PENGKAJIAN
KELUARGA
Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2014
A.
Data umum
1.
Nama kepala
keluarga (KK) : Tn. A
2.
Alamat : RT 01 RW 05 Jl.Kunir No. 27
Bangunharjo
Kecamatan Banyumanik
3.
No. Telp/HP :
4.
Pekerjaan : PNS
5.
Pendidikan : S1
6.
Komposisi
keluarga
No.
|
Nama
|
Hubungan dengan KK
|
Umur
|
JK
|
Tempat tanggal lahir
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Tn. A
|
Ayah
|
51 th
|
L
|
Surakarta, 28/02/1963
|
S1
|
PNS
|
2.
|
Ny.A
|
Ibu
|
39 th
|
P
|
Semarang, 13/04/1974
|
D3
|
Pegawai Swasta
|
3.
|
An. S
|
Anak
|
21 th
|
P
|
Semarang, 29/12/1993
|
D3
|
Bidan
|
4.
|
An. L
|
Anak
|
17 th
|
P
|
Semarang, 14/10/1996
|
SMA
|
-
|
5.
|
An.K
|
Anak
|
3.5 th
|
P
|
Semarang, 10/10/2010
|
TK
|
-
|
Ny.K
60 th
|
Tn.H
62 th
|
Tn.W 80 th
|
Ny. M
78 th
|
Sehat
|
Sehat
|
Tn.Y
57th
|
Tn. G
45 th
|
Ny. R
35 th
|
Sehat
|
Sehat
|
Sehat
|
Riwayat Kolesterol
|
Sehat
|
Sehat
|
Ny.A
39 th
|
Tn.A
51 th
|
Ny.S
55 th
|
Ny. p
28 th
|
Sehat
|
An.S
35 th
|
An. L
35 th
|
An.K
35 th
|
An.K
35 th
|
Karies Gigi
|
7.
Tipe keluarga
Keluarga Ny. A
merupakan keluarga ini yang
terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak.
8.
Budaya
a. Suku Budaya : Jawa
Ny. A mengatakan, “ Bahasa yang dipakai ya campur-campur mbak, kadang bahasa Indonesia yo kadang bahasa Jawa.”
b. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan
masalah kesehatan:
Ny. A mengatakan, “Kalau budaya gitu ya yang
biar sehat gitu ya biasane kadang minum jamu gitu, ibu itu masih suka minum
jamu, kalau dulu habis melahirkan sama pas haid itu minum jamu.”
c.
Adat/tradisi:
Ny. A mengatakan, “ Adat apa ya mba, kayaknya ya
ga ada tradisi tertentu si, biasa aja, ga ada ada tertentu, paling ya kaya adat
orang jawa gitu mba.”
9.
Agama yang dianut keluarga
a. Agama: seluruh anggota keluarga beragama Islam.
Ny. A berkata, “Ya disini muslim semua”.
b. Kegiatan rutin
keagamaan:
Ny. A berkata, “ Kalau kegiatan keagamaan sih seperti
biasa yo mbak solat lima waktu, bapake sama dedek juga sering pergi ke mushola
solat bareng. Kalau pengajian saya jarang ikut mbak, soale kan saya jarang di
rumah ya kerja tapi kalau dirumah itu suka rutin ngaji mendatangkan guru ngaji
tiap rabu kamis.”
c.
Persepsi keluarga tentang agama:
Ny. A berkata, “ agama itu ya apa ya, ya pegangan buat kehidupan
dunia dan akhirat lah, biar kehidupannya bener.”
d.
Kepercayaan dan nilai-nilai agama:
Ny. A mengatakan, “
ya yang pasti solat wajib lima waktu, ya kalau solat wajibnya gitu lebih sering
sendiri- sendiri si mba, solanya gimana ya, kesibukannya juga beda- beda. Kalau
makan ya pasti menghindari makanan- makanan haram, kaya daging babi, minum
minuman keras.”
10.
Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. A
termasuk dalam tingkatan ekonomi keluarga sejahtera. Sementara ini Ny. A mengganggap penghasilan ini cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama kebutuhan anak.
a.
Kelas sosial:
Keluarga pra sejahtera
Ny. A berkata, “...pertama kali tinggal bareng ya masih numpang orang tuaku,
belum punya rumah sendiri, tapi
sekarang udah punya rumah sendiri” Keluarga Ny. A sudah mampu makan tiga kali
sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk, buah. Baju yang digunakan juga
sudah ganti- ganti, Ny. A sendiri mempunyai keinginan untuk meningkatkan
spiritualitasnya dengan meningkatkan solat sunnah. Ny. A berkata, “..kalau bisa
ya sunnahnya juga tiap malam bangun, penginnya si gitu terus mba, menyempatkan
diri untuk sunnah itu,..”
b. Penanggung jawab ekonomi: Tn. A dan Ny. A
Ny. A berkata,” Untuk penanggung jawab ekonomi buat keluarga ya
saya sama bapake mba, sama- sama
kerja. ”
c.
Dukungan ekonomi:
Ny. A berkata, “ Nggak ada tambahan lain mbak wong saya
sama bapake sama-sama sibuk kerja.”
d. Jumlah pendapatan: Rp 3.500.000/ bulan.
Ny. A mengatakan, “pendapatan per bulan dirata-rata aja
ya mbak ya sekitar Rp 3.500.000,-.”
e. Fungsi ekonomi: penghasilan digunakan
untuk makan, biaya sekolah anak, pengobatan keluarga jika sakit, listrik dan
lain-lain. Memiliki tabungan walaupun hanya sedikit.
Ny. A berkata, “ Uange buat kebutuhan sehari-
hari, buat biaya sekolah An. L sama An.K kan mbaknya yang pertama sudah tidak sekolah, buat listrik,
sama tabungan sedikit lah mba, buat benerin rumah sedikit-sedikit.”
11.
Aktivitas rekreasi atau waktu
luang keluarga
Ny. A mengatakan, “ Kalau untuk rekreasi, setiap ada waktu libur pasti saya sekeluarga
pergi keluar, jalan-jalan sama anak-anak. Tanpa anak-anak minta juga kalo ada
waktu libur pasti pergi mbak.”
B.
Tahap dan
riwayat perkembangan keluarga
12.
Tahap
perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A sekarang ini pada tahap keluarga dengan anak
usia sekolah. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga sudah
memberikan kebebasan untuk bermain dan belajar pada An. L
dan An. K. Tugas perkembangan yang sudah terpenuhi adalah memberikan
kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mempertahankan hubungan intim
dengan keluarga. Ny. A berkata,” Kalau An. L ini ya udah
tak bolehin main habis pulang sekolah, entah itu nonton TV atau main sama
temen, trus kalo An.K ini ya paling
dititip di budenya, kalau pulang ke rumah yasudah paling lari kesana-kemari
soalnya nggak saya kasih keluar rumah, ya paling nonton tv saja mbak.”
13.
Tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang belum
terpenuhi “menurut saya ya Alhamdulillah sudah bisa terpenuhi semua ya mbak,
tidak kekurangan untuk kebutuhan ekonomi, bapake juga sudah baik menjadi kepala
keluarga.”25b6f161
14.
Riwayat
keluarga inti
a.
Proses
pembentukan keluarga inti
Ny. A berkata,” aku itu asli Semarang kalau suamiku dari surakarta, nikahnya itu tahun 1992, tanggalnya lupa mba, pertama kali tinggal
di rumah ibuku, terus pindah ke rumah ini waktu anak yang pertama usia 6 tahun, kayaknya tahun 1999.”
b. Riwayat kesehatan
Ny. A berkata,” Saya setaun lalu kolesterolnya tinggi mbak, badan saya dulu berat
sekali, sampai sesak kalau aktivitas. Kalau keluarga ga da yang sakit sampai berlama- lama, paling ini An.K kira-kira 3 bulan lalu pernah muntah trus buang air
terus, akhirnya nggak saya bawa ke dokter tapi langsung ke rumah sakit soalnya
saya sudah ngeri mbak, tapi ternyata nggak begitu kenapa-kenapa. Saya sudah
takut An. K dehidrasi mbak” Ny. A berkata, “ An. K
ini juga paling susah buat gosok gigi mbak, dari dulu dibiasain tapi nggak mau,
ini kan giginya ilang semua gitu mbak, item-item trus kalo disuruh gosok gigi
yo gosok gigi abis itu giginya berdarah trus besoknya nggak mau gosok gigi
lagi, sampe sekarang.”
15.
Riwayat
keluarga sebelumnya
a. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumya
Ny. A mengatakan, “ Kalau dari keluarga saya
si kayaknya ga ada yang pernah sakit tensi tinggi atau gula ya, ibu juga. Dari keluarga bapake juga ibu sama bapak dulu meninggal karena
sakit tua mbak, sudah tua kok 80 taun, sakit masuk rumah sakit trus nggak lama
meninggal.”
b. Hubungan dengan Keluarga Besar
Hubungan antar keluarga terbina dengan baik. Hal ini terlihat dari ungkapan Ny. A yang
menyatakan, “ Hubungannya baik mbak
Alhamdulillah, nggak ada masalah dengan keluarga besar. Kakak saya dan keluarga
juga dekat-dekat rumahnya jadinya sering ngumpul.”
C.
Data
lingkungan
16.
Karakteristik
rumah
Keadaan rumah :
a.
Status kepemilikan rumah: Ny. A berkata, “Status kepemilikan rumah itu milik bapake, milik saya sendiri.”
b.
Deskripsi kondisi rumah: Ny. A berkata, “berapa ya,kurang
lebih 300 m2”.
Hasil
observasi rumah merupakan bangunan permanen dengan lantai keramik. Rumah terdiri dari dua buah kamar tidur, satu rung tamu, satu
ruang tengah, satu dapur dan satu kamar mandi dan WC. Penerangan listrik cukup terang, sinar matahari yang masuk ke dalam
rumah banyak, terdapat ventilasi jumlahnya banyak. Pembuangan sampah dengan cara dikumpulkan
kemudian diambil oleh petugas dengan membayar sebulan sekali. Terdapat
taman didepan rumah dan keadaannya bersih.
c. Sumber air minum: Sumber air menggunakan air pam dan air minum dari
isi ulang galon.
d. Perasaan subjektif terhadap rumah: Ny. A berkata, “ rumah saya ini ya lumayan lah mbak,
Alhamdulillah bisa seperti ini ya nggak jelek-jelek sekali tapi cukup nyaman
lah buat An.K dan kakak-kakaknya.”
e. Bahaya-bahaya keamanan: Ny. A berkata, “Ga ada khawatir bahaya apa- apa,
ga pernah kemalingan, ga terlalu bising juga, cuman ini kalau An. K main saya takut ketabrak motor soalnya di lingkungan sini
masih banyak motor yang kenceng kalo lewat”
f.
Ventilasi: Tiap
ruangan memiliki ventilasi.
g.
Lingkungan yang bersiko: Rumah tampak sedikit berantakan, air pam dikatakan tidak bersih.
h.
Kebiasaan
perawatan rumah : Ny. A berkata, “Kalau bersih-bersih itu pasti saya mbak, saya itu
bangun jam 4 pagi, beres-beres, anter anak ke sekolah, trus pas pulang kerja
juga saya rapi-rapi, nyapu sendiri tapi saya jadwalkan kalo semua harus sudah
beres jam 10 malam mbak.”
i.
Sistem
drainase air :Pembuangan
limbah melalui saluran selokan di bawah tanah di belakang rumah dengan air
mengalir.
17.
Denah rumah
Keterangan :
A. Ruang tamu
B. Ruang tidur
C. Ruang makan
D. Ruang keluarga
E. Ruang dapur
F. Kamar mandi dan WC
G. Dapur
18.
Karakteristik
tetangga dan komunitas RW
Keluarga
Tn. A tinggal di lingkungan tempat tinggal yang jaraknya tidak
begitu dekat dengan jalan raya. Ny. A mengakui bahwa dirinya lebih
jarang berinteraksi dengan tetangga dibandingkan suaminya. Ny. A
berkata,” Kalau
saya kan jarang di rumah ya mbak, jadi jarang kumpul dengan ibu-ibu
tapi kalau ada acara apa-apa pasti saya sempatkan buat ikut. Kayak ibu-ibu PKK
saya jadi bendaharanya, arisan juga saya ikut tapi selebihnya untuk setiap hari
ketemu dengan tetangga itu nggak, ya soalnya saya marketing jadi
jarang dirumah”
19.
Mobilitas
geografis keluarga
Ny. A berkata, “ Ya kalau
jauh biasanya pake mobil, kalau deket pake sepeda motor saja.”
20.
Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a. Waktu dan aktivitas: Ny. A berkata, “ ya kumpul keluarganya itu sering, nonton TV
bareng saya, suami, anak- anak main.”
b. Interaksi Keluarga
dengan Masyarakat: Ny. A berkata,” Kalau saya jarang kumpul sama ibu-ibu ya
mbak, malah lebih sering bapaknya yang kumpul sama tetangga, bapak disini pada
kenal semua mbak.”
c. Pelayanan Kesehatan
dan Pelayanan Dasar: Ny. A mengatakan,” Biasanya kalo anak atau saya atau bapaknya yang sakit kita panggil dokter mbak, kita
ada dokter sendiri kebetulan.”
21.
Sistem
pendukung keluarga
a. Formal: Ny. A berkata, “Dalam
keluarga ya nek sakit ke dokter
pribadi mba, ga pernah ke puskesmas.”
b.
Informal: Ny. A
berkata, “ Kalau ke rumah sakit gitu biasanya ya RS.Elisabeth yang bagus itu
mbak”
D.
Struktur
keluarga
22.
Pola
komunikasi keluarga
Komunikasi yang dilakukan oleh
keluarga Tn. A terjadi masing-masing keluarga.
Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga Tn. A lebih sering pada sore hari menjelang maghrib,
Ny. A berkata, “ ya kumpul keluarganya itu sering, nonton TV
bareng saya, istri, anak- anak main.”
23.
Struktur
kekuatan keluarga
a. Pengambilan keputusan:
Ny.
A berkata, “ Kalau mengambil keputusan sih biasanya saya serahin ke bapaknya
dulu tapi kalo bapaknya nggak bisa baru saya yang ambil keputusan. Saya sama
bapak masih tegasan saya kok mbak, kalo bapak kan orangnya santai saja.”
b. Teknik Pengambilan Keputusan: Ny. S berkata, “ Biasanya sih kita omongin pelan-pelan
berdua mbak, habis itu baru dirembukin bersama buat bikin keputusan”
c.
Peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan: Ny. A mengatakan,
“ya itu tadi, musyawarah berdua sama bapake.”
24.
Struktur
peran
Anggota keluarga
|
Peran formal
|
Peran informal
|
Tn. A
|
Sebagai kepala keluarga, pencari
nafkah, pembuat keputusan
Ny. A berkata, “ Bapak itu
kepala keluarga yang baik, semuanya bisa dipenuhi sama bapak.”
|
Sebagai pelindung bagi keluarga
dan pengharmonis keluarga
|
Ny. A
|
Tn. A berkata,” Ya peran istri sudah baik, bantu mencari nafkah juga, ngrawat anak, masak, kadang bersihin
rumah.”
|
Sebagai pendukung ekonomi
Ny. A berkata,” Istri saya juga kerja jadi marketing”
|
An. S
|
Sebagai anak yang menghormati dan mencintai orang
yang lebih tua
|
Sebagai pengharmonis dalam
keluarga
|
An. L
|
Sebagai anak yang menghormati dan mencintai orang
yang lebih tua
|
Sebagai pengharmonis dalam
keluarga
|
An. K
|
Sebagai anak yang menghormati dan mencintai orang
yang lebih tua
|
Sebagai pengharmonis dalam
keluarga
|
a.
Konflik Peran: Dalam keluarga tidak pernah terjadi konflik peran, semua
peran berjalan sebagaimana semestinya. Ny. A berkata “oh kalo masalah peran di
rumah nggak ada masalah kok mbak, saya walaupun kerja juga beres-beres rumah
nggak ngeluh nggak apa wong namanya juga ibu rumah tangga.”
b.
Model Peran: Ny. A
berkata, “Sebenernya
dulu sempet nggak boleh kerja sama bapak karena namanya istri kan lebih baik
jadi ibu rumah tangga ngurus anak di rumah sama beres-beres, tapi saya nggak
mau berhenti kerja mbak.”
25.
Nilai dan
norma keluarga
Dalam
keluarga saling menghargai satu sama lain khususnya yang muda cukup menghormati
dan menghargai yang lebih tua. Ny. A mengatakan, “Ya kalau di sini intinya yang muda menghormati yang
lebih tua, kalau ngomong sama orang lebih tua kaya orang tua gitu An. S, An. L, dan An. K ga boleh bilang kamu, bilangnya mbak, kakak, ayah atau ibu.”
E.
Fungsi
keluarga
26.
Fungsi
afektif
Anggota keluarga saling
menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam keluarga selalu dibicarakan
bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah komunikasi.
Ny. A berkata,” Ya pasti
itu mba, pasti saling menyayangi, menghargai pendapat nek lagi musyawarah apa gitu”
27.
Fungsi
sosialisasi
a. Diantara anggota keluarga
berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, begitu pula berinteraksi
dengan anggota masyarakat sekitarnya. Ny. A
berkata, “ya kumpul
keluarganya itu sering, nonton TV bareng saya, istri, anak- anak main.” Ny. A mengatakan, Kalau ibu si suka ngobrol- ngobrol sama orang di depan,
kalau saya si jarang mba, aktif tapi ya jarang keliatan juga mbak, tapi kalau
pengajian sama PKK saya selalu aktif.”
28.
Fungsi
perawatan kesehatan
a. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga
Berkaitan dengan masalah kesehatan Karies Gigi.
1) Mengenal
masalah
Ny. A berkata, “ Karies gigi itu yang giginya
seperti An.K ini to mbak? Yang hitam semua giginya, hilang, abis semua giginya.”
2) Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat
Ny. A berkata, “ An.K ini susah gosok gigi mbak,
sudah diajak berkali-kali tapi pas gosok gigi giginya itu berdarah, jadi nggak
mau gosok gigi lagi. Pernah dibawa ke dokter gigi tapi ya dokternya Cuma bilang
nggak apa-apa nanti bisa numbuh sendiri giginya yang putih tapi harus dibiasain
buat gosok gigi.”
3) Memberi Perawatan Pada Anggota
Keluarga yang Sakit
Ny. A berkata,“ Kalau masalah gigi An. K dulu kan pernah dibawa ke
dokter mbak, habis itu nggak pernah saya bawa ke dokter lagi ya saya biarin aja
tapi saya selalu ingetin buat gosok gigi setiap mandi.”
4) Memodifikasi Lingkungan
Berdasarkan
hasil observasi bahwa rumah Ny. A memiliki kamar mandi yang licin
lantainya dan memiliki bak mandi yang cukup tinggi sehingga An.K tidak bisa
mengambil sikat gigi dan pasta gigi di atas bak mandi.
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan
yang ada di Masyarakat
Ny. A
mengatakan “Kalau masalah gigi An.A ini ya
saya langsung bawa ke dokter gigi mbak, nggak ke puskesmas atau klinik dulu.”
b. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga
Berkaitan dengan masalah kesehatan Kolesterol tinggi.
1) Mengenal
masalah
Ny. A berkata, “ Saya punya kolesterol tinggi
mbak, soale saya jarang dirumah makannya sembarang beli diluar. Gede banget
badan saya kemaren itu, sampe suka sesak kalau aktivitas dikit aja.”
2)
Membuat Keputusan
Tindakan Kesehatan yang Tepat
Ny. A berkata, “ Saya yo mulai merubah semuanya
mbak, makanan yang biasa beli saya mulai masak sendiri banyak sayur-sayuran
yang sehat pokoknya jaga makanan lah mbak sekarang yo bobote sudah turun dari
65 jadi 60 badannya juga sudah enakan. ”
3) Memberi Perawatan Pada Anggota
Keluarga yang Sakit
Ny. A berkata,“ Kalau badan saya nggak enak saya minum obat
sendiri mbak, obat warung dulu kalo nggak cocok yo baru ke dokter, disini kan
ada dokter pribadinya mbak.”
4) Memodifikasi Lingkungan
Berdasarkan
observasi jenis masakan yang diolah oleh Ny.A dan keluarga terlihat menu yang
tersaji adalah makanan sehat yang lebih banyak bermacam sayur dan buah juga
selalu tersedia di rumah.
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan
yang ada di Masyarakat
Ny. A
mengatakan “Saya selalu periksa kolesterol,
gula, semuanya rutin mbak kalo nggak tiap minggu ya tiap bulan”
29.
Fungsi
reproduksi
Keluarga Tn. A sudah memiliki 3 orang anak perempuan, Ny. A lebih meningkatkan hubungan intim dan menjaga keharmonisan rumah
tangga.
30.
Fungsi
ekonomi
Penghasilan digunakan untuk makan, biaya sekolah anak, pengobatan anggota keluarga, listrik dan lain-lain. Memiliki
tabungan walaupun hanya sedikit.
Ny. A berkata, “
Uange buat kebutuhan sehari- hari, buat biaya sekoleh An. K, buat listrik,
arisan, sama tabungan sedikit lah mba, buat beli rumah baru yang lebih nyaman
dan baik.”
F.
Stress dan
koping keluarga
Komponen
|
Tn. A
|
Ny. A
|
31.
Stressor
jangka pendek
|
Tidak ada yang membuat stress dalam waktu dekat.
|
Tidak ada yang membuat stress dalam waktu dekat.
|
Stressor jangka panjang
|
Tn. A berkata, “Ya paling ini mba pengin benerin rumah biar
bagus”
|
Ny. A berkata, “Pengin benerin
rumah sama ngasih pendidikan terbaik buat anak.”
|
32.
Kemampuan
berespon terhadap situasi/stressor
|
Tn. A berkata, “saya kalau ada pikiran apa
biasanya dzikir mba., dibawa
santai saja.”
|
Ny. S berkata, “Kalau stres ya nonton tv, jangan dipikiri banget lah.”
|
33.
Strategi
Koping keluarga : Konflik antara keluarga pasangan kadang terjadi. Jika ada masalah dalam keluarga selalu didiskusikan, walau diam untuk
sementara waktu, Ny. A
mengatakan, “ Biasanya si kalau ada apa- apa musyawarah dulu sama suami, kalau ga
punya titik temu mau ga mau harus nemu.”
34.
Efektifitas
koping yang digunakan
Koping
keluarga cukup efektif karena
dilakukan dengan musyawarah.
G.
Pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
Tn. A
|
Ny. A
|
An. S
|
An. L
|
An.K
|
|
35.
Praktik
diet keluarga (nutrisi dan cairan)
|
Tn. A
berkata, “Kalau saya ya
biasa makan 3 kali sehari, nasi, sayur, lauk pauk dan buah. Minum ya sehari 3- 4 gelas, gelas blimbing”
|
Ny. A berkata, “Saya ya
sama, makan 3 kali sehari, nasi, sayur, lauk pauk dan buah, minumnya juga kayanya sama si, 3-4 gelas seharinya”
|
Ny. A berkata, “An. S ya sama, makan
3 kali sehari, nasi, lauk pauk dan buah, cuman kalau sayur ga begitu suka, kalau makan sama sayur ga mau,
minumnya air putihnya banyak dia, minum susu juga kadang sehari sampai tiga
kali”
|
Ny. A berkata, “An. L ya sama, makan
3 kali sehari, nasi, lauk pauk dan buah, cuman kalau sayur ga begitu suka, kalau makan sama sayur ga mau,
minumnya air putihnya banyak dia, minum susu juga kadang sehari sampai tiga
kali”
|
Ny. A berkata, “Kalau An. K itu minum susu formula juga, jadi kalau ditinggal
ibunya kerja gini saya pake susu formula, ya 90 ml itu mba kira2 kalau pake
formula. Selebihnya makan nasi, sayur lauk pauk dan buah. Minumnya juga
lumayan banyak”
|
36.
Istirahat
dan tidur keluarga
|
Tn. A berkata, “Saya itu biasanya tidur jam10 nan mba, nanti bangunnya
jam 4 pagi nemenin istri bangun”
|
Ny. A berkata, “Nek ibu tidur malam seringnya jam
10 mbak, buat jaga kondisi juga trus bangune jam 4 pagi.”
|
Ny.A berkata, “An.S itu tidurnya teratur mbak jam 9 paling sudah
tidur.”
|
Ny. A berkata, “ An. L itu tidure
lumayan malem mbak, sekitar jam 11an baru tidur, ngerjain tugas sekolahnya
dulu katanya.”
|
Ny. A berkata, “An. K paling jam
setengah 8 atau jam setengah 9 malem sudah tidur mbak. Siangnya juga tidur
dia.”
|
37.
Olah
raga/mobilisasi
|
Tn. A berkata, “kalau
saya paling ikut jalan cepat di kodam sana mbak.”
|
Ny. A berkata, “kalau saya
disini kadang yo senam mbak atau ikut jalan cepat di kodam.”
|
Ny.A berkata, “An.S ini jarang sekali olahraga mbak, susah
disuruh olahraga tapi yo badannya gak pernah sakit.”
|
Ny. A berkata,” An.L mungkin seminggu sekali olahraga
di sekolah ya.”
|
Ny. A berkata, “An.K ga pernah olahraga la mba,kan
bayi.”
|
38.
Eliminasi
|
Tn. A berkata, “ saya
nggak ada masalah untuk buang air mbak, biasa saja semuanya.”
|
Ny. A berkata, “Kalau saya BAB dua hari sekali yo normal-normal saja mbak.”
|
Ny A berkata, “An.S kelihatannya normal saja kok mbak BAB dan
BAKnya.”
|
Ny. A berkata, “Kalau sama anak- anak saya kayaknya
sehari sekali BAB.”
|
Ny. A berkata, “Kalau
An.K ini sering ngompol mbak, makanya saya pakein pempers dirumah kalo pas
mau tidur, BABnya biasa saja kok kayake.”
|
39.
Personal hygiene
|
Ny. A berkata, “ semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari, keramas minimal 2 hari sekali, gosok gigi 2
kali sehari pas mandi kecuali An. K.
|
Ny. A berkata, “ semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari, keramas minimal 2 hari sekali, gosok gigi 2
kali sehari pas mandi kecuali An. K.
|
Ny. A berkata, “ semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari, keramas minimal 2 hari sekali, gosok gigi 2
kali sehari pas mandi kecuali An. K.
|
Ny. A berkata, “ semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari, keramas minimal 2 hari sekali, gosok gigi 2
kali sehari pas mandi kecuali An. K.
|
Ny. A berkata, “ An.K
ini mandi bisa 3 kali atau 4 kali sehari mbak, pokoknya kalo abis keluar trus
masuk rumah pasti aku mandiin lagi, tapi gosok giginya ini nggak mau sama
sekali.”
|
H.
Pengkajian
psikiatrik
1.
Konsep diri
Pengkajian Psikiatrik
|
An.K
|
Gambaran
Diri
|
|
Identitas
Diri
|
|
Ideal
Diri
|
|
Peran
|
|
Harga
Diri
|
2.
Status
kesehatan mental
Ny. A mengatakan, “Tidak ada anggota keluarga yang tinggal
satu rumah mengalami gangguan mental.”
3.
Pengkajian
resiko
Dari
pengkajian di keluarga Tn, A tidak ditemukan data yang mengarah
resiko terjadinya gangguan jiwa.
I.
Harapan
keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Ny. A berkata, “Apa ya mba,
harapannya si ya keluarga makin sehat, bisa ngrawat diri, bisa nambah
pengetahuan tentang kesehatan untuk meingkatkan kesehatan keluarga gitu mba,
jadi anggota keluarga tambah sehat, gak
ada yang resiko sakit kayak An.K.”
J.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik
|
Nama anggota yang diperiksa
|
||||
Tn. A
|
Ny. A
|
An. S
|
An. L
|
An.K
|
|
Kepala
|
Rambut bersih, lurus, tidak ada ketombe,
rambut berwarna hitam ,tidak ada
lesi.
|
Rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut
berwarna hitam pendek, tidak ada
lesi.
|
Rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut
berwarna hitam pendek, tidak ada
lesi.
|
Pertumbuhan rambut merata, rambut
berwarna hitam pendek, tidak ada
lesi.
|
Pertumbuhan rambut merata, rambut
berwarna hitam pendek, tidak ada
lesi.
|
Mata
|
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
|
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
|
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
|
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
|
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
|
Hidung
|
Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada lesi, tidak ada napas
cuping hidung.
|
Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada lesi, tidak ada napas
cuping hidung.
|
Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada lesi, tidak ada napas
cuping hidung.
|
Bersih, ada sedikit pengeluaran, tidak ada
lesi, tidak
ada napas cuping hidung.
|
Bersih, ada sedikit pengeluaran, tidak ada
lesi, tidak
ada napas cuping hidung.
|
Telinga
|
Simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
|
Simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
|
Simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
|
Simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
|
Simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
|
Mulut
|
Mukosa bibir lembab, warna bibir kehitaman, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries maupun
berlubang
|
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries maupun
berlubang
|
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries maupun
berlubang
|
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries maupun
berlubang
|
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi ada caries maupun gigi
kehitaman
|
Leher
|
Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, tidak terdapat lesi atau jaringan parut.
|
Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, tidak terdapat lesi atau jaringan parut.
|
Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, tidak terdapat lesi atau jaringan parut.
|
Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, tidak terdapat lesi atau jaringan parut.
|
Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, tidak terdapat lesi atau jaringan parut.
|
Dada/paru-paru
|
Tidak ada retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, suara paru vesikuler. Jantung regular.bentuk
dada simetris kanan dan kiri
|
Tidak ada retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, suara paru vesikuler. Jantung regular.bentuk
dada simetris kanan dan kiri
|
Tidak ada retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, suara paru vesikuler. Jantung regular.bentuk
dada simetris kanan dan kiri
|
Tidak ada retraksi dada, tidak ada penggunaan
otot bantu nafas, suara paru vesikuler. Jantung regular.bentuk dada simetris kanan
dan kiri
|
Tidak ada retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, suara paru vesikuler. Jantung regular.bentuk
dada simetris kanan dan kiri
|
Abdomen
|
Tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 6x/menit
|
Tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 7x/menit
|
Tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 9x/menit
|
Tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 9x/menit
|
Tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 11x/menit
|
Ekstremitas
|
Ekstremitas
atas: tidak
edema, tidak ada nyeri, akral hangat, capillary refill < 2 detik.
Ekstremitas bawah: tidak edema, tidak ada nyeri akral
hangat, capillary refill < 2 detik.
|
Ekstremitas
atas: tidak
edema, tidak ada nyeri, akral hangat, capillary refill < 2 detik.
Ekstremitas
bawah: tidak edema, tidak ada nyeri akral
hangat, capillary refill < 2 detik.
|
Ekstremitas
atas: tidak
edema, tidak ada nyeri, akral hangat, capillary refill < 2 detik.
Ekstremitas
bawah: tidak edema, tidak ada nyeri akral
hangat, capillary refill < 2 detik.
|
Ekstremitas
atas: tidak
edema, tidak ada nyeri, akral hangat, capillary refill < 2 detik.
Ekstremitas
bawah: tidak edema, tidak ada nyeri akral
hangat, capillary refill < 2 detik.
|
Ekstremitas
atas: tidak
edema, tidak ada nyeri, akral hangat, capillary refill < 2 detik.
Ekstremitas
bawah: tidak edema, tidak ada nyeri akral
hangat, capillary refill < 2 detik.
|
Kulit
|
Bersih, warna kulit cokelat, tidak ada lesi, turgor baik (elastis).
|
Bersih, warna kulit kuning langsat, sedikit kriput, turgor baik (elastis).
|
Bersih, warna kulit kuning langsat, tidak
kriput, turgor baik (elastis).
|
Bersih, warna kulit kuning langsat, tidak
kriput, turgor baik (elastis).
|
Bersih, warna kulit kuning langsat, tidak
kriput, turgor baik (elastis).
|
Genetalia
|
Tidak terkaji
|
Tidak terkaji
|
Tidak terkaji
|
Tidak terkaji
|
Tidak terkaji
|
TTV
|
TD
: 110/80 mmHg,
RR :23 x/menit,
HR : 80 x/menit
|
TD: 190/70 mmHg
RR
: 20 x/menit,
HR : 74 x/menit
|
RR: 24 x/menit
HR: 86 x/menit
|
||
BB/TB
|
65kg/ 160 cm
|
60kg/ 155cm
|
48 kg/158 cm
|
50 kg/ 160 cm
|
17 kg/ 110 cm
|
IMT
|
IMT 25,3 (gemuk)
|
IMT 24,9 (normal)
|
IMT 19,2
(normal)
|
IMT 19,5
(normal)
|
POHON MASALAH
DS :
1)
Praktek diet nutrisi dan cairan
·
Ny. A
berkata, “Kalau saya ya biasa makan 3 kali sehari, nasi, sayur,
lauk pauk dan buah. Minum ya sehari 3- 4 gelas, gelas blimbing”
·
Ny.
A berkata, “Saya ya sama, makan 3 kali sehari, nasi, sayur, lauk pauk
dan buah,
minumnya juga kayanya sama si, 3-4 gelas seharinya”
2)
Olahraga/aktivitas
·
Ny. A berkata, “kalau saya sama istri jarang olah
raga si, ga ada waktu olah raga khusus, paling
bersih- bersih rumah.”
·
Ny. A berkata, “jarang olahraga mba, ya tiap hari
ngajar.”
3)
Pola eliminasi
·
Ny. A berkata, “ Kalau saya itu sering BABnya keras
mba, kadang 2 atau 3 hari sekali baru BAB.”
·
Ny. S berkata, “Kalau saya BAB dua hari sekali tapi
keras mba, ga sampai sakit banget si pas di buang.”
4)
Fungsi perawatan kesehatan
·
Ny. A berkata, “ Ya
kalau saya buang air besarnya agak susah inisiatif sendiri makan pisang,
tapi kadang makan pisang udah dua sampai tiga kali ko ga lancar- lancar ya
mba.”
·
Ny. S berkata, “ kalau saya BABnya udah
mulai keras gitu si biasanya langsung ini mba minum obat apa itu ya yang
buat BABnya lancar, iya itu obat pencahar, kaya dulcolax itu mba, jadi
langsung plong keluar gitu mba.”
DO:
·
Hasil pemeriksaan
abdomen Ny. A tidak ada lesi, tdk
ada nyeri tekan, bising usus
6x/menit
·
Hasil pemeriksaan
abdomen Ny. S tidak ada lesi, tdk ada nyeri tekan, bising usus 7x/menit
·
Pola BAB Ny. A dan
Ny. S 2- 3 kali sehari dengan konsistensi sedikit keras.
|
Resiko konstipasi
|
Konstipasi
|
Ketidakcukupan
cairan dan ativitas, kurang pengetahuan
|
Kejadian
PKTB dapat berulang
|
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Diri: PKTB
|
Kurang pengetahuan dan dukungan
sosial
|
DS :
1) Fungsi perawatan kesehatan
·
Ny. A berkata,
“Kalau menurut saya si gara- gara ini mba, dulu kan An. Z sakit pas baru-
baru pindah ke rumah ini, dulu kasurnya spring
bed tapi ga pake dipan mba, jadi langsung ke lantai, la itu mungkin
yang bikin An. Z jadi sakit flek.”
·
Ny. S berkata, “ An.
Z ini dulu waktu kena flek
pengobatannya sampai 6 bulan mba.”
2)
Kemapuan berespon terhadap
stress
·
Kalau ngrokok ini si udah hal biasa mba, stres ga
stres lagi ga ngapa- ngapain
suka ngrokok,hehe..biasanya satu hari satu bungkus. ”
3)
Riwayat Kesehatan
·
Ny. A berkata, “ Iya saya perokok, sejak kelas 2 SMA
saya ngrokok mba sampai sekarang. Pernah batuk si gara- gara ngrokok, batuk
kalau rokoknya yang hargane mahal mba.”
·
Ny. A berkata,” Pas dulu- dulu awal- awal ya
dilarang, tapi makin ke sini ke sini ya biasa aja si keluarga.”
4)
Perasaan subjektif terhadap rumah
·
Ny. A berkata, “ ya rumah ini saya sadari belum sepenuhnya
bagus mba, ventilasinya aja terbatas, merasa belum nyaman mba, penginnya
beli yang baru lagi terus ini buat di kosin aja.”
5)
Harapan keluarga terhadap tenaga kesehatan
·
Ny. A
berkata, “Apa ya
mba, harapannya si ya keluarga makin sehat, bisa ngrawat diri, bisa nambah
pengetahuan tentang kesehatan untuk meingkatkan kesehatan keluarga gitu
mba, jadi anggota keluarga tambah sehat, ga sakit lagi kaya An Z.”
DO :
·
Penerangan
listrik cukup terang, namun sinar matahari yang masuk ke dalam rumah kurang, terdapat ventilasi namun jumahnya
terbatas dan terdapat atap penutup yang menghalangi masuknya sinar matahari
ke dalam rumah.
·
Terlihat saat wawancara Ny. A sedang merokok.
·
Hasil pemeriksaan fisik Ny. A mukosa
bibir lembab, warna bibir
kehitaman.
·
Terdapat 3 buah korek
api dan satu bungkus rokok di atas meja.
|
RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2014
A.
Data umum
1.
Nama kepala keluarga
(KK) : Ny. A
2.
Alamat : RT 02 RW 03 Kelurahan
Pedalangan Kecamatan Banyumanik
3.
No. Telp/HP :
4.
Pekerjaan : Wiraswasta
5.
Pendidikan : SMA
6.
Komposisi keluarga
No.
|
Nama
|
Hubungan dengan KK
|
Umur
|
JK
|
Tempat tanggal lahir
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Ny. A
|
Ayah
|
34 th
|
L
|
Semarang, 28/09/1980
|
SMA
|
Wiraswasta
|
2.
|
Ny.S
|
Ibu
|
63 th
|
P
|
Semarang, 13/06/1981
|
S1
|
Guru
|
3.
|
An. Z
|
Anak
|
5 th
|
L
|
Semarang, 29/12/2009
|
TK
|
-
|
4.
|
An. G
|
Anak
|
4 bln
|
L
|
Semarang, 14/10/2013
|
-
|
-
|
ANALISA DATA
TANGGAL
|
DATA FOKUS
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
21/02/2014
|
DS:
1)
Fungsi
perawatan kesehatan.
·
Ny. S berkata, “ An. Z ini kalau makan sayur emang
susah mba, kan khawatirnya dia kekurangan sayur terus kenapa-
kenapa gitu, gampang sakit.”
·
Ny. S berkata, “ Ya saya pernah ini mba bikin makanan
bentuke lucu- lucu gitu dari sayur, apa bentuk bunga gitu, tapi tetep ga
mempan mba.”
·
Saat ditanya pada An. Z apakah An.
Z suka nuget, bakso, atau pun jely, An. Z menjawab, “Iya, suka.”
2)
Praktek diit
nutrisi dan cairan
· Ny. A berkata, “An. Z ya sama, makan 3 kali sehari, nasi,
lauk pauk dan buah, cuman kalau sayur ga begitu suka, kalau makan sama sayur
ga mau, minumnya air putihnya banyak dia, minum susu juga kadang sehari
sampai tiga kali”
· Ny. A berkata,” Paling sayur yang mau dimakan cuma
wortel, itu juga kalau dipancing- pancing wortel itu bagus buat mata, tapi
sayur yang lainnya ya tetep ga mau.”
DO:
·
Pengkajian
ABCD:
A: Z score, -1,28(normal)
B: Tidak terkaji
C: An. Z terlihat kurus,
tinggi, konjungtiva sedikit anemis
D: An. Z tidak mau makan
sayuran
·
Saat ditanya An. Z suka sayur atau tidak, An. Z
menggelengkan kepala.
|
Resiko
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis:
tidak suka memakan sayur
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
|
Tujuan Umum
|
Tujuan Khusus
|
Kode
|
Tanggal
|
Intervensi
|
1.
|
Resiko
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis:
tidak suka memakan sayur
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama seminggu diharapkan
nutrisi An. Z seimbang dengan
kriteria hasil :
1.
Z score An. Z masih dalam batas normal sesuai usia tumbuh kembang (Z
score normal -2 - 2.
2.
Keluarga melaporkan An. Z tidak sakit.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali dalam seminggu, diharapkan intake sayuran An. Z
meningkat dengan kriteria hasil:
1.
Ibu dapat membuat menu makan kesukaan An. Z sesuai dengan modifikasi yang
terbuat dari sayur.
2.
An. Z mau memakan makanan olahan dari sayur.
|
1120
1160
|
Nutrition Therapy
1.
Berikan pengetahuan tentang manfaat modifikasi makanan.
2.
Berikan contoh menu makanan yang dimodifikasi dari sayur, seperti nuget
dan jelly sayur.
3.
Ajarkan Ny. S tentang pembuatan nuget sayur atau Jelly sayur.
4.
Demonstrasi pembuatan jelly sayur atau nuget sayur.
Nutrition Monitoring
5.
Monitor berat badan An. Z
6.
Monitor turgor kulit dan konjungtiva An. Z.
7.
Monitor jumah sayur yang masuk ke dalam tubuh An.Z
8.
Monitor tanda- tanda vital An. Z
|
PRIORITAS
MASALAH
No
|
Tanggal
|
Prioritas
masalah
|
Pembenaran
|
Ttd/nama
|
1
|
21/02/2014
|
Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Diri: PKTB berhubungan dengan kurang pengetahuan dan
dukungan sosial
|
PKTB merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada
paru- paru anak. PKTB sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar anak
karena bakteri mudah sekali masuk pada tubuh anak- anak. Kurangnya manajemen
baik dari perilaku orang di sekitar maupun lingkungan anak dapat mempengaruhi
timbulnya PKTB kembali pada anak yang memiliki riwayat PKTB. Anak memiliki
resiko untuk mengalami masalah pernapasan dan masalah ini menjadi masalah
yang sangat penting. (High Priority)
|
Safina
|
2
|
21/02/2014
|
Resiko
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis:
tidak suka memakan sayur
|
Psikologis anak yang memang sedari kecil tidak memiliki
sayur memungkinkan banyak kandungan vitamin yang terandung dalam sayur yang
berfungsi untuk penguat daya tahan tubunya tidak dapat masuk ke dalam tubuh.
Akibatnya tubuh anak akan lebih beresiko atau mudah untuk terinfeksi virus
maupun bakteri. (Medium Priority)
|
Safina
|
3.
|
21/02/2014
|
Resiko
Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan cairan dan ativitas, kurang
pengetahuan
|
Pola BAB Ny. A dan Ny. S masih dalam batas normal,
hanya saja konsistensi dan pola hidup untuk memperlancar pencernaan masih
kurang, sehingga hanya perlu peningkatan pengetahuan untuk mencegah
konstipasi.(Low priority)
|
Safina
|
RENCANA
KEPERAWATAN
Nama KK : Ny. A Alamat : RT 02 RW 03 Kelurahan Pedalangan
Kecamatan Banyumanik
No
|
Diagnosa Kep.
|
Tujuan
|
Kode NIC
|
Tanggal
|
Rencana
Kegiatan
|
|
Umum
|
Khusus
|
|||||
1.
|
Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Diri: PKTB berhubungan dengan kurang pengetahuan dan
dukungan sosial
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 bulan diharapkan manajemen kesehatan diri keluarga menjadi efektif
dengan kriteria hasil :
1.
An. Z tidak mengalami PKTB kembali maupun infeksi saluran pernapasan yang
lainnya.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam jangka waktu 3 kali dalam seminggu
diharapkan Ny. A dapat menunjukan peningkatan pengetahuan dan perilaku
perawatan kesehatan yang efektif dengan kriteria hasil:
1.
Konsumsi rokok Ny. A 5 batang dalam sehari.
2.
Pencahayaan ruangan di rumah Ny. A menjadi bertambah.
|
5510
4360
6480
|
Health Education
1.
Berikan pengetahuan tentang PKTB
2.
Berikan pengetahuan tentang tanda dan gejala PKTB
3.
Berikan pengetahuan tentang penyebab PKTB
4.
Berikan pengetahuan tentang pencegahan PKTB.
5.
Berikan pengetahuan tentang penanganan PKTB.
Behaviour Modification
6.
Berikan pengertian tentang bahaya merokok
7.
Anjurkan Ny. A untuk mengurangi konsumsi rokok
8.
Berikan alternatif aktivitas lain selain merokok,seperti memakan permen.
9.
Berikan lembar monitoring jumlah rokok yang dikonsumsi selama satu hari.
Enviromental Management
10.
Ciptakan lingkungan yang bersih dan rapi.
11.
Modifiksi ruangan agar sinar matahari yang masuk cukup.
12.
Anjurkan keluarga untuk menjaga suhu ruangan (28 0 C) agar tidak
terlalu lembab.
|
|
2.
|
Resiko
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis:
tidak suka memakan sayur
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama seminggu diharapkan
nutrisi An. Z seimbang dengan
kriteria hasil :
3.
Z score An. Z masih dalam batas normal sesuai usia tumbuh kembang (Z
score normal -2 - 2.
4.
Keluarga melaporkan An. Z tidak sakit.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali dalam seminggu, diharapkan intake sayuran An. Z
meningkat dengan kriteria hasil:
3.
Ibu dapat membuat menu makan kesukaan An. Z sesuai dengan modifikasi yang
terbuat dari sayur.
4.
An. Z mau memakan makanan olahan dari sayur.
|
1120
1160
|
Nutrition Therapy
9.
Berikan pengetahuan tentang manfaat modifikasi makanan.
10.
Berikan contoh menu makanan yang dimodifikasi dari sayur, seperti nuget
dan jelly sayur.
11.
Ajarkan Ny. S tentang pembuatan nuget sayur atau Jelly sayur.
12.
Demonstrasi pembuatan jelly sayur atau nuget sayur.
Nutrition Monitoring
13.
Monitor berat badan An. Z
14.
Monitor turgor kulit dan konjungtiva An. Z.
15.
Monitor jumah sayur yang masuk ke dalam tubuh An.Z
16.
Monitor tanda- tanda vital An. Z
|
|
3.
|
Resiko
Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan cairan dan ativitas, kurang
pengetahuan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu
minggu, diharapkan konstipasi pada Ny. A dan Ny. S dapat dihindari dengan
kriteria hasil:
1.
Pola BAB Ny. A dan Ny. S normal (1-2 kali sehari) dengan konsistensi
lunak.
|
Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
dalam satu minggu, pengetahuan Ny. A dan Ny. S tentang konstipasi, intake
cairan serta aktivitas Ny. A dan Ny. S meningkat dengan kriteria hasil:
1. Ny. A dan Ny. S mengetahui beberapa faktor yang
menyebabkan konstipasi.
2. Ny. A dan Ny. S minum 8 gelas air mineral per hari.
3. Ny. A dan Ny. S melakukan olahraga minimal 30 menit
sehari.
|
5510
|
Health Education
1.
Berikan pengetahuan tentang konstipasi.
2.
Berikan pengetahuan tentang tanda dan gejala konstipasi
3.
Berikan pengetahuan faktor penyebab konstipasi
4.
Berikan pengetahuan cara mencegah konstipasi.
Bowel Management
5.
Monitor pola BAB dan karakteristik feses Ny. S dan Ny. A
6.
Monitor makanan yang dikonsumsi Ny. A dan Ny. S
7.
Evaluasi obat- obatan yang dikonsumsi yang dapat mempengaruhi konstipasi.
8.
Monitor latihan fisik Ny. S dan Ny. A per hari
9.
Kaji bising usus Ny. S dan Ny. A
Fluid Monitoring
10.
Monitor jumlah air mineral yang masuk pada tubuh Ny. A dan Ny. S per
hari.
|
No comments:
Post a Comment