Pengertian dari SP2KP atau Sistem Pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional adalah kegiatan pengelolaan asuhan
keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP merupakan
pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam
SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat
Asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya. Komponennya terdiri dari perawat,
profil pasien, sistem pemberian asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai
profesional, fasilitas, sarana prasarana (logistik) serta dokumentasi asuhan
keperawatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI, 2009).
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
(kombinasi metode tim dan metode keperawatan primer). Penetapan metode ini
didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :
a.
Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan
keperawatan dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya tanggung
jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu layanan profesional.
b.
Terdapat satu orang perawat professional yang disebut
PP, yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Pada MPKP , perawat primer adalah perawat lulusan sarjana
keperawatan/Ners.
c.
Pada metode keperawataan primer, hubungan professional
dapat ditingkatkan terutama dengan profesi lain.
d.
Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni
karena membutuhkan jumlah tenaga Skp/Ners yang lebih banyak, karena setiap PP
hanya merawat 4-5 klien dan pada metode modifikasi keperawatan primer , setiap
PP merawat 9-10 klien.
e.
Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan
dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kombinasi metode tim dan perawat primer
menjadi penting sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi mampu
mengarahkan dan membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya.
f.
Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada
metode ini tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua
anggota tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas semua asuhan yang diberikan.
Apabila ditinjau dari 5 sub
sistem yang diidentifikasi oleh Hoffart & Woods (1996), secara sederhana
dapat diartikan sebagai berikut :
a.
Nilai-nilai
profesional sebagai inti model
Pada model
ini, PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga sejak klien/keluarga
masuk ke suatu ruangr rawat yang merupakan awal dari penghargaan atas harkat
dan martabat manusia. Hubungan tersebut akan terus dibina selama klien dirawat
di ruang rawat, sehingga klien/keluarga menjadi partner dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pelaksanaan dan evaluasi renpra, PP mempunyai otonomi dan
akuntabilitas untuk mempertanggung jawabkan asuhan yang diberikan termasuk
tindakan yang dilakukan PA di bawah tanggung jawab untuk membina performa PA
agar melakukan tindakan berdasarkan nilai – nilai professional.
b.
Pendekatan
Manajemen
Model ini
memberlakukan manajemen SDM, artinya ada garis komunikasi yang jelas antara PP
dan PA. Performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. PP adalah seorang
manajer asuhan keperawatan yang harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang
efektif.
c.
Metode pemberian
asuhan keperawatan
Metode
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi keperawatan
primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP. PP akan
mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra
sesuai kebutuhan klien.
d.
Hubungan
professional
Hubungan
professional dilakukan oleh PP dimana PP lebih mengetahui tentang perkembangan
klien sejak awal masuk ke suatu ruang rawat sehingga mampu member informasi
tentang kondisi klien kepada profesi lain khususnya dokter. Pemberian informasi
yang akurat tentang perkembangan klien akan membantu dalam penetapan rencana
tindakan medic.
e.
Sistem
kompensasi dan penghargaan
PP dan
timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang
professional. Kompensasi san penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan
bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.
Kompensasi berupa jasa dapat diberikan kepada PP dan PA dalam satu tim yang
dapat ditentukan berdasarkan derajat ketergantungan klien. PP dapat mempelajari
secara detail asuhan keperawatan klien tertentu sesuai dengan gangguan/masalah
yang dialami sehingga mengarah pada pendidikan ners spesialis.
Metode modifikasi Perawat
Primer-Tim yaitu seorang PP bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan pada sekelompok pasien mulai dari pasien
masuk sampai dengan bantuan beberapa orang PA. PP dan PA selama kurun waktu
tertentu bekerjasama sebagai suatu tim yang relative tetap baik dari segi
kelompok pasien yang dikelola, maupun orang – orang yang berada dalam satu tim
tersebut . Tim dapat berperan efektif jika didalam tim itu sendiri terjalin
kerjasama yang professional antara PP dan PA. selain itu tentu saja tim tersebut
juga harus mampu membangun kerjasama professional dengan tim kesehatan lainnya.
No comments:
Post a Comment