan temannya yang sedang btuk pilek.
4. EDUKASI
dan ORGANISASI
a.
Pengetahuan
Diagram.39
Pengetahuan Orang Tua Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
Diagram.39 menunjukkan bahwa terdapat 30 orang
(57,7 %) pengetahuannya Baik, 22 orang (42,3 %) pengetahuannya kurang baik pada
orang tua yang anaknya mengalami ispa di rw 07 pudak payung semarang dengan
jumlah keseluruhan yaitu 52 anak
b.
Dukungan
Diagram.40
Dukungan Orang Tua Pada Anak yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
|
|
Diagram.40 menunjukkan bahwa terdapat 27 orang
(51,9 %) masuk dalam katagori tidak mendukung, 25 orang (48,1 %) masuk dalam
katagori mendukung pada orang tua yang anaknya mengalami ispa di rw 07 pudak
payung semarang dengan jumlah keseluruhan yaitu 52 anak
5. ADMINISTRASI
dan KEBIJAKAN
Diagram.41
Administrasi
dan Kebijakan Orang Tua Pada Anak
yang Mengalami ISPA di RW 07
Pudak Payung, Semarang
( n = 52 )
Diagram
41 menunjukan bahwa 31 orang tua (60 %)
mempunyai peraturan yang mewajibkan anak memakai masker/sapu tangan/tisu ketika
batuk.Hal ini didukung dengan adanya program posyandu balita dan lansia yang
rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.
II.
ANALISA
DATA
No
|
Tanggal
|
Data
Fokus
|
Masalah
|
Etiologi
|
Diagnosis
Keperawatan
|
1.
|
12 September 2014
|
Data Subjektif:
1. Sosial
·
Berdasarkan
hasil wawancara dengan Ibu RW VII kelurahan Pudak Payung Banyumanik Semarang,
beliau mengatakan bahwa penyakit yang paling menonjol di RW VII adalah
hipertensi dan kebanyakan menyerang lansia.
2. Administrasi
dan kebijakan
·
Berdasarkan
hasil observasi pada saat kegiatan posyandu lansia,penyuluhan kesehatan
mengenai hipertensi hanya dilakukan pada peserta yang hipertensi. Penyuluhan
tersebut dilakukan perseorangan, dan kontennya hanya terkait makanan
pantangan dan anjuran untuk rutin
melakukan pengecekan tekanan darah.
Data Objektif:
1. Sosial
·
Sebanyak 22 orang penderita hipertensi
di RW VII Pudak Payung (46%) berpendidikan terakhir tamat SD, dan 21 orang
(44%) tidak tamat SD
·
Sebanyak 29 orang (60%) penderita
hipertensi di RW VII Pudak Payung, memiliki penghasilan yang tidak tentu, dan
sebanyak 6 orang (12%) berpenghasilan di bawah UMR.
2. Epidemiologi
·
Berdasarkan hasil screening keseluruhan
dari warga RW VII Pudak Payung sebanyak 48 orang (29%) mengalami hipertensi,
dan sebanyak 14 orang (9%) mengalami pra-hipertensi.
·
Sebanyak 19 orang (40%) penderita
hipertensi di RW VII Pudak Payung terdiagnosa hipertensi sejak 1 – 5 tahun
yang lalu.
·
Keluhan yang muncul dalam 6 bulan
terakhir pada penderita hipertensi RW VII Pudak Payung adalah merasakan
tengkuk berat 14 orang (29%), jantung berdebar-debar 10 orang (21%), dan
pusing 10 orang (21%)
3. Perilaku
dan Lingkungan
·
Sebanyak 20 orang penderita hipertensi
(41%) di RW VII Pudak Payung memiliki perilaku pencegahan hipertensi yang
kurang baik.
·
Sebanyak 12 orang penderita hipertensi
(25%) di RW VII Pudak Payung tidak teratur minum obat, dan 12 orang (25%)
tidak minum obat.
·
Sebanyak 9 orang penderita hipertensi
(18%) di RW VII Pudak Payung merasa bosan sehingga tidak teratur minum obat.
4. Pendidikan
dan Ekologi
·
Sebanyak 22
orang penderita hipertensi (45%) di RW VII Pudak Payung memiliki pengetahuan mengenai
hipertensi yang kurang baik.
·
Sebanyak 13
orang penderita hipertensi (27%) di RW VII Pudak Payung memiliki kepercayaan
tentang hipertensi yang tidak sesuai.
·
Sebanyak 24
orang penderita hipertensi (50%) di RW VII Pudak Payung mendapat dukungan dan
sarana yang tidak baik dari keluarga.
5. Administrasi
dan Kebijakan
·
Sebanyak 19 orang penderita hipertensi
(39%) di RW VII Pudak Payung tidak pernah mendapatkan informasi tentang
hipertensi.
·
Sebanyak 14 orang (29%) penderita
hipertensi di RW VII Pudak Payung tidak mendapatkan pengobatan gratis
|
Ketidakpatuhan masyarakat RW VII
Kelurahan Pudak Payung Semarang terhadap rencana promosi kesehatan :
Hipertensi
|
Kurangnya dorongan motivasi,
pengetahuan yang kurang relevan mengenai perilaku regimen, dan kurangnya
keterampilan penyuluhan dari penyedia layanan kesehatan
|
Ketidakpatuhan masyarakat RW VII
Kelurahan Pudak Payung Semarang terhadap rencana promosi kesehatan :
Hipertensi berhubungan dengan Kurangnya dorongan motivasi, pengaruh
kebudayaan, pengetahuan yang kurang relevan mengenai perilaku regimen, dan
kurangnya keterampilan penyuluhan dari penyedia layanan kesehatan (00079)
|
2.
|
12 September 2014
|
DS:
1. Epidemiologi
Bu RW mengatakan bahwa penyakit batuk pilek sering dialami
anak-anak di RW VII ketika musim pancaroba.
2. Perilaku
dan lingkungan
Menurut Bu RW batuk pilek sering dialami oleh anak-anak di RW VII
karena kebiasaan jajan sembarang dan kebiasaan bermain dengan temannya yang
sedang btuk pilek.
3. Administrasi
dan kebijakan
Bu RW menyatakan bahwa ada program posyandu balita dan lansia
yang rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.
DO:
1. Sosial
·
Data balita di RW VII ada 85 balita/anak
2. Epidemiologi
·
Prevalensi batuk pilek di RW VII: 52 anak
pernah mengalami batuk pilek
·
Pada saat pengkajian 21 anak sedang batuk dan
27 anak sedang pilek
3. Perilaku
dan Lingkungan
·
30
orang tua (57,7 %) berperilaku Baik dengan mengajarkan anak mengajarkan anak
bagaimana cara pencegahan ISPA, sedangkan 22 orang (42,3 %) berperilaku
Buruk.
4. Pendidikan dan Ekologi
·
30
orang tua (57,7 %) memiliki pengetahuan yang baik terkait ISPA dan 22 orang
(42,3 %) pengetahuannya kurang baik
5. Administrasi
dan Kebijakan
31 keluarga (60%) sudah menerapkan peraturan dalam keluarga yang
mewajibkan anak memakai masker/sapu tangan/tisu ketika batuk pilek.
|
Perilaku kesehatan anak di RW VII
Pudak Payung cenderung berisiko : ISPA
|
Kurang dukungan sosial dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat
|
Perilaku kesehatan cenderung beresiko: ISPA b.d kurang dukungan
sosial dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (00188)
|
III.
PRIORITAS
MASALAH
IV.
RENCANA
INTERVENSI
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kode
NIC
|
Rencana
Tindakan
|
1.
|
Ketidakpatuhan masyarakat RW VII
Kelurahan Pudak Payung Semarang terhadap rencana promosi kesehatan :
Hipertensi berhubungan dengan Kurangnya dorongan motivasi, pengaruh
kebudayaan, pengetahuan yang kurang relevan mengenai perilaku regimen, dan
kurangnya keterampilan penyuluhan dari penyedia layanan kesehatan
|
Tujuan Jangka
Panjang
· Jumlah
penderita hipertensi tidak bertambah, yaitu tetap 48 orang, dan jumlah
penderita pra hipertensi berkurang dari 14 orang (9%) menjadi 10 orang (6%)
· Terjadi
penurunan tekanan darah yang mendekati normal pada sebanyak 10 orang (21%) dari
48 orang penderita hipertensi.
· Jumlah
penderita yang mengeluhkan tengkuk terasa berat berkurang dari 14 orang (30%)
menjadi 10 orang(21%)
Tujuan Jangka
Menengah
· Jumlah
penderita hipertensi yang memiliki perilaku pencegahan yangbaik bertambah
dari kurang baik berkurang dari 20 orang (41%) menjadi 15 orang (31%)
· Jumlah
penderita hipertensi yang teratur minum obat bertambah dari 24 orang (50%)
menjadi 28 orang (58%)
· Jumlah
penderita hipertensi yang belum pernah mendapatkan informasi tentang
hipertensi berkurang dari 19 orang (39%) menjadi 10 orang (20%)
Tujuan Jangka
Pendek
· Jumlah
penderita hipertensi yang memiliki pengetahuan kurang baik berkurang dari 22
orang (46%) menjadi 15 orang (31%)
· Jumlah
penderita hipertensi yang memiliki kepercayaan tidak sesuai berkurang dari 13
orang (27%) menjadi 8 orang (17%)
· Jumlah
penderita hipertensi yang mendapatkan sarana dan dukungan yang kurang baik
berkurang dari 24 (50%) orang menjadi 18 orang (38%)
|
7040
5510
4470
|
Caregiver
Support
1. Identifikasi
pengetahuan pemberi asuhan mengenai managemen hipertensi
2. Ajarkan
pemberi asuhan komunitas mengenai strategi untuk meningkatkan status
kesehatan warga RW VII terkait hipertensi
3. Ajarkan
pemberi asuhan komunitas teknik monitoring dan tindak lanjut status kesehatan
warga RW VII terkait hipertensi
Health
Education
1. Ajarkan
teknik manajemen hipertensi yang efektif :
· Olah
raga berupa senam hipertensi
· Modifikasi
buah dan sayur yang berguna untuk menurunkan tekanan darah
2. Berikan
motivasi untuk memperbaiki perilaku kesehatan terkait hipertensi
Self-Modification
Assistance
1. Bantu
pasien untuk membuat lembar rencana sistematis untuk mengubah kebiasaan yang
berisiko meningkatkan tekanan darah
|
2.
|
Perilaku kesehatan cenderung beresiko : ISPA b.d kurang dukungan
sosial dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (00188)
|
Tujuan jangka panjang:
Satu
tahun setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 minggu, diharapkan
manajemen kesehatan anak mengenai PHBS dapat meningkat dengan kriteria hasil:
1.
Angka kejadian batuk
berkurang dari 21 menjadi 10
2.
Angka kejadian pilek
berkurang dari 27 menjadi 10
Tujuan jangka
menengah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 minggu, diharapkan perilaku dan lingkungan penunjang
PHBS dapat meningkat dengan kriteria hasil:
1. > 39 anak diajarkan menutup mulut dan hidung
ketika bersin
2. > 26 anak diajarkan mencuci tangan 7 langkah
3. > 32 anak menutup mulut dan hidung ketika bersin
4. > 20 anak mencuci tangan 7 langkah
5. > 26 anak memakai masker/ membawa sapu tangan
ketika batuk dan pilek
6. > 37 anak mendapatkan perawatan sederhana ketika
menunjukkan tanda-tanda batuk dan pilek
7. Kader mampu melakukan pendidikan kesehatan mengenai
PHBS 1x/bln.
Tujuan
jangka pendek:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x30 menit, diharapkan perilaku dan lingkungan penunjang
PHBS dapat meningkat dengan kriteria hasil:
100% atau 54 orang tua memiliki tingkat pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan format evaluasi
|
7850
7840
7800
|
Staff
Development:
1.
Identifikasi kebutuhan belajar kader: skill training PHBS dan ISPA
2. Bantu
sediakan program yang tepat dalam menunjang PHBS dan pencegahan ISPA pada
anak di posyandu
3.
Motivasi kader untuk melakukan pendidikan
kesehatan PHBS dan ISPA
Supply
Management:
1.
Berikan informasi mengenai PHBS dan ISPA pada
orang tua sesuai dengan kebutuhan.
2.
Ajarkan pada orang tua tentang strategi yang
tepat agar anak mau menerapkan PHBS secara mendiri,
contoh: penjadwalan, story telling.
3.
Ajarkan pada orangtua tentang strategi yang
tepat dalam penanganan ISPA
Quality
Monitoring:
1. Monitor
tingkat keberhasilan strategi penerapan PHBS orang tua dan anak sesuai sesuai
format evaluasi.
2. Monitoring
tingkat keberhasilan strategi pencegahan ISPA pada anak sesuai format
evaluasi
|
No comments:
Post a Comment