PENGARUH
BERSEPEDA TERHADAP OKSIGENASI PADA OTOT LEHER ATAU BAHU YANG RILEKS PADA WANITA
DENGAN DAN TANPA NYERI KRONIK
Lars L. Andersen · Anne Katrine Blangsted ·
Pernille Kofoed Nielsen · Lone Hansen ·
Pernille
Vedsted · Gisela Sjøgaard · Karen Søgaard
A.
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan
ketidaknyamanan yang harusnya bisa dirasakan oleh individu yang merasakannya
dan sensasi yang dirasakan beragam bisa ringan maupun berat. Nyeri leher/bahu
sering menjadi keluhan pada sejumlah karyawan yang mempunyai pekerjaan menetap
(misalnya pekerjaannya mengharuskan untuk duduk menghadap komputer secara terus
menerus). Nyeri yang sering timbul yaitu pada otot trapezius atas, dan diyakini
apabila dibiarkan secara jangka waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan
timbulnya gangguan metabolik. Otot trapezius merupakan otot yang menyusun
struktur punggung manusia. Dinamakan trapezius, sebab bentuknya mirip dengan
bangun trapezium; sudut-sudutnya berada di leher, dua berada di kedua bahu, dan
satu sudut lainnya melekat di tulang punggung T12. Otot trapezius biasanya
terkapilarisasi dengan baik dibandingkan dengan otot skeletal besar lainnya.
Akan tetapi, dalam reaksi lambat serat otot pada wanita dengan trapezius
myalgia dibandingkan dengan kontrol asimtomatik menurunkan kapilarisasi tiap
serat luas penampang, dan peningkatan kadar megafiber dengan kapilarisa yang
rendah telah dilaporkan mengenai kasus tersebut.
Selain itu,
gangguan sistem dari mikrosirkulasi secara lokal pada nyeri otot trapezius
telah ditunjukkan. Dengan demikian, intervensi untuk meningkatkan oksigenasi
dalam otot yang nyeri tampaknya relevan. Leher/bahu yang sering dilatih secara
spesifik menunjukkan manfaat yang berkepanjangan dalam mengurangi rasa sakit.
Namun, pilihan alternatif harus menjadi pertimbangan bagi mereka yang mau atau
tidak dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Aktivitas fisik secara umum
melibatkan otot besar yang diakui untuk meningkatkan faktor risiko sindrom
metabolik yang terkait. Bersepeda merupakan suatu bentuk komuter aktif yang
dapat dilakukan di banyak masyarakat, dan terkait dengan berkurangnya resiko
penyakit kardiovaskular. Untuk lebih jauhnya, bersepeda dengan bahu yang santai
telah terbukti dapat mengurangi nyeri akut leher/bahu pada wanita dengan
trapezius myalgia.
Namun, belum diketahui apakah berolahraga dengan
kelompok otot yang besar dapat positif mempengaruhi oksigenasi dari otot-otot
leher/bahu yang santai, dan apakah nyeri kronis berinteraksi negatif dengan
tanggapan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki jaringan
oksigenasi otot trapezius selama santai dan setelah bersepeda pada wanita karir
dengan dan tanpa trapezius (CON) myalgia (MYA).
B.
METODE
1.
Studi desain
Peserta
direkrut dari rehabilitasi trapezius myalgia yang merupakan karyawan tetap,
yang telah diuraikan secara rinci sebelumnya. Secara singkat, kuesioner dan
pemeriksaan klinisnya dilakukan untuk mengidentifikasi kesehatan pekerja dimana
pekerja dengan trapezius myalgia (MYA) dan tanpa trapezius myalgia (CON).
Jumlah total yang berpartisipasi dalam study ini yaitu 17 MYA dan 8 CON. Semua
peserta merupakan bangsa kulit putih.
Kriteria Inklusi bagi
MYA yaitu:
1. Rasa
sakit dan ketidaknyamanan di tahun sebelumnya selama lebih dari 30 hari pada
region leher/bahu.
2. Tidak
lebih dari 30 hari untuk masalah di tiga bagian tubuh lainnya dan bukan
merupakan penyakit muscoloskeletal.
3. Masalah
tersebut ada pada skala ordinal “kecil” , “cukup”, “cukup banyak”, “banyak”,
dan “sangat banyak”.
4. Menetapkan
masalah dalam sebuah skala ordinal “jarang”, “seminggu sekali” , “2-3 kali per
minggu”, “hampir setiap saat”.
5. Intensitas
masalah selama kurun waktu tiga bulan ada pada skala 0–9, di mana “0” berarti
rasa sakit tidak ada, “9” berarti sakit sekali.
Kriteria Inklusi untuk CON yaitu :
1. Rasa
sakit dan ketidaknyamanan di tahun sebelumnya selama kurang dari 8 hari pada
region leher/bahu
2. Region
tubuh yang mengalami masalah lebih dari 30 hari tidak lebih dari tiga, dan
menjawab tidak pada pertanyaan 3 sampai 5. Pengecualian kriteria untuk kedua
kelompok dengan kondisi serius seperti sebelumnya yaitu trauma leher atau bahu,
penyakit mengancam hidup, penyakit kardiovaskular, atau arthritis di leher dan
bahu.
Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan klinis pada leher
dan ekstremitas atas. Kriteria utama untuk diagnosis klinis positif trapezius
myalgia adalah (1) sakit pada area leher, (2) ketegangan pada otot atas
trapezius, dan (3) teraba kelembutan otot atas trapezius. Semua peserta diberitahu
tentang tujuan dan isi dari proyek dan memberikan persetujuan tertulis untuk
berpartisipasi dalam studi, yang serupa Deklarasi Helsinki, dan disetujui oleh
Komite etika lokal.
2. Cycle
ergometer exercise (siklus argometer)
Para
peserta melakukan latihan selama 20 menit di atas sepeda argometer, hanya
dengan menggunakan kaki mereka sambil tetap menjaga bahu agar tetap santai dan
tidak memegang palang. Latihan yang dimulai dari tingkat 55 % dari oksigen
maksimal penyerapan ( VO2max ) selama 10 menit dan meningkat menjadi
70 % untuk 10 menit selanjutnya.
Untuk
menetapkan standarisasi metode yang digunakan untuk memperkirakan latihan(
oksigen maksimal penyerapan, VO2max) selama submaximal beban kerja
yang disediakan oleh sepeda argometer dari argometer dilakukan sebelum studi
itu yaitu minimal 3 hari sebelumnya.
3.
Spectroscopy inframerah
Oksigenasi
jaringan otot diukur dengan mengggunakan spectroscopy inframerah 2 Hz selama 20
menit latihan bersepeda pada sisi
dominan CON dan pada sisi MYA yang paling terkena dampaknya.Orang yang diampu duduk di atas sepeda dengan
menghilangkan latar belakang cahaya dan dijamin jarak antara sumber cahaya dan
detektor. Alat pendeteksi ditempatkan
dibagian melintang dari otot trapezius atas pada titik tengah antara akromion
dan tulang leher ketujuh. Untuk menentukan jarak optimal antara sumber cahaya
dan detektor, dilakukan pengukuran ultrasound dengan sisi pengukuran ( dari
otot trapezius dan jaringan lemak dan kulit ) pada sisi yang dominan CON dan
pada kasus MYA pada sisi yang paling menyakitkan. Sebagai hasilnya otot
trapezius dan jaringan ( kulit dan lemak ) yang mana sesuai dengan penelitian
sebelumnya, jarak antara cahaya dengan
detektor 3cm dan menstransmisikan cahaya 1,5-2 cm untuk memastikan bahwa rekaman tepat berada
di otot trapezius. Pengukuran diberikan sebagai perubahan konsentrasi di M
oxy-hemoglobin ( Hb O) deoxyhaemoglobin ( HHB ) dan total hemoglobin ( THB = O + Hb HHB ) dari awal. Berarti nilai
untuk setiap mata pelajaran dihitung selama periode 30 detik secara terus menerus selama periode latihan 20 menit
dan 20 menit periode pemulihan setelah latihan.
4.
Tekanan darah
Irama
tekanan darah sistolik dan diastolik diukur secara terus menerus dengan menggunakan Finometer TM. Validasi perangkat ini sudah dilaporkan
sebelumnya. Secara otomatis tekanan darah dikoreksi untuk mengimbangi posisi
vertikal tangan sehubungan dengan tingkat jantung. Sampel pengukuran darah itu
sebesar 2,5 kHz.
5.
Statistic
SAS
perangkat lunak windows statistik digunakan untuk semua analisis. Data untuk
CON dan MYA dibandingkan denga menggunakan ANOVA dengan waktu ( selama latihan
sepeda ) dan kelompok ( CON, MYA ) sebagai variabel independen. Setelah pengambilan data disesuaikan untuk
beberapa perbandingan. sebuah kemungkinan < 0,05 diterima sebagai kriteia
penting dan data disajikan dengan rata – rata ± SD, kecuali ada kemungkinan
lain.
C.
HASIL
1. Oksigenasi
jaringan
Pengujian
hipotesis apriori menunjukkan adanya perubahan waktu signifikan (
P<0,0001 ) untuk O2HB ,HHb, dan THb dan interaksi waktu kelompok
dari O2Hb ( P<0,05 ). Interkasi waktu kelompok yang tidak
bisa signifikan yaitu HHb ( P = 0,64 )
dan THb ( P = 0,11 ). Lebih lanjutnya, perubahan kelompok yang tidak signifikan yaitu HHb (P = 0,53) dan THb (P =
0,95). Umumnya O2Hb, HHb, dan THb pada otot trapesius meningkat dari awal hingga akhir dari
pelatihan siklus dengan lebih jauh. Tes post hoc menunjukan bahwa kerelativan
terhadap baseline 02Hb meningkat 4,9 di MYA ( P < 0,001 ) dan 5,2
in CON ( P<0,001 ) setelah 19 menit
latihan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara keompok. Setelah
latihan O2Hb,
HHb, dan THb meningkat lebih lanjut pada kedua kelompok, tetapi O2Hb meningkat lebih jauh daripada
CON di MYA ( P =0,05)
2. Tekanan
darah
Untuk tekanan darah sistolik, terdapat perubahan
waktu signifikan ( P < 0,0001 ) dan interaksi waktu oleh kelompok ( P<
0,05 ). Dari kedua kelompok ada peningkatan awal dalam tekanan darah sistolik,
dimana setelah itu hanya ada penurunan pada MYA. Selama periode pemulihan, tekanan
darah sistolik berkurang secara signifikan
pada kedua kelompok.
D.
DISKUSI
Penemuan yang paling utama dari penelitian ini adalah meningkatnya
oksigenasi dari otot trapezius yang tidak bekerja, yang dilakukan dengan cara bersepeda pada wanita yang tidak mempunyai
nyeri otot leher dan, otot bahu. Sesudah di observasi
keduanya, setelah latihan ternyata respon otot trapezius mylagia mengalami
penurunan.
Perubahan oksigenasi dari kondisi
beristirahat menunjukkan keseimbangan dinamik antara suplai oksigen dan konsumsi
lokal pada jaringan otot. Bila permintaan oksigen tetap, maka sebagian besar
perubahan utama aliran oksigen adalah pasokan darah. Dengan
demikian, selama keseimbangan metabolisme ditemukan perubahan pada oksigen di
dalam darah ketika beristirahat dan juga ketika melatih otot ( fadel dkk.2004
). Dalam perubahan ini oksigen meningkat karena darah dari istirahatnya otot
trapezius. Darah di jaringan aktif umumnya menurun selama
latihan karena simpatik meningkat bisa disebut juga nervous aktivitas, vasokonstriksi
keseluruhan (McAllister.1998). Peningkatan ini bisa disebabkan
oleh tekanan perfusi yang lebih tinggi karena ada hubungan inverse perubahan
dalam oksigenasi dan tekanan darah. Tekanan darah sistolik menunjukkan
peningkatan awal jangka pendek, secara bertahap dikurangilah latihan dalam MYA.
Adanya peningkatan jaringan oksigenasi setelah latihan terlepas dari penurunan
tekanan darah. Oleh karena itu, perubahan vaskular mungkin disebabkan oleh
mekanisme lainnya. Zat-zat yang dilepaskan dari otot-otot kaki ke sirkulasi
umum dapat berkontribusi untuk peningkatan darah di otot-otot yang tidak aktif.
Dengan demikian, bersepeda tampaknya menjadi alternative bentuk untuk
meningkatkan oksigenasi. Namun, perlu dicatat bahwa respon dalam O2Hb setelah latihan pada wanita
dengan trapezius mialgia, menunjukkan nyeri akut dari otot trapezius dalam
bersepeda dengan bahu santai (Andersen dkk.2008a ). Dan hipoksia
diketahui menyebabkan nyeri, rasa sakit karena sebagian untuk peningkatan
oksigenasi. Namun, perlu dicatat bahwa faktor lain memberikan kontribusi untuk
pengurangan nyeri juga, misalnya beta-endorfin (Goldfarb dkk. 1990). Menunjukkan
dosis untuk mendapatkan effek yang diinginkan. Dengan demikian, effek dosis
lebih teratur dan lebih besar jangka panjang bersepeda harus diselidiki. Pada
dasar eksplorasi, mengungkapkan beberapa kenaikan tertunda dan lebih lambat
dalam O2Hb dibandingkan dengan CON. Sementara O2Hb terlihat naik setelah 6
menit pada MYA, meningkat sudah setelah 3 menit dilihat dalam CON. Dari awal hanya setelah 6-7 menit
Selanjutnya, meskipun MYA tampaknya memiliki tingkat yang lebih tinggi
dibandingkan HHB dengan CON dan perbedaan ini tampaknya untuk memperluas
sebagai latihan berkembang keintensitas yang lebih tinggi. Akhirnya, CON
tampaknya memiliki tekanan darah respon cepat untuk
latihan meningkat dengan intensitas selama 10 memit, sedangkan tekanan darah
menurun terus di MYA meskipun intensitas meningkat, dengan menunjukkan
kecenderungan sistolik tekanan darah dalam CON menjadi lebih tinggi dari pada
di MYA paling banyak, waktu poin setelah 10 menit latihan (P<0,10).
Dengan demikian respon vasoregulatory tumpul di MYA mungkin menghasilkan
produksi laktat lebih terlihat jelas secara lokal di otot-otot yang berpotensi
memberikan kontribusi untuk nyeri otot.(2010; Rosendaldkk.2004a,b ).
E.
KESIMPULAN
Dari data-data
di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian ini adalah
untuk menyelidiki jaringan oksigenasi otot trapezius selama santai dan setelah
bersepeda pada wanita karir dengan dan tanpa trapezius (CON) myalgia (MYA).
Kesimpulannya, bersepeda dapat meningkatkan
oksigenasi, ketika leher beristirahat/ otot bahu pada wanita dengan dan tanpa
trapezius mialgia, dapat menunjukkan efek positif akut. Dengan demikian,
bersepeda merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan oksigenasi dari ketika
otot leher/ otot bahu beristirahat.
No comments:
Post a Comment