Monday 11 December 2017

Contoh pre plan terapi bermain

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam menjalani pemeriksaan maupun menjalani perawatan. Media yang paling efektif adalah melalui kegiatan permainan.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Anggraini, 2004). Dengan alat permainan memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan relaksasi. 
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain-lain. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial.
Pada anak yang mengalami hospitalisasi perawatan dan berkunjung ke rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh stress  bagi anak maupun orang tua. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress bagi anak, baik lingkungan fisik dari rumah sakit, seperti bangunan, alat-alat, baju putih petugas kesehatan, ataupun interaksi serta sikap petugas itu sendiri.

TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.
Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.



Tujuan khusus
Menyalurkan energi anak.
Mengurangi kecemasan dan kejenuhan pada anak selama menjalani proses hospitalisasi.
Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat dirumah sakit.
Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain

SASARAN
Pasien anak usia sekolah (6-12  tahun) di Ruang Perikesit RSUD KOTA SEMARANG

















BAB II
DESKRIPSI KASUS


KARATERISTIK SASARAN
Anak usia sekolah melakukan permainan terorganisasi, terencana dan memiliki aturan. Anak akan bermain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, dan perkembangan mental sehingga bisa mengekspresikan perasaan yang dialami.
.
ANALISA KASUS
An. A merupakan pasien dengan demam dengue di ruang Perikesit RSUD Kota Semarang. An. A berumur 8 tahun yang duduk dikelas 2 SD. Hospitalisasi dapat menimbulkan kejenuhan pada anak sehingga terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meminimalkan hal tersebut dan tetap mempertahankan kemampuan motorik anak sesuai tahapan tumbuh kembangnya

PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Energi yang dikeluarkan anak tidak banyak
Waktunya singkat
Sederhana dan menarik
Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalani
Aman
Berfungsi untuk meningkatkan imajinasi anak, kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, pengenalan akan diri sendiri
Bentuk umum dan tidak mudah rusak

KARATERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI
Permainan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yang diantaranya :
Menurut isinya
Social affective play : hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain (misal : ciluk-baa).
Sense of pleasure play : permaianan yang sifatnya memberikan kesenangan pada anak (misal : main air dan pasir).
 Skiil play : permainan yang sifatnya memberikan keterampilan pada anak (missal : naik sepeda).
Dramatik Role play : anak bermain imajinasi atau fantasi (misal : dokter dan perawat).
 Games : permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor (misal : ular tangga).
Un occupied behavior : anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya , yang digunakan sebagai alat permainan (misal : jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).

Karakter social
Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisifasi dlm permainan(misal : congklak).
Solitary play : anak tampak berada dalam kelompok bermainnya, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya.
   Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dgn anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tida ada sosialisasi.
Associative play : pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dgn anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin  dan tujuan permaianan tidak jelas (misal : bermain boneka, masak-masak).
   Cooperative play : aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (misal : main sepak bola).
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada sekolah adalah Pararel Play dan Associative Play. Contoh permainan menyebutkan. Adapun karakteristik dalam permainan ini adalah lebih ke permainan skiil play dimana nanti dalam permainan ini anak dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan melipat kertas menghasilkan kreatifitas yang lucu dan unik yang menyerupai bentuk hewan ataupun yang lainnya. Misalnya misalnya membuat burung, dan perahu.

BAB III
METODELOGI PERMAINAN

JUDUL PERMAINAN
Melatih kreatifitas dengan Origami.

DESKRIPSI PERMAINAN
Origami adalah seni melipat kertas yang menghasilkan kreatifitas yang lucu dan unik yang menyerupai bentuk-bentuk hewan, membuat siapapun dari usia anak-anak, remaja, sampai dewasa menyukai permainan origami. Origami bermanfaat untuk melatih otak dan motorik halus anak yang akhirnya dapat melatih dan mengasah kreatifitas anak, selain itu, permainan ini akan menghilangkan ketergantungan anak-anak kepada jenis-jenis permainan moderen.

TUJUAN PERMAINAN
Permainan yang dilakukan bertujuan untuk :
Mengurangi kejenuhan dan kecemasan anak dalam proses hospitalisasi
Mengembangkan ketrampilan berbahasa.
Melatih ketrampilan motorik halus dan motorik kasar anak
Melatih kerjasama mata dan tangan
Merangsang dan melatih daya imajinasi anak
Mendorong anak untuk berinteraksi
Menstimulasi anak untuk mengenal dirinya
Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan
Media komunikasi perawat-anak-keluarga

KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Pengendalian emosi
Kemampuan motorik halus dan kasar anak
Kreativitas. Melalui permainan ini anak menjadi kreatif, karena anak mencoba ide-ide baru. Jikalau anak merasa puas dengan kreativitas barunya maka anak akan mencoba pada situasi yang lain.
Intelektual. Mengembangkan kecerdasan anak (memasang, mengenal, membedakan warna)
Kemampuan dalam melatih kerjasama mata dan tangan
Mampu bersosialisasi.

JENIS PERMAINAN
Jenis  permainan yang dipilih pada anak usia 6-12 tahun adalah origami.

ALAT YANG DIPERLUKAN
Alat yang diperlukan adalah kertas origami.

WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Kamis, 7 Maret 2013
Waktu :  09.30 wib

HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
Anak jengkel karena tidak bisa bermain sesuai petunjuk sehingga tidak mau melanjutkan permainan
Anak malas bermain karena kondisi tubuh yang lemas dan lemah berhubungan dengan proses penyakit
Anak kurang memperhatikan
Anak terlalu lelah
Anak merasa bosan dan kesal.

ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN
Menjelaskan pada anak bahwa ini hanyalah permainan sehingga tidak perlu mempermasalahkan kesempurnaan hasil permainan, yang terpenting manfaat permainan yaitu supaya tidak bosan di rumah sakit
Pelaksanaan bermain tidak terlalu lama
Memilih permainan yang tidak membutuhkan banyak energi
Penjelasan dan media harus menarik
Anjurkan untuk beristirahat sebentar jika anak merasa lelah atau capai

PENGORGANISASIAN
Skema


1




Keterangan :
An. A
Perawat
Orang tua anak

PREPLANING WAKTU BERMAIN

No Tahap Waktu Kegiatan media  
1 Pembukaan Menit
Salam terapeutik kepada klien dan keluarga
Menjelaskan jenis dan tujuan bermain.
Menjelaskan proses bermain.
Kontrak waktu untuk lama bermain. -  
Pelaksanaan Menit Menanyakan apakah anak pernah bermain origami
Membimbing anak membuat sesuatu dari bermain origami. Kertas origami


 
Penutup 2 menit Evaluasi
Memberi reinforcement positif
Memberi salam penutup -

METODE
Demonstrasi

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur.
Tempat dan alat siap sebelum acara dimulai.
Proposal sudah jadi dan disetujui.
Sudah melakukan kontak waktu dengan pasien.
Perawat siap memfasilitasi.
Evaluasi Proses
Pelaksana berperan  sesuai dengan perannya masing- masing.
Waktu dan tempat sesuai pre planning.
Melakukan kontrak waktu ulang pada pasien.
Alat dapat digunakan dengan efektif.
Anak antusias mengikuti terapi bermain ini sampai selesai dengan didampingi orang tua.
Pelaksanaan kegiatan bermain ini dapat berjalan dengan lancar.
Evaluasi Hasil
Anak mampu bermain dengan alat yang diberikan

No comments:

Post a Comment

iklan perawatan luka

iklan