Thursday 14 December 2017

CONTOH FORMAT RESUME JURNAL

PENGARUH BERSEPEDA TERHADAP OKSIGENASI PADA OTOT LEHER ATAU BAHU YANG RILEKS PADA WANITA DENGAN DAN TANPA NYERI KRONIK

Lars L. Andersen · Anne Katrine Blangsted ·
Pernille Kofoed Nielsen · Lone Hansen ·
Pernille Vedsted · Gisela Sjøgaard · Karen Søgaard

A.    PENDAHULUAN
Nyeri merupakan ketidaknyamanan yang harusnya bisa dirasakan oleh individu yang merasakannya dan sensasi yang dirasakan beragam bisa ringan maupun berat. Nyeri leher/bahu sering menjadi keluhan pada sejumlah karyawan yang mempunyai pekerjaan menetap (misalnya pekerjaannya mengharuskan untuk duduk menghadap komputer secara terus menerus). Nyeri yang sering timbul yaitu pada otot trapezius atas, dan diyakini apabila dibiarkan secara jangka waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan timbulnya gangguan metabolik. Otot trapezius merupakan otot yang menyusun struktur punggung manusia. Dinamakan trapezius, sebab bentuknya mirip dengan bangun trapezium; sudut-sudutnya berada di leher, dua berada di kedua bahu, dan satu sudut lainnya melekat di tulang punggung T12. Otot trapezius biasanya terkapilarisasi dengan baik dibandingkan dengan otot skeletal besar lainnya. Akan tetapi, dalam reaksi lambat serat otot pada wanita dengan trapezius myalgia dibandingkan dengan kontrol asimtomatik menurunkan kapilarisasi tiap serat luas penampang, dan peningkatan kadar megafiber dengan kapilarisa yang rendah telah dilaporkan mengenai kasus tersebut.
Selain itu, gangguan sistem dari mikrosirkulasi secara lokal pada nyeri otot trapezius telah ditunjukkan. Dengan demikian, intervensi untuk meningkatkan oksigenasi dalam otot yang nyeri tampaknya relevan. Leher/bahu yang sering dilatih secara spesifik menunjukkan manfaat yang berkepanjangan dalam mengurangi rasa sakit. Namun, pilihan alternatif harus menjadi pertimbangan bagi mereka yang mau atau tidak dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Aktivitas fisik secara umum melibatkan otot besar yang diakui untuk meningkatkan faktor risiko sindrom metabolik yang terkait. Bersepeda merupakan suatu bentuk komuter aktif yang dapat dilakukan di banyak masyarakat, dan terkait dengan berkurangnya resiko penyakit kardiovaskular. Untuk lebih jauhnya, bersepeda dengan bahu yang santai telah terbukti dapat mengurangi nyeri akut leher/bahu pada wanita dengan trapezius myalgia.
Namun, belum diketahui apakah berolahraga dengan kelompok otot yang besar dapat positif mempengaruhi oksigenasi dari otot-otot leher/bahu yang santai, dan apakah nyeri kronis berinteraksi negatif dengan tanggapan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki jaringan oksigenasi otot trapezius selama santai dan setelah bersepeda pada wanita karir dengan dan tanpa trapezius (CON) myalgia (MYA).

B.     METODE
1.      Studi desain
Peserta direkrut dari rehabilitasi trapezius myalgia yang merupakan karyawan tetap, yang telah diuraikan secara rinci sebelumnya. Secara singkat, kuesioner dan pemeriksaan klinisnya dilakukan untuk mengidentifikasi kesehatan pekerja dimana pekerja dengan trapezius myalgia (MYA) dan tanpa trapezius myalgia (CON). Jumlah total yang berpartisipasi dalam study ini yaitu 17 MYA dan 8 CON. Semua peserta merupakan bangsa kulit putih.
Kriteria Inklusi bagi MYA yaitu:
1.      Rasa sakit dan ketidaknyamanan di tahun sebelumnya selama lebih dari 30 hari pada region leher/bahu.
2.      Tidak lebih dari 30 hari untuk masalah di tiga bagian tubuh lainnya dan bukan merupakan penyakit muscoloskeletal.
3.      Masalah tersebut ada pada skala ordinal “kecil” , “cukup”, “cukup banyak”, “banyak”, dan “sangat banyak”.
4.      Menetapkan masalah dalam sebuah skala ordinal “jarang”, “seminggu sekali” , “2-3 kali per minggu”, “hampir setiap saat”.
5.      Intensitas masalah selama kurun waktu tiga bulan ada pada skala 0–9, di mana “0” berarti rasa sakit tidak ada, “9” berarti sakit sekali.
Kriteria Inklusi untuk CON yaitu :
1.      Rasa sakit dan ketidaknyamanan di tahun sebelumnya selama kurang dari 8 hari pada region leher/bahu
2.      Region tubuh yang mengalami masalah lebih dari 30 hari tidak lebih dari tiga, dan menjawab tidak pada pertanyaan 3 sampai 5. Pengecualian kriteria untuk kedua kelompok dengan kondisi serius seperti sebelumnya yaitu trauma leher atau bahu, penyakit mengancam hidup, penyakit kardiovaskular, atau arthritis di leher dan bahu.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan klinis pada  leher dan ekstremitas atas. Kriteria utama untuk diagnosis klinis positif trapezius myalgia adalah (1) sakit pada area leher, (2) ketegangan pada otot atas trapezius, dan (3) teraba kelembutan otot atas trapezius. Semua peserta diberitahu tentang tujuan dan isi dari proyek dan memberikan persetujuan tertulis untuk berpartisipasi dalam studi, yang serupa Deklarasi Helsinki, dan disetujui oleh Komite etika lokal.
2.      Cycle ergometer exercise (siklus argometer)
Para peserta melakukan latihan selama 20 menit di atas sepeda argometer, hanya dengan menggunakan kaki mereka sambil tetap menjaga bahu agar tetap santai dan tidak memegang palang. Latihan yang dimulai dari tingkat 55 % dari oksigen maksimal penyerapan ( VO2max ) selama 10 menit dan meningkat menjadi 70 % untuk 10 menit selanjutnya.
Untuk menetapkan standarisasi metode yang digunakan untuk memperkirakan latihan( oksigen maksimal penyerapan, VO2max) selama submaximal beban kerja yang disediakan oleh sepeda argometer dari argometer dilakukan sebelum studi itu yaitu minimal 3 hari sebelumnya.
3.      Spectroscopy inframerah
Oksigenasi jaringan otot diukur dengan mengggunakan spectroscopy inframerah 2 Hz selama 20 menit  latihan bersepeda pada sisi dominan CON dan pada sisi MYA yang paling terkena dampaknya.Orang yang diampu duduk di atas sepeda dengan menghilangkan latar belakang cahaya dan dijamin jarak antara sumber cahaya dan detektor.  Alat pendeteksi ditempatkan dibagian melintang dari otot trapezius atas pada titik tengah antara akromion dan tulang leher ketujuh. Untuk menentukan jarak optimal antara sumber cahaya dan detektor, dilakukan pengukuran ultrasound dengan sisi pengukuran ( dari otot trapezius dan jaringan lemak dan kulit ) pada sisi yang dominan CON dan pada kasus MYA pada sisi yang paling menyakitkan. Sebagai hasilnya otot trapezius dan jaringan ( kulit dan lemak ) yang mana sesuai dengan penelitian sebelumnya, jarak antara cahaya dengan  detektor 3cm dan menstransmisikan cahaya 1,5-2 cm  untuk memastikan bahwa rekaman tepat berada di otot trapezius. Pengukuran diberikan sebagai perubahan konsentrasi di M oxy-hemoglobin ( Hb O) deoxyhaemoglobin ( HHB ) dan total hemoglobin  ( THB = O + Hb HHB ) dari awal. Berarti nilai untuk setiap mata pelajaran dihitung selama periode 30 detik secara  terus menerus selama periode latihan 20 menit dan 20 menit periode pemulihan setelah latihan.
4.      Tekanan darah
Irama tekanan darah sistolik dan diastolik diukur secara terus menerus  dengan menggunakan Finometer TM.  Validasi perangkat ini sudah dilaporkan sebelumnya. Secara otomatis tekanan darah dikoreksi untuk mengimbangi posisi vertikal tangan sehubungan dengan tingkat jantung. Sampel pengukuran darah itu sebesar 2,5 kHz.
5.      Statistic
SAS perangkat lunak windows statistik digunakan untuk semua analisis. Data untuk CON dan MYA dibandingkan denga menggunakan ANOVA dengan waktu ( selama latihan sepeda ) dan kelompok ( CON, MYA ) sebagai variabel independen.  Setelah pengambilan data disesuaikan untuk beberapa perbandingan. sebuah kemungkinan < 0,05 diterima sebagai kriteia penting dan data disajikan dengan rata – rata ± SD, kecuali ada kemungkinan lain.


C.    HASIL
1.      Oksigenasi jaringan
Pengujian  hipotesis apriori menunjukkan adanya perubahan waktu signifikan ( P<0,0001 ) untuk O2HB ,HHb, dan THb dan interaksi waktu kelompok dari O2Hb ( P<0,05 ). Interkasi waktu kelompok yang tidak bisa  signifikan yaitu HHb ( P = 0,64 ) dan THb ( P = 0,11 ). Lebih lanjutnya, perubahan  kelompok yang tidak signifikan yaitu HHb (P = 0,53) dan THb (P = 0,95). Umumnya O2Hb, HHb, dan THb pada  otot trapesius  meningkat dari awal hingga akhir dari pelatihan siklus dengan lebih jauh. Tes post hoc menunjukan bahwa kerelativan terhadap baseline 02Hb meningkat 4,9 di MYA ( P < 0,001 ) dan 5,2 in CON ( P<0,001 ) setelah  19 menit latihan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara keompok. Setelah latihan O2Hb, HHb, dan THb meningkat lebih lanjut pada kedua kelompok, tetapi  O2Hb meningkat lebih jauh daripada CON di MYA ( P =0,05)
2.      Tekanan darah
Untuk tekanan darah sistolik, terdapat perubahan waktu signifikan ( P < 0,0001 ) dan interaksi waktu oleh kelompok ( P< 0,05 ). Dari kedua kelompok ada peningkatan awal dalam tekanan darah sistolik, dimana setelah itu hanya ada penurunan pada MYA. Selama periode pemulihan, tekanan darah sistolik berkurang secara signifikan  pada kedua kelompok.

D.    DISKUSI
Penemuan yang paling utama dari penelitian ini adalah meningkatnya oksigenasi dari otot trapezius yang tidak bekerja, yang dilakukan dengan cara bersepeda pada wanita yang tidak mempunyai nyeri otot leher dan, otot bahu. Sesudah di observasi keduanya, setelah latihan ternyata respon otot trapezius mylagia mengalami penurunan.
Perubahan oksigenasi dari kondisi beristirahat menunjukkan keseimbangan dinamik antara suplai oksigen dan konsumsi lokal pada jaringan otot. Bila permintaan oksigen tetap, maka sebagian besar perubahan utama aliran oksigen adalah pasokan darah. Dengan demikian, selama keseimbangan metabolisme ditemukan perubahan pada oksigen di dalam darah ketika beristirahat dan juga ketika melatih otot ( fadel dkk.2004 ). Dalam perubahan ini oksigen meningkat karena darah dari istirahatnya otot trapezius. Darah di jaringan aktif umumnya menurun selama latihan karena simpatik meningkat bisa disebut juga nervous aktivitas, vasokonstriksi keseluruhan (McAllister.1998). Peningkatan ini bisa disebabkan oleh tekanan perfusi yang lebih tinggi karena ada hubungan inverse perubahan dalam oksigenasi dan tekanan darah. Tekanan darah sistolik menunjukkan peningkatan awal jangka pendek, secara bertahap dikurangilah latihan dalam MYA. Adanya peningkatan jaringan oksigenasi setelah latihan terlepas dari penurunan tekanan darah. Oleh karena itu, perubahan vaskular mungkin disebabkan oleh mekanisme lainnya. Zat-zat yang dilepaskan dari otot-otot kaki ke sirkulasi umum dapat berkontribusi untuk peningkatan darah di otot-otot yang tidak aktif. Dengan demikian, bersepeda tampaknya menjadi alternative bentuk untuk meningkatkan oksigenasi. Namun, perlu dicatat bahwa respon dalam O2Hb setelah latihan pada wanita dengan trapezius mialgia, menunjukkan nyeri akut dari otot trapezius dalam bersepeda dengan bahu santai (Andersen dkk.2008a ). Dan hipoksia diketahui menyebabkan nyeri, rasa sakit karena sebagian untuk peningkatan oksigenasi. Namun, perlu dicatat bahwa faktor lain memberikan kontribusi untuk pengurangan nyeri juga, misalnya beta-endorfin (Goldfarb dkk. 1990). Menunjukkan dosis untuk mendapatkan effek yang diinginkan. Dengan demikian, effek dosis lebih teratur dan lebih besar jangka panjang bersepeda harus diselidiki. Pada dasar eksplorasi, mengungkapkan beberapa kenaikan tertunda dan lebih lambat dalam O2Hb dibandingkan dengan CON. Sementara O2Hb terlihat naik setelah 6 menit pada MYA, meningkat sudah setelah 3 menit dilihat dalam CON.  Dari awal hanya setelah 6-7 menit Selanjutnya, meskipun MYA tampaknya memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan HHB dengan CON dan perbedaan ini tampaknya untuk memperluas sebagai latihan berkembang keintensitas yang lebih tinggi. Akhirnya, CON tampaknya memiliki tekanan darah respon cepat untuk latihan meningkat dengan intensitas selama 10 memit, sedangkan tekanan darah menurun terus di MYA meskipun intensitas meningkat, dengan menunjukkan kecenderungan sistolik tekanan darah dalam CON menjadi lebih tinggi dari pada di MYA paling banyak, waktu poin setelah 10 menit latihan (P<0,10). Dengan demikian respon vasoregulatory tumpul di MYA mungkin menghasilkan produksi laktat lebih terlihat jelas secara lokal di otot-otot yang berpotensi memberikan kontribusi untuk nyeri otot.(2010; Rosendaldkk.2004a,b ).

E.     KESIMPULAN
Dari data-data di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian ini adalah untuk menyelidiki jaringan oksigenasi otot trapezius selama santai dan setelah bersepeda pada wanita karir dengan dan tanpa trapezius (CON) myalgia (MYA).

Kesimpulannya, bersepeda dapat meningkatkan oksigenasi, ketika leher beristirahat/ otot bahu pada wanita dengan dan tanpa trapezius mialgia, dapat menunjukkan efek positif akut. Dengan demikian, bersepeda merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan oksigenasi dari ketika otot leher/ otot bahu beristirahat.

No comments:

Post a Comment

iklan perawatan luka

iklan